Langkat, (Antaranews Sumut) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, dalam kunjungannya ke berbagai pasar tradisional menemukan adanya pedagang yang menjual tahu dan anggur berformalin, sehingga bisa berdampak terhadap kesehatan konsumen.
Sekretaris Tim Pengendali Inflasi Daerah Langkat Sutrisuanto, di Stabat, Senin, mengatakan ditemukannya tahu dan anggur berformalin tersebut setelah dilakukan penelitian oleh Dinas Kesehatan Langkat termasuk BPOM Medan yang juga ikut melakukan penelitian terhadap berbagai sampel makanan yang diperjualbelikan selama bulan Ramadhan 1439 Hijriah.
"Kita juga sudah melakukan berbagai tindakan untuk tahu dan pedagang anggur ini akan kita panggil segera, agar tidak lagi memperdagangkan dagangannya bila masih juga membandel akan ada tindakan tegas yang akan ditangani langsung oleh Satgas Pangan," katanya.
Ia juga menjelaskan akan melakukan monitoring langsung lagi ke lapangan dalam rangka persiapan pelaksanaan Idul Fitri, untuk mengantisipasi makanan, kue, jajanan yang diperdagangkan agar tidak mengandung bahan berbahaya yang bisa berdampak negatif kepada masyarakat.
Pihaknya juga sudah mendorong instansi terkait lainnya seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, untuk terus pro aktif untuk mengantisipasi berbagai bahan berbahaya yang kemungkinan dipergunakan selama bulan ramadhan ini terutama pada bahan makanan.
Sutrisuanto menambahkan untuk kebutuhan pokok seperti beras, minyak makan, daging, telur, ikan, tepung terigu, daging ayam, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, harganya masih stabil dan belum ada kenaikan yang berarti selama ramadhan ini.
"Pasokan juga masih lancar dan belum ada terkendala di lapangan sehingga bahan pokok yang dibutuhkan warga masih tetap ada di berbagai pasar tradisional yang ada di daerah ini seperti di Stabat, Kuala, Tanjungpura, Pangkalan Brandan," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Sekretaris Tim Pengendali Inflasi Daerah Langkat Sutrisuanto, di Stabat, Senin, mengatakan ditemukannya tahu dan anggur berformalin tersebut setelah dilakukan penelitian oleh Dinas Kesehatan Langkat termasuk BPOM Medan yang juga ikut melakukan penelitian terhadap berbagai sampel makanan yang diperjualbelikan selama bulan Ramadhan 1439 Hijriah.
"Kita juga sudah melakukan berbagai tindakan untuk tahu dan pedagang anggur ini akan kita panggil segera, agar tidak lagi memperdagangkan dagangannya bila masih juga membandel akan ada tindakan tegas yang akan ditangani langsung oleh Satgas Pangan," katanya.
Ia juga menjelaskan akan melakukan monitoring langsung lagi ke lapangan dalam rangka persiapan pelaksanaan Idul Fitri, untuk mengantisipasi makanan, kue, jajanan yang diperdagangkan agar tidak mengandung bahan berbahaya yang bisa berdampak negatif kepada masyarakat.
Pihaknya juga sudah mendorong instansi terkait lainnya seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, untuk terus pro aktif untuk mengantisipasi berbagai bahan berbahaya yang kemungkinan dipergunakan selama bulan ramadhan ini terutama pada bahan makanan.
Sutrisuanto menambahkan untuk kebutuhan pokok seperti beras, minyak makan, daging, telur, ikan, tepung terigu, daging ayam, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, harganya masih stabil dan belum ada kenaikan yang berarti selama ramadhan ini.
"Pasokan juga masih lancar dan belum ada terkendala di lapangan sehingga bahan pokok yang dibutuhkan warga masih tetap ada di berbagai pasar tradisional yang ada di daerah ini seperti di Stabat, Kuala, Tanjungpura, Pangkalan Brandan," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018