Aekkanopan (Antaranews Sumut) - Hingga saat ini belum ada ditemukan kasus Difteri di Labuhanbatu Utara. Hal itu dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat menyertakan anaknya setiap pada tahapan vaksinasi atau imunisasi cukup tinggi.

Hal itu dikatakan Kepala Bidang Pengendalian Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Labura dr Mimi Andayani Nasution , Kamis. 

"Tidak ada ditemukan kasus diferia di Labura," katanya. 

Didampingi Kasi Surveilans dan Imunisasi Yetti Iriani SKM, Mimi menjelaskan terjadinya Difteri dikarenakan tidak lengkapnya imunisasi terhadap anak. Kendati demikian, pihaknya tetap memantau kasus yang sudah masuk katagori Kejadian Luar Biasa itu.

Dinkes telah melakukan berbagai langkah mengantisipasi kemungkinan adanya kasus Difteri di Labura. Seluruh jajaran Puskesmas dan RSUD Aekkanopan yang ada di kabupaten itu sudah mengadakan diberikan sosialisasi tentang kasus itu.

Kemudian mereka juga melakukan sweeping bagi bayi-bayi yang belum mendapatkan imunisasi. "Sweeping terus kita lakukan terhadap bayi yang imunisasinya belum lengkap," katanya memaparkan.

Disinggung tentang jumlah bayi yang diimunisasi, Yetti menambahkan hingga September 2017 dari 7.762 bayi yang sudah mendapatkan imunisasi sebanyak 5.554 orang. "Ini belum masuk data tiga bulan terakhir. Biasanya kita di atas 100 persen," sebutnya.

Sebelum mengakhiri keterangannya, Mimi mengatakan, jika ditemukan satu kasus, maka seluruh warga usia di bawah 19 tahun diimunisasi lagi. "Ini sudah ketentuan. Jadi memang masalah Difteri ini sudah katagori KLB," pungkasnya.


Pewarta: Sukardi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018