Kotapinang (Antaranews Sumut) - Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan berencana memugar Istana Bahrain bekas Kesultanan Kotapinang untuk simbol wisata di daerah.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Labusel, Balyan Nasution Jumat di Kotapinang mengatakan, istana peninggalan Kesultanan Kotapinang yang hancur pada revolusi sosial 56 tahun yang lalu itu merupakan benda cagar yang menjadi catatan sejarah tersendiri bagi daerah.

Bangunan yang terletak di Kelurahan Kotapinang, Kecamatan Kotapinang itu akan menjadi simbol wisata dan sejarah daerah khususnya kabupaten dengan moto ‘santun berkata bijak berkarya’ ini.

Baca juga: Labuhanbatu ajukan Rp270 miliar program pariwisata

Pihaknya akan mensosialisasikannya pada April 2018 nanti dan menyampaikan program ini kepada ahli waris Alm. Sultan Mustafa mengenai lahan tanah tersebut.

"Mengenai Istana Bahrain kami sudah berencana untuk melakukan pemugaran," katanya.

Selama ini, kata Balyan, pihaknya terkendala status kepemilikan lahan bekas Kesultanan Kotapinang yang masih simpang siur di masyarakat.

Dia berharap, masyarakat mendukung program ini sebagai catatan sejarah di daerah. "Kami tidak tahu siapa saja para ahli waris yang betkaitan langsung dengan eks Kesultanan Kotapinang. Mudah-mudahan tidak ada kendala, sehingga pemugaran dapat dilakukan," katanya. 

Baca juga: Labuhanbatu intensifkan gugusan Bukit Barisan di sektor pariwisata

Pengamatan wartawan, kondisi Istana Bahrain di Kotapinang tidak terawat. Hampir di sekeliling bangunan yang sudah hancur itu terdesak rumah warga.

 

Pewarta: Kurnia Hamdani

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018