Gunungsitoli, (Antaranews Sumut) - Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, melakukan riset kesehatan dasar (Riskesdas) mulai tanggal 20 April hingga 25 Mei 2018 dengan menerjunkan sebanyak 16 orang tenaga enumerator.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli melalui Kepala Sub Bagian Program Humas dan Informasi, Karyawanto Zebua, di Gunungsitoli, Sabtu, mengatakan Riskesdas merupakan kegiatan yang dilaksanakan lima kali dalam setahun oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Tujuan riset adalah untuk menyediakan informasi terkait besaran masalah kesehatan dan determinan yg mempengaruhinya sebagai pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pembangunan kesehatan di Indonesia.
"Riskesdas dilakukan di 34 propinsi di seluruh Indonesia, dan Kota Gunungsitoli masuk dalam bagian koordinator wilayah II," katanya.
Ia mengatakan, petugas yang terjun dilapangan untuk mengunjungi rumah warga disebut sebagai enumerator.
Enumerator adalah tenaga kesehatan yang direkrut di wilayah Kota Gunungsitoli, dan telah mengikuti pelatihan sebelumnya di Medan.
Dana atau biaya Riskesdas ditampung dalam Dipa Kemenkes RI, dan Kadis Kesehatan Kota Gunungsitoli hanya sebagai koordinator.
Sedangkan rumah warga yang didatangi enumerator hanya beberapa sample sesuai data yang ditentukan badan statistik.
"Tentunya agar program tersebut berhasil dengann baik, kami juga harapkan peran partisipasi dari masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Kepala Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli melalui Kepala Sub Bagian Program Humas dan Informasi, Karyawanto Zebua, di Gunungsitoli, Sabtu, mengatakan Riskesdas merupakan kegiatan yang dilaksanakan lima kali dalam setahun oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Tujuan riset adalah untuk menyediakan informasi terkait besaran masalah kesehatan dan determinan yg mempengaruhinya sebagai pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pembangunan kesehatan di Indonesia.
"Riskesdas dilakukan di 34 propinsi di seluruh Indonesia, dan Kota Gunungsitoli masuk dalam bagian koordinator wilayah II," katanya.
Ia mengatakan, petugas yang terjun dilapangan untuk mengunjungi rumah warga disebut sebagai enumerator.
Enumerator adalah tenaga kesehatan yang direkrut di wilayah Kota Gunungsitoli, dan telah mengikuti pelatihan sebelumnya di Medan.
Dana atau biaya Riskesdas ditampung dalam Dipa Kemenkes RI, dan Kadis Kesehatan Kota Gunungsitoli hanya sebagai koordinator.
Sedangkan rumah warga yang didatangi enumerator hanya beberapa sample sesuai data yang ditentukan badan statistik.
"Tentunya agar program tersebut berhasil dengann baik, kami juga harapkan peran partisipasi dari masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018