Gunungsitoli,11/12 (Antara) - Puluhan warga yang berasal dari Desa Olora, Desa Onozitoli Olora dan Desa Hilimbowo Olora, Kecamatan Gunungsitoli Utara, Kota Gunungsitoli meminta usaha ayam petelur di Desa Olora ditutup atau dipindahkan.
Permintaan itu disampaikan warga saat melakukan unjuk rasa di kantor Wali Kota Gunungsitoli, Senin.
Perwakilan masyarakat, Trisman Harefa mengatakan, keberadaan usaha ayam petelur tersebut sudah sangat mengganggu, karena menimbulkan aroma tidak sedap yang berasal dari kotoran ayam, bahkan di daerah mereka kini banyak lalat.
Ironisnya lalat-lalat tersebut juga sangat mengganggu siswa SMP Negeri 1 Olora yang melakukan kegiatan belajar mengajar setiap hari, sehingga para siswa diminta membawa minyak tanah untuk dioles pada meja masing masing.
Hal yang sama juga dikatakan I Arisman yang sehari-harinya menjual sarapan pagi, mengaku rumah yang juga kedai sarapan miliknya berdekatan dengan lokasi usaha ayam petelur tersebut.
"Setiap hari banyak lalat, dan tercium aroma tak sedap dari usaha ayam petelur itu, sehingga yang makan di kedai saya merasa terganggu," katanya.
Sekretaris Daerah Kota Gunungsitoli Kurnia Zebua mengatakan, jika usaha yang bergerak atau beroperasi di Kota Gunungsitoli tidak memenuhi syarat, maka harus ditertibkan, bahkan ditutup.
"Pernyataan saya ini mewakili Wali Kota Gunungsitoli, dan sekarang ini sudah berjalan proses dimana PT DAS mau memenuhi syarat-syarat. Jika tidak memenuhi sebagaimana ketentuan yang ada, maka usaha ayam petelur itu pasti kita tutup agar tidak mecelakakan dan menimbulkan penyakit," katanya. ***4***
(T.KR-JRD/C/I023/I023) 11-12-2017 18:25:22
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
Permintaan itu disampaikan warga saat melakukan unjuk rasa di kantor Wali Kota Gunungsitoli, Senin.
Perwakilan masyarakat, Trisman Harefa mengatakan, keberadaan usaha ayam petelur tersebut sudah sangat mengganggu, karena menimbulkan aroma tidak sedap yang berasal dari kotoran ayam, bahkan di daerah mereka kini banyak lalat.
Ironisnya lalat-lalat tersebut juga sangat mengganggu siswa SMP Negeri 1 Olora yang melakukan kegiatan belajar mengajar setiap hari, sehingga para siswa diminta membawa minyak tanah untuk dioles pada meja masing masing.
Hal yang sama juga dikatakan I Arisman yang sehari-harinya menjual sarapan pagi, mengaku rumah yang juga kedai sarapan miliknya berdekatan dengan lokasi usaha ayam petelur tersebut.
"Setiap hari banyak lalat, dan tercium aroma tak sedap dari usaha ayam petelur itu, sehingga yang makan di kedai saya merasa terganggu," katanya.
Sekretaris Daerah Kota Gunungsitoli Kurnia Zebua mengatakan, jika usaha yang bergerak atau beroperasi di Kota Gunungsitoli tidak memenuhi syarat, maka harus ditertibkan, bahkan ditutup.
"Pernyataan saya ini mewakili Wali Kota Gunungsitoli, dan sekarang ini sudah berjalan proses dimana PT DAS mau memenuhi syarat-syarat. Jika tidak memenuhi sebagaimana ketentuan yang ada, maka usaha ayam petelur itu pasti kita tutup agar tidak mecelakakan dan menimbulkan penyakit," katanya. ***4***
(T.KR-JRD/C/I023/I023) 11-12-2017 18:25:22
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017