Kabupaten Tapanuli Utara yang dipimpin Bupati Nikson Nababan, adalah satu daerah kabupaten yang lahir pada tanggal, yang hanya terpaut beda dua bulan kurang 12 hari dari berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yakni 5 Oktober 1945.

Peradaban berasal dari kata dasar adab, adalah sebuah homonim yang memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Peradaban memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga peradaban dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda, dan segala yang dibendakan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peradaban berarti kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin. Peradaban berarti hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, juga kebudayaan.

Namun, dalam definisi yang paling banyak digunakan, peradaban adalah istilah deskriptif yang relatif dan kompleks untuk pertanian dan budaya. Peradaban dapat dibedakan dari budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi sosial, juga beragam kegiatan ekonomi dan budaya.

Sementara, kata pemangku berarti orang yang memangku, pengelola, penyelenggara, orang yang mewakili, atau dalam arti bebas merupakan orang yang dilibatkan secara langsung untuk sebuah kegiatan.

Dan, kata mimpi berarti sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur, atau juga dapat diartikan sebagai sebuah khayalan atau angan-angan.

Dalam tulisan ini, fakta, mimpi yang jadi nyata sebagai capaian kinerja, impian, serta harapan perjalanan Tapanuli Utara di bawah kepemimpinan Bupati Nikson Nababan yang mengusung jargon perubahan, akan terpadukan. Dengan visi dan misi untuk mewujudkan Tapanuli Utara sebagai lumbung pangan, lumbung sumber daya manusia berkualitas, serta sebagai daerah wisata, baik dari sisi pembangunan, maupun sudut lain sebagai tujuan dari pemerintahan.

Sebab, bila sebaris susunan kata disandingkan, Tapanuli Utara Dalam Peradaban Pemangku Mimpi, di bawah kepemimpinan Bupati Nikson Nababan. Maka, makna tersurat dan tersirat yang ingin penulis sampaikan adalah kenyataan, bahwa keberadaan perubahan daerah ini tidak hanya berkutat dalam cakupan pembangunan fisik semata.

Namun, juga harapan akan terwujudnya perubahan mendasar atas masyarakat itu sendiri, baik itu di sisi akhlak, kecerdasan, kebudayaan, maupun sopan-santun, yang akhirnya meliputi jiwa setiap warga untuk berada dalam posisi sebagai seorang pemangku, pengelola, dalam kebersamaan untuk mewujudkan segala sesuatu, yang tadinya hanya sebatas mimpi, khayalan, atau angan-angan, menjadi sebuah kompleksitas perubahan kehidupan yang nyata demi mencapai kemakmuran, dan kesejahteraan.

Diawali agenda pelantikan Nikson Nababan menjadi Bupati Tapanuli Utara pada 16 April 2014 oleh Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjonugroho, hingga saat ini, Nikson telah menorehkan banyak prestasi. Kepedulian dan pengabdian tiada batas bukan ungkapan semata.

Tidak mengenal lelah, pantang menyerah, ngotot dalam memperjuangkan alokasi anggaran pembangunan dari pemerintah pusat, sedih dan tidak tahan melihat kesusahan masyarakatnya, mengedepankan prinsip kesegeraan dalam menuntaskan satu masalah tanpa ingin menunda sejenak, senantiasa bersemangat melalui slogan agamis yang selalu diingatkannya, yakni, bagi Tuhan tiada yang mustahil. Itulah ciri kepemimpinan Nikson Nababan.

Mengulas sedikit tentang kehidupan pribadi Nikson Nababan mungkin tidak akan mengurangi alur penyampaian makna dalam tulisan ini. Sebab, proses pembangunan peradaban, tidak akan terlepas dari perubahan demi perubahan yang ingin diterapkannya sebagai ilham perubahan yang mencerminkan pribadinya. Dimana, harus ada perubahan yang mengarah lebih baik lagi.

Menurut dia, banyak orang yang menganggap makna keberhasilan itu adalah ketika dia bisa mengumpulkan kekayaan, atau saat dia mencapai kejayaan, atau juga ketika hal duniawi lainnya mampu didapatkan olehnya, meski hal tersebut tidak berguna bagi orang lain.

Kata Nikson, menggeluti profesi wartawan saat sebelum menjadi Bupati telah memberikan sebuah pemahaman mendasar bahwa arti sebuah kegagalan adalah ketika apa yang diucapkan berbeda dengan apa yang dilakukan atau dengan kata lain melakukan penghianatan terhadap diri sendiri adalah merupakan sebuah kegagalan terbesar yang diyakininya.

"Berbekal pengetahuan yang saya dapat di bangku kuliah, sayapun menggeluti dunia jurnalis. Kita harus selalu berkaca dan mensyukuri apa yang kita punya. Hidup ini seperti roda. Kesempatan itu tidak selalu datang," ucapnya,

Kata Nikson, menjadi wartawan itu, enak. Sebagai seorang jurnalis, dia ditempa untuk memiliki integritas, kreatifitas serta berwawasan.

"Dari mulai kecil, saya sepertinya sudah terbiasa menjadi pendengar yang baik. Saya banyak mendengar, melihat dan melakukan apa yang terbaik saya lakukan dan ternyata, saya mampu bertahan cukup lama di dunia kewartawanan," sebut mantan pewarta Media Indonesia itu.

Berselang beberapan tahun, profesi pekerja media yang dilakoninya, ternyata menjadi sebuah jalan untuk mengecap dunia usaha, yakni sebagai seorang pengusaha muda.

"Menjadi pengusaha itu, harus punya kejelian. Saya harus belajar dan jeli melihat peluang, karena tentunya, semua peluang yang ada harus kita tangkap. Soal resiko, jadi pengusaha jauh lebih kecil. Tentunya, resiko harus menjadi acuan," kata Pria kelahiran Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, tepatnya di Kecamatan Siborongborong, 5 Oktober 1972.

Hari bahagia, kehidupan rumah-tangganya bersama sang istri Satika Simamora, pun terwujud. Dimana anak pertamanya, Abraham Manuel Pardamean Nababan serta Jonathan Rafael Martua Nababan yang dilahirkan kembar, setelah menanti kurang lebih 10 tahun, menjadi pemicu semangat baru baginya. Sejak kelahiran dua buah hatinya itu, impiannya menjadi seorang Bupati pun langsung terpatri.

"Sejak kelahiran keduanya, saya mempersiapkan diri menjadi seorang Bupati. Kebetulan saat itu, di Kabupaten Tapanuli Utara sedang mengawali suksesi pemilihan Bupati dan Wakil Bupati. Kekuatan terbesar saya hanya tiga yaitu, anak-anak, keluarga dan Tuhan. Dan, saya punya tiga prioritas yaitu keluarga, pekerjaan dan masyarakat. Dalam hidup ini, kita harus melihat, membaca, tanpa harus bertanya. Situasi dengan mimik, sorot mata, juga harus kita lihat. Segalanya harus diperhatikan sebagai acuan untuk menentukan sesuatu," terangnya.

Menang dalam perhelatan dua putaran pemilihan kepala daerah yang digelar pada hari Kamis, 10 Oktober 2013, dan Kamis, 6 Maret 2014. Nikson Nababan selaku Calon Bupati beserta wakilnya, Mauliate Simorangkir, akhirnya secara resmi dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Utara periode 2014-2019 pada Rabu, 16 April 2014.

"Sejak saat itu, hingga hari ini. Saya memahami jika menjadi seorang kepala daerah, saya harus memadukan integritas yang dimiliki, kreatifitas, wawasan, kejelian, menahan rasa ego dan perasaan, serta yang terpenting selalu mengutamakan kepentingan umum, kepentingan masyarakat, bangsa dan negara, sebagai hal yang utama. Soal resiko politik dan resiko hukum, tentunya sangat besar. Karena lawan lawan politik menunggu kita tergelincir. Menjadi seorang Bupati, kita tidak bisa lagi hanya memikirkan sendiri. Sebab, amanah telah mengharuskan kita untuk berpikir demi kepentingan masyarakat umum dan negara," ucapnya.

Selaku pemangku kepentingan, Nikson Nababan untuk pertama sekali meraih penghargaan dari Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia atas suksesnya pelaksanaan pesta demokrasi, yang diterimanya pada 2 Maret 2015.

Dalam kesibukannya sebagai seorang bupati, Nikson mengakui bahwa pencarian cara untuk mendapatkan peluang yang ada demi kesejahteraan masyarakat selalu dilakukannya. Soal perhitungan resiko, Nikson menilai jika seorang pemimpin harus berani mengambil resiko, sejauh hal tersebut demi kepentingan umum, maka, harus dikedepankan.

"Saya berharap untuk 1 tahun, 5 tahun, bahkan 10 tahun, atau untuk 20 tahun lagi ke depan. Saya ingin mencatatkan sejarah, melakukan hal hal yang luar biasa yang bernilai positif bagi kehidupan orang banyak," tukasnya.

Sebaris ungkapan kepercayaan diri sang bupati juga berulangkali disampaikannya dalam berbagai kesempatan. Ungkapan penyemangat, juga ungkapan yang membangunkan jiwa setiap pribadi untuk lebih bergiat, berusaha keras, dan pantang menyerah untuk meraih kehidupan yang makmur dan sejahtera.

“Jangan pernah berhenti untuk bermimpi. Sebab, hanya mimpi yang akan menghantarkanmu kepada kenyataan dan perubahan-perubahan terbesar dalam hidup,” sebutnya.

Bila cerita pribadinya dimaknai, maka pantaslah adanya, meniti peradaban baru yang diimplementasikan sebagai perubahan atas tujuan hidupnya, selayaknya diterapkan untuk pencapaian mimpi dan harapan segenap masyarakat Tapanuli Utara.

Kabupaten Tapanuli Utara yang dipimpin Bupati Nikson, memiliki wilayah daratan seluas 3.793,71 km persegi atau 379.371 ha, dan wilayah perairan danau toba seluas 6,60 km persegi atau 660 ha, terdiri dari 15 kecamatan, 241 desa dan 11 kelurahan.

Terkait dengan wilayah daratan, daerah ini masih memiliki 44.000 ha lahan tidur yang subur. Ini menjadi dasar bagi Nikson Nababan untuk menetapkan visi pembangunan daerah, yang salah satunya, mewujudkan Tapanuli Utara sebagai lumbung pangan.

Visi untuk menjadikan daerah sebagai lumbung pangan dipandang sangat efektif dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menggerakkan masyarakat untuk menggarap lahan tidur menjadi lahan produktif.

Dalam mendukung upaya pengolahan lahan tidur, pembelian sejumlah alat berat pun direalisasikan. Adalah 9 unit traktor besar bermerek Kubota type 108, yang telah direalisasikan pembeliannya oleh Pemkab Taput.

Untuk tahun 2015 telah digarap secara gratis lahan tidur masyarakat seluas 250 ha, tahun 2016 seluas 664 ha, dan seluas 354,5 ha di tahun 2017. Keberadaan lahan tersebut tersebar di 11 kecamatan yang meliputi Tarutung, Siborongborong, Sipoholon, Pagaran, Sipahutar, Siatasbarita, Adiankoting, Pangaribuan, Parmonangan, Muara, dan Kecamatan Garoga.                                                                                                                        

Sebagai penunjang proses penggarapan lahan, Bupati Taput juga memberikan bantuan benih dan bibit tanaman kepada masyarakat, seperti benih padi, jagung, bibit jeruk, kakao, karet, kemenyan, dan alpukat, yang dibarengi dengan kegiatan intensifikasi, juga optimasi atas tanaman, maupun lahan sebagai tempat penanaman berbagai jenis tanaman tersebut.

Dan pada tahun 2017, selain bantuan benih dan bibit, Bupati Nikson juga merealisasikan bantuan pengembangan tanaman cabai merah seluas 30 ha dan bawang merah seluas 22 ha. Juga, program peningkatan intensitas pertanaman padi sawah atau disingkat IP2, yang diawali penerapannya atas seluas 160 ha lahan di wilayah Tarutung dan Siatasbarita. Program pertanian yang diseriusi berhasil menaikkan jumlah produksi pangan hasil komoditi padi sawah dari 6,70 ton per hektar menjadi 8 ton per hektar.

Pemberdayaan petani melalui metode demonstration farming atau disingkat denfarm pertanaman padi pada 15 kecamatan seluas 1 ha per desa pada 241 desa se Tapanuli Utara, perekrutan tenaga penyuluh pertanian non-pns sebanyak 60 orang, pemberian 77 unit sepeda motor untuk operasional penyuluh, pemberian 25 unit laptop dan 15 unit infocus sebagai media penyuluhan kepada petani, juga diterapkan.

Penyediaan 80 unit Soil Tester dan 8 unit GPS, penyediaan perangkat uji tanah sawah, perangkat uji tanah kering, perangkat uji pupuk organik, perangkat uji pupuk kimia, untuk digunakan penyuluh di lapangan, juga dilakukan.

Klinik pertanian yang dibuka pada saat hari pekan di setiap kecamatan, serta pemberian insentif bagi penyuluh yang mengabdi di desa terpencil dan sangat terpencil, juga diprogramkan.

Ketersediaan alat mesin pertanian sebagai hal yang tak terpisahkan dalam pembangunan sektor pertanian juga dinilai sangat perlu untuk disiapkan untuk diberikan kepada masyarakat. Hingga 2017, Pemkab telah memberikan bantuan alsintan kepada masyarakat berupa traktor mini 5 unit, traktor tangan sebanyak 263 unit, corn seller (alat pemipil jagung) sejumlah 46 unit, mesin kompos 22 unit, mesin pengupas kulit kopi sebanyak 30 unit, combain harvester (mesin panen padi) sebanyak 30 unit, hand sprayer sebanyak 214 unit, rice transplanter sebanyak 74 unit untuk penanaman bibit padi yang telah disemaikan terlebih dahulu, paddy mower (pemotong padi) sebanyak 100 unit, rice milling unit (penggilingan padi besar) sebanyak 5 unit, dan cultivator (alat pembuat bedengan) sebanyak 28 unit. pompa air sebanyak 162 unit, serta power thresher (perontok gabah) sebanyak 11 unit.

Demikian juga, untuk menunjang produksi pertanian, Bupati Nikson juga menyalurkan pupuk bersubsidi melalui program pupuk bersubdidi bayar pasca panen demi memudahkan petani, sehingga mereka tidak lagi terbebani dengan modal awal dalam membutuhi pemupukan tanaman, serta menghindarkan petani dari jeratan para tengkulak.

Selain menjadi terobosan yang sukses mendapatkan apresiasi dan menjadi perhatian banyak pihak, program ini  juga menempatkan Nikson Nababan sebagai peraih penghargaan bupati paling inovatif untuk kategori pertumbuhan ekonomi masyarakat yang diserahkan oleh CEO MNC Group, Hari Tanoesudibyo, pada 11 Agustus 2016, di Bandung, Jawa Barat.

Terobosan demi terobosan yang diwujudkan tidak pernah berhenti. Asah otak untuk menciptakan hal-hal yang memberikan dampak positif bagi pemasaran hasil pertanian, akhirnya melahirkan sebuah terobosan yang juga sangat memihak kepada petani, yakni pasar lelang komoditas pertanian.

Penerapan program kegiatan pasar lelang jelas mendapatkan apresiasi dari banyak pihak. Sebab, selain sebagai kegiatan yang mampu menghindarkan para petani dari praktek ijon dan permainan harga tengkulak, program ini juga memberikan jaminan harga produksi atas sejumlah komoditi pertanian. Bilamana harga jual komoditas berada dibawah harga produksi, maka pemerintah akan menalangi kerugian yang timbul dengan membeli komoditas dimaksud senilai 15 persen di atas biaya produksi.

Pasar lelang yang telah digelar Bupati Nikson di Pasar Siborongborong dan Pasar Tarutung sejak tahun 2016, telah memfasilitasi pelelangan komoditas pertanian jenis tanaman cabai merah sebanyak 151,251 ton, dengan nilai transaksi sebesar Rp.5,75 miliar.

Melihat terobosan demi terobosan dan perhatiannya untuk pengembangan sektor pertanian yang sungguh luar biasa, tidak ada lagi alasan masyarakat untuk malas bertani. Sebab, program tersebut secara tidak langsung menekankan makna bahwa, semua telah tersedia, tinggal ada tidaknya kemauan saja, maka bertani sebagai sebuah profesi mampu menjadi tiang utama perekonomian keluarga.

Hal tersebut jelas akan mempermudah upaya dan usaha dalam mewujudkan Tapanuli Utara menjadi lumbung pangan dengan hasil pertaniannya yang berswasembada, dan berlimpah.

Untuk mendukung pengolahan lahan tidur dan peningkatan produksi pertanian, Pemkab Taput dibawah kepemimpinan Nikson, juga menganggarkan pengadaan alat berat di Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang).

Sehingga, saat ini, Dinas PUPR telah memiliki penambahan beberapa alat berat, seperti Excavator 5 unit, Dozer 1 unit, Exacavator Mini 1 Unit, Whell Loader 1 unit dan Grader 1 unit, Trado 1 unit, Pick up 1 unit, 1 unit Truk 4x4, serta 1 unit Vibro Roller, yang selalu disiagakan apabila dibutuhkan masyarakat untuk pembukaan jalan usaha tani, pembukaan jalan interkoneksi antar desa, antar dusun dan antar kecamatan.

Untuk pembukaan jalan interkoneksi, sejak tahun 2014, Bupati Taput melalui Dinas PUPR telah membuka jalan usaha tani sepanjang 203,87 km, dan pembangunan jalan hotmix sepanjang 133,228 km, yang menghubungkan dusun dengan dusun,  desa dengan desa, kecamatan dengan kecamatan lainnya, juga akses penghubung Tapanuli Utara dengan kabupaten tetangga.

Demikian halnya, untuk mendukung ketersediaan sumber air yang mengaliri irigasi lahan pertanian, dengan bantuan alat berat yang dimiliki Taput saat ini, sepanjang 34,32 km badan sungai maupun saluran irigasi telah dinormalisasi. Sebanyak 43 unit dam parit, 9 unit pipanisasi dan pompanisasi, 17 unit embung, serta 15 unit irigasi tanah dangkal dan dalam, untuk pengairan lahan pertanian, juga dirampungkan.

Penerapan program yang tidak kenal lelah, tanpa memikirkan untung rugi. Menggenjot kinerja para operator agar senantiasa siap dan bersedia untuk bekerja selama 24 jam. Serta, agar selalu siaga kapanpun dibutuhkan, termasuk apabila ada bencana tanah longsor dan jalan putus, Bupati Nikson langsung hadir, demikian dengan alat berat yang dibutuhkan juga sudah langsung diterjunkan ke lokasi.

Untuk bidang kesehatan, Nikson Nababan juga membuat berbagai terobosan. Dari tahun ke tahun Nikson Nababan terus meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, salah satunya melalui peningkatan kepesertaan BPJS Jamkesda yang dibiayai oleh anggaran daerah sebesar 20.000 jiwa.

Jumlahnya menggenapi angka 141.507 jiwa dari total penduduk, atau 59 persen tingkat kepesertaan penduduk Taput dalam program nasional Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat, dengan rincian, penerima bantuan iuran dari pusat sebanyak 114.101 jiwa, dan sejumlah 7.406 jiwa sebagai penerima bantuan iuran dari provinsi Sumatera Utara.

Angka tersebut masih akan terus meningkat hingga ke poin 63 persen melalui penambahan alokasi penerima yang rencananya akan direalisasikan pada 2018, untuk sebanyak 7.000 penerima bantuan iuran dari pemerintah daerah Tapanuli Utara.

Di samping pengalokasian pembiayaan pelayanan kesehatan ini, Bupati Nikson juga selalu mengkampanyekan pemberian pelayanan kesehatan yang prima terhadap seluruh lapisan masyarakat, tanpa pandang bulu, dan status. Disebutkannya, segenap lapisan memiliki hak yang sama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dan hak untuk hidup sehat.

Pada Dinas Kesehatan, program 3S yang merupakan akronim dari kata senyum, sapa, dan salam, plus sentuhan penyembuhan, juga menjadi hal yang mutlak untuk diterapkan dalam melayani masyarakat yang diimplementasikan pada program kesehatan yang menitikberatkan pelayanan prima, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, menurunkan angka kesakitan, dan promosi kesehatan.

Selanjutnya, Bupati juga mencanangkan program antar dan jemput pasien dengan layanan quick respon melalui public safety center (PSC) 119 dalam 24 jam. Sebuah program ketuk pintu dengan sasaran home visit ke setiap rumah penduduk untuk pelayanan kesehatan masyarakat.

Tidak itu saja, program jaminan persalinan melalui Rumah Tunggu Kelahiran untuk tujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi, juga diterapkan. RTK menjadi tempat tinggal sementara bagi ibu hamil sejak tiga hari sebelum dan setelah melahirkan bagi masyarakat yang tidak memiliki jaminan pembiayaan kesehatan.

Saat ini, RTK yang berada dekat dengan fasilitas kesehatan telah tersedia di setiap kecamatan, yakni 1 unit di kabupaten, dan 20 unit di kecamatan.

Kepedulian Nikson Nababan pada pelayanan kesehatan juga dilengkapi dengan peningkatan kesejahteraan tenaga medis berupa insentif untuk dokter, dokter gigi dan bidan desa yang ada di desa terpencil dan sangat terpencil dengan besaran 100 persen hingga 150 persen dari gaji pokok per bulannya.

Juga pemberian insentif bagi tenaga kerja sukarela di bidang medis, rumah singgah untuk pasien gangguan jiwa di tahun 2017, dan deklarasi bebas pasung yang telah diimplementasikan di tahun 2017.

Selain itu, pada setiap kunjungan Bupati ke desa-desa terpencil, penerapan pelayanan kesehatan gratis oleh para tenaga medis terlatih, juga senantiasa dihadirkan di tengah masyarakat. Termasuk, pelayanan administrasi kependudukan, seperti KTP, KK dan surat kependudukan lainnya, penyuluhan pertanian dan bantuan sosial lainnya, yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Keberadaan rumah sakit yang sebelumnya tanpa kejelasan klasifikasi, serta tidak memperoleh ijin operasional karena ketidakmampuan dalam pemenuhan syarat yang dibutuhkan sesuai Permenkes nomor 340 tahun 2010, yang diperbaharui dengan Permenkes nomor 56 tahun 2014, juga tak luput dari perhatian Nikson Nababan.

Dengan menempuh sejumlah langkah demi peningkatan pelayanan kesehatan di RSUD Tarutung, baik dengan tindakan menyurati Menteri Kesehatan RI tentang permohonan penempatan dokter spesialis, menerbitkan surat pernyataan Bupati Tapanuli Utara nomor 446/4483/RSU/IX/2015 tertanggal 31 Agustus 2015 tentang kesiapan untuk melengkapi ketersediaan jumlah dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter sub spesialis.

Di hari yang sama juga diterbitkan surat pernyataan Bupati Tapanuli Utara nomor 447/4484/RSU/IX/2015 tentang kesiapan untuk melengkapi ketersediaan alat-alat kesehatan dan bangunan RSUD.

Langkah dan upaya tersebut akhirnya menjadikan rumah sakit ini kembali memperoleh sertifikat kelas B pada 2015. Dan pada 2017, rumah sakit ini telah dilengkapi dengan pelayanan 23 dokter spesialis dan sub spesialis yang menerima insentif lumayan besar, sehingga pasien yang berobat di rumah sakit mendapatkan penanganan yang maksimal.

Penetapan RSUD Tarutung sebagai rumah sakit dengan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah melalui keputusan Bupati nomor 1099 tahun 2015 yang resmi diimplementasikan sejak 1 Januari 2017, juga berpengaruh besar terhadap kemajuan dan pengembangannya.

Seluruh upaya dan langkah yang ditempuh terbukti berhasil mensejajarkan keberadaannya bersama RSU Pirngadi Medan, dan RSUD Djoelham Binjai, sebagai rumah sakit yang mendapatkan akreditasi paripurna (bintang 5) dengan standar 15 pelayanan dari tim akreditasi rumah sakit tahun 2017.

Dalam sektor pendidikan, Bupati memberikan perhatian yang sangat besar agar masyarakat dari seluruh lapisan mampu mengecap pendidikan. Berbagai upaya demi mewujudkan visi sebagai lumbung sumber daya manusia yang berkualitas terus dilakukan.

Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan, membebaskan segala pungutan sekolah bagi siswa, pemberian beasiswa bagi anak dari keluarga kurang mampu yang berprestasi di perguruan tinggi negeri, memberikan rangsangan dan motivasi melalui peningkatan kesejahteraan guru berupa insentif satu bulan gaji bagi mereka yang mengabdi di desa terpencil dan desa sangat terpencil, menjadi sebagian dari upaya-upaya yang ditempuh.

Sejak memimpin Tapanuli Utara, Nikson telah menorehkan perubahan besar dalam dunia pendidikan. Dimana, pada 2016, telah dibuka tiga unit sekolah baru, yakni SMAN 1 Purbatua di Desa Janji Nauli Purbatua, SMAN 2 Parmonangan di Desa Manalu Dolok Parmonangan, serta SMPN 7 Tarutung di Desa Pagarsinondi Tarutung.

Sebanyak 2.126 siswa-siswi dari keluarga tidak mampu, mulai tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK yang berprestasi, telah menerima beasiswa dari Pemkab Taput. Termasuk juga, 72 mahasiswa berprestasi di perguruan tinggi negeri, yang berasal dari latar belakang keluarga kurang mampu, juga mendapatkan beasiswa tersebut.

Demikian halnya, 1.750 guru non PNS atau honorer telah menerima insentif  senilai total Rp.655 juta. Realisasi program yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para guru honor agar mereka lebih kreatif, memiliki kecintaan, serta tanggungjawab sebagai tenaga pendidik dalam menciptakan generasi-generasi yang cerdas dan berkarakter unggul.

Demi menunjang kualitas pendidikan, Bupati Nikson juga menetapkan 27 unit sekolah menuju unggulan, yakni 15 unit SD, 5 unit SMP, 4 unit SMA, serta 3 unit SMK. Setiap unit sekolah tersebut dioperasikan dengan sistem pendidikan yang nyaman melalui penegasan bahwa lingkungan sekolah harus memiliki taman yang nyaman, bersih dan menyenangkan bagi anak didik.

Nikson Nababan juga mendorong pengembangan lembaga pendidikan anak usia dini sebagai program untuk mempersiapkan generasi berprestasi Taput sejak usia dini. Sehingga, saat ini telah berdiri 255 unit sekolah pendidikan anak usia dini yang tersebar di 237 lokasi pada 241 desa di seluruh Tapanuli Utara.

Saat menyaksikan sendiri, bagaimana perjuangan anak-anak sekolah menempuh jarak yang jauh dengan medan yang sulit untuk mencapai sekolahnya di Kecamatan Parmonangan dan Kecamatan Garoga, Bupati Nikson pun segera menyediakan bus antar jemput bagi mereka.

Dan, bukan hanya itu saja, bunga uang dari dana abadi pendidikan yang selama ini tersimpan dan mengendap, disalurkan sebagai beasiswa kepada sebanyak 159 mahasiswa dari keluarga kurang mampu yang terbukti berprestasi.

Dampak perhatian besar yang diberikannya untuk dunia pendidikan dibuktikan oleh alumni SMAN 3 Tarutung, yang memiliki prestasi luar biasa dengan 100 persen lulusannya masuk perguruan tinggi negeri favorit seperti UI, IPB, ITB, STAN, UGM, dan salah satunya lulus menjadi taruni akademi kepolisian.

Seluruh tingkatan pendidikan dari mulai PAUD, SD, SMP, hingga SLTA, telah diperjuangkan Bupati Taput, hingga kewenangan atas pengelolaan sekolah lanjutan tingkat atas sebagaimana diamanatkan undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah, tidak lagi menjadi urusan kabupaten, melainkan urusan pemerintah provinsi.

Berdirinya sebuah universitas negeri di Tapanuli Utara juga menjadi sebuah impian dan cita-citanya. Hal tersebut telah ditempuh dengan upaya serius melalui berbagai proses yang kini tinggal menunggu realisasi. Harapan Nikson, keberadaan jumlah penduduk dan cita-cita luhur orang Batak dengan adagium anakhonki do hamoraon di au, dimana pendidikan menjadi segala-galanya, dinilai sebagai impian yang juga mendesak untuk terwujudkan sebagai sebuah solusi percepatan pembangunan di Tapanuli Utara.

Sebab, berdasarkan kalkulasi akan persentase generasi muda di wilayah Tapanuli yang cukup besar, yang menempuh pendidikan di luar kota, maka sudah seharusnya hal tersebut dapat ditampung menjadi kekayaan yang memberikan hasil bagi masyarakat Tapanuli Utara itu sendiri.

Dalam rangka membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik, Bupati Nikson melalui Dinas komunikasi dan informatika telah menerapkan apliasi e-government.

Sistem informasi perencanaan pembangunan diberi nama e-martahi, dan sistem informasi pelayanan perijinan terpadu satu pintu dengan nama e-marsada.

Selain tetap melakukan penataan birokrasi, dan percepatan pelayanan kepada masyarakat, penatausahaan keuangan dari dinas terkait juga terbukti sangat baik. Sehingga, Taput dapat memperoleh hasil penilaian pertanggungjawaban kewenangan oleh BPK dengan predikat WTP (Wajar tanpa Pengecualian) selama tiga tahun berturut.

Tak ayal, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara mendapatkan apresiasi dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, atas keberhasilan mempertahankan raihan opini wajar tanpa pengecualian dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, selama tiga kali berturut.

Tidak hanya itu, Tapanuli Utara juga diganjar penghargaan atas prestasi yang diraih dalam kategori 5 pemerintah daerah terbaik dalam kinerja pengelolaan keuangan daerah diantara 34 kabupaten kota se-Sumatera Utara.

Keberhasilan atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan dengan capaian standar tertinggi juga mendapatkan apresiasi dari Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani.

Upaya demi upaya telah dilakukan Nikson Nababan, dari pintu ke pintu dijalaninya, dari satu kementerian ke kementerian lainnya, hingga langsung kepada Presiden Joko Widodo. Bupati mengharapkan doa seluruh masyarakat Tapanuli Utara agar mimpi, harapan, dan cita-cita segera terwujud, karena menurutnya, tidak ada kekuatan yang bisa melawan kekuatan doa.

Prestasi demi prestasi berhasil diraih Nikson Nababan, mulai dari Bupati Inovatif 2016 dari MNC Group, Bupati Inspiratif 2017 dari Sindo Weekly Government Award, kategori As the best professional of the year oleh Pusat Rekor Indonesia dan Kementerian Koperasi, piagam penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia atas rekor sajian ombus-ombus terbanyak, gelar Kanjeng Raden Tumenggung Kriyonagoro oleh Keraton Surakarta Hadiningrat, penghargaan citra generasi pembangunan Indonesia 2016 oleh Media Eksekutif Award Indonesia, pembina seni budaya dan pariwisata daerah oleh Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia, International Conference On Managing the Asian Century 2016 Rise of Smart Cities in Asia oleh International Center for ASEANNA Management, gelar Kanjeng Raden Arya Tumenggung Dharmonagoro oleh Nawala Kakancingan, serta Partisipasi dan dukungan luar biasa dalam mensukseskan Gowes Touring Pesona Nusantara Etape 2 Balige-Padang 727 Km dari Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora RI.

Nikson Nababan melajukan pembangunan Taput walau dengan permasalahan yang kompleks yang harus sesegera mungkin dituntaskan. Tidak ada kata menunggu, Nikson Nababan terus turun dan melihat apa yang dialami masyarakat dan apa yang dibutuhkan dengan keyakinan hati untuk mewujudkan masyarakat Tapanuli Utara yang mandiri dan meraih kehidupan yang sejahtera.

Mengingat pentingnya air minum dan besarnya kebutuhan masyarakat akan kebutuhan air bersih dan air minun dalam kemasan, serta keberadaan Taput yang memiliki potensi air alam pegunungan yang bersih dan mengandung mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Bupati Nikson mewujudkan ide brilian untuk memproduksi air minum dalam kemasan dengan merek Pro TIO yang telah diuji secara keseluruhan untuk kesehatan, dan telah mengantongi ijin edar pangan olahan, memiliki sertifikat SNI, dan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia.

Peluncuran produk tersebut diproyeksikan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dimana, masyarakat tidak perlu lagi mendatangkan air minum dalam kemasan dari luar daerah. Sebab, daerah ini telah memiliki produk sendiri, yakni Pro TIO.

Keberadaan lahan pertanian yang luas dan subur, yang menghasilkan beras dengan cita rasa yang nikmat, juga menjadi awal penerapan terobosan dalam memproduksi beras dalam kemasan yang diberi merek Natabo, yang kini juga telah beredar di pasaran dengan harga terjangkau, kualitas terjamin, dan memiliki rasa yang enak.

Tidak ada kata menyerah dan tetap berjuang walaupun ditengah kritikan, baik yang membangun, saran dan ide bahkan yang paling krusial hujatan yang menafikkan apa yang telah diperbuatnya. Namun, semua itu dianggap sebagai masukan dan cambuk untuk berbuat yang lebih baik lagi.

Seperti yang dikatakannya saat meluncurkan puluhan jenis produk hasil kreatifitas sejumlah UKM binaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) yang dipimpin sang istri, Satika Simamora, yang menghasilkan berbagai produk sebagai bentuk dukungan kepada sang suami.

Dimana, keseluruhan produk yang diluncurkan terdiri atas lima bagian besar yang masing-masing dinamai Ias Sparkling sebagai produk sabun cair, Uas Segar untuk nama produk minuman, Kriuk-Ta menjadi himpunan produk makanan ringan, Sira Bumbu untuk jenis bumbu dapur kemasan, serta Craft sebagai produk berbagai jenis kerajinan tangan.

Peluncuran puluhan produk kreatif dan inovatif tersebut disebut sebagai upaya membangun kemandirian ekonomi, produk yang diluncurkan ini akan menjadi produk khas yang tentunya akan lebih memperkenalkan nama Tapanuli Utara.

"Ini terobosan dan pembangkitan ekonomi kreatif melalui home industry. Pelaku UKM akan hidup dan kesejahteraan petenun akan meningkat," sebut Nikson.

Ulos sebagai kain tenun tradisional batak yang dimodifikasi menjadi bahan pakaian juga ditampilkan di sejumlah hajatan lokal, regional, nasional maupun internasional. Sebut saja, Jakarta Fashion Week, Indonesia Fashion Week, dan Asian Model Festival 2016 di Suwon Korea.

Pembangunan daerah wisata untuk menghantarkan Taput sebagai destinasi wisata penting dan favorit juga dipacu Nikson Nababan. Begitu juga dengan langkah dan upaya penggalian potensi wisata yang belum terjamah, dan pembenahan lokasi pariwisata yang nyaris mati suri.

Pembangunan dan kebijakan sudah direalisasikan, baik melalui pengadaan media promosi, pelaksanaan promosi pariwisata di dalam dan luar negeri melalui pameran Apkasi Otonomi Expo, pelaksanaan agenda-agenda pariwisata seperti pemilihan putra-putri bonapasogit, pameran pariwisata, penyelenggaraan festival tor-tor, dan musik tradisional bernuansa kreatif, mengikuti festival wisata kuliner, pekan raya Sumatera Utara, maupun melalui pelaksanaan festival danau toba.

Pembangunan minat dan bakat generasi muda di bidang olahraga juga tak luput untuk diperhatikan. Sehingga, prestasi demi prestasi pemuda Taput pun tertorehkan. Sebut saja prestasi kelulusan 6 orang siswa dalam seleksi peserta Paskibra tingkat provinsi, ataupun raihan 61 medali emas, 42 medali perak, 40 medali perak, serta sejumlah prestasi jawara dalam berbagi even bergengsi yang diperlombakan, baik itu olahraga karate, tinju, atletik, pada tiga tahun terakhir.

Kegiatan demi kegiatan tersebut, secara langsung telah membangun minat dan bakat generasi dengan kreatifitas, inovasi dalam seni budaya dan bidang-bidang lainnya.

Termasuk penerapan program pelatihan pembuatan pembangkit listrik tenaga mikro hidro yang telah berhasil memerdekakan ratusan kepala keluarga dari kungkungan kegelapan dan melepaskan daerah tersebut dari kesan keterisoliran yang dialami selama ini.

Sebut saja Desa Lobu Sihim di Kecamatan Simangumban yang telah menikmati daya listrik sebesar 24 ribu watt, Desa Hutajulu Parbalik di Kecamatan Parmonangan yang telah dialiri listrik dengan daya 24 ribu watt, juga Desa Hutatua di Kecamatan Parmonangan yang mendapatkan penerangan listrik berdaya 24 ribu watt, sebagai hasil dari penerapan program pelatihan pembuatan pembangkit listrik tenaga mikro hidro.

Perjuangan panjang dan melelahkan untuk pengembangan Bandar Udara Silangit yang masih berstatus sebagai bandara perintis dengan landasan pacu 2.200 meter dan lebar 30 meter, meski telah terbangun sejak pada masa penjajahan Jepang, akhirnya membuahkan hasil.

Berbagai upaya untuk menjadikan bandara tersebut sebagai pusat perhatian untuk dikembangkan dan dikelola oleh Angkasa Pura II, yang dilakoni Nikson Nababan, berhasil mendapatkan perhatian khusus dari Presiden Joko Widodo.

Saat ini, panjang landasan pacu sudah 2.650 meter denga lebar 45 meter, yang telah diperintahkan Presiden Jokowi  untuk segera diperpanjang menjadi 3.000 meter.

Demikian halnya dengan keberadaan luas terminal bandara sudah menjadi 3 meter persegi dan segera diperluas menjadi 10 ribu meter persegi sesuai perintah Presiden.

Bandara Silangit telah diresmikan sebagai bandara internasional yang saat ini tidak hanya didarati oleh Wings Air, maupun Susi Air, seperti dahulu. Namun, juga telah didarati oleh pesawat-pesawat komersil seperti Garuda Indonesia Airways, Sriwijaya Air, Citilink, dan Batik Air.

Silangit International Airport, juga telah melayani penerbangan internasional sistem carter  Garuda Indonesia dan pesawat jet pribadi, yang mengangkut para wisatawan yang bertolak dari Bandara Changi Singapura dengan waktu tempuh penerbangan hanya dalam 52 menit saja. Dan, diproyeksikan untuk melayani rute penerbangan intenasional dari China, Beijing, Thailand, Tokyo, Filipina, India, bahkan Abu Dhabi.

“Mimpi telah jadi nyata. Bandara Internasional Silangit akan menjadikan Muara sebagai gerbang utama demi melayani antusiasme wisatawan menuju ke danau toba. Minat serta kepentingan masyarakat untuk berkunjung ke negara tetangga seperti Malaysia, dan Singapura melalui Silangit, juga telah terwujudkan,” sebut Nikson.

Ditengah banyaknya terobosan yang diciptakan, hal yang lajim bila muncul pro dan kontra akan nilai penerapan sebuah program. Buktinya, masih ada berbagai kritik dan hujatan yang menyerang pemerintahan, tak sedikit pula yang langsung diarahkan kepada pribadi Bupati Nikson Nababan. Tentunya, hal ini disikapi dengan arif olehnya dengan menyebutkan bahwa hal tersebut adalah cambuk dan evaluasi untuk tetap bekerja demi mewujudkan Taput yang lebih baik lagi.

“Saya tidak akan patah semangat karena masih banyak lagi warga yang membutuhkan dan perduli serta mendukung apa yang saya kerjakan,” ungkapnya.

Menurutnya, mungkin segala sesuatu manfaat atas penerapan program pemerintahannya, tidak secara langsung maupun tidak saat itu juga dirasakan masyarakat. Namun, dia yakin untuk lima ataupun sepuluh tahun kedepan, bagi siapapun yang memimpin Kabupaten Tapanuli Utara telah memiliki pondasi pembangunan yang sudah ditanamkan.

“Saya yakin Taput akan jaya dan rakyatnya akan sejahtera. Untuk itulah saya tidak akan menyerah dan tidak berhenti berbuat, karena rakyat pasti akan berada dibelakang pemerintahan untuk memberikan dukungan,” tandasnya.

Dalam kepemimpinannya, Bupati Nikson Nababan berjuang dengan jajarannya untuk mengusung visi misi yang telah dicetuskannya, sebagai rel untuk melaksanakan programnya.

Sangat jelas, dalam rapor yang telah dilakukannya selama mengayuh roda pemerintahan, torehan sejumlah prestasi telah terukirkan, disamping perjuangan yang masih tetap dijalankannya dalam memenuhi semua program maupun impian pribadinya untuk menempatkan segenap masyarakat Taput sebagai pemangku mimpi indah Tapanuli Utara.

Keyakinan untuk bisa bangkit demi kemandirian masyarakat, perlahan ditularkan melalui pelaksanaan program-program pemerintahan. Berbuat dan berbuat lagi untuk mewujudkan cita-cita bersama demi mewujudkan kesejahteraan berlandaskan asas gotongroyong semakin dibumikan.

Melihat, memahami, dan memaknai seluruh perjalanan ini, banyak orang yang memberikan apresiasi positif, meski tidak sedikit pula yang memberikan cibiran hanya oleh karena kepentingan, keuntungan pribadi maupun golongan, atau prinsip pemahaman yang memang sama sekali bertentangan.

Namun, yang paling menarik untuk dipaparkan adalah aspek pandangan dari sebagian kecil masyarakat yang menyikapi prestasi demi prestasi, pembangunan ataupun progresnya, yang hanya dinilai sebagai sebuah perbuatan sia-sia tanpa dasar, tanpa arah, juga beribu embel-embel kekesalan demi kekesalan yang harusnya pantas untuk dialamatkan bagi mereka yang menjadi begundal-begundal keterpurukan Tapanuli Utara.

Tak banyak yang dibiarkan tersisa dari perasaan kekesalan tersebut. Perlahan dan pasti, ungkapan demi ungkapan kebencian tak terarah akan praktek pemerintahan yang dituding menimbulkan keterpurukan pun terbantahkan, perasaan kesal yang dulunya timbul sedikit demi sedikit tenggelam, dan perlahan demi perlahan diyakini akan semakin berkurang hingga pupus.

“Bila kita selalu menganggap lawan sebagai lawan, serta yang salah menjadi tetap salah tanpa solusi dan jalan keluar. Maka, yang ada hanyalah ketidaknyamanan yang menjadikan konsentrasi untuk meraih impian dan arah yang lebih baik semakin tertutup,” ujar Nikson menanggapi hal ini dalam sebuah percakapan singkat.

Menurut dia, perubahan menuju peradaban yang baik merupakan sebuah kemustahilan, hingga sampai saatnya bisa dibuktikan. Di depan, masih banyak mimpi dan harapan untuk diwujud-nyatakan.

“Peradaban baru melalui perubahan-perubahan yang nyata, telah terjadi. Mari bersama-sama mengelola harapan dan mimpi untuk menjadi kenyataan,” pungkas Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan.

Pewarta: Rinto Anarto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017