Batubara, Sumut, 24/11 (Antarasumut) - Proyek pembangunan Terminal Multipurpose di Pelabuhan Kualatanjung milik PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 dari sisi laut sudah 94 persen.
Direktur Utama Pelindo 1, Bambang Eka Cahyana di Batubara, Jumat menyebutkan dengan sudah 94 persen rampung, maka Terminal Multipurpose Kualatanjung diharapkan bisa mulai beroperasi pada Maret 2018.
"Pelindo yakin pelabuhan yang menjadi hub internasional di kawasan barat Indonesia itu bisa dioperasikan Maret 2018 karena dari sisi darat, pembangunan juga sudah 74,5 persen," katanya.
Dia mengatakan itu pada saat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengunjungi Pelabuhan Kualatanjung itu.
Bambang Eka Cahyana, menjelaskan, Pelabuhan Kualatanjung diproyeksikan akan menjadi pelabuhan terbesar dan merupakan pintu masuk Pulau Sumatera.
Menurut dia, Pelabuhan Kualatanjung nantinya akan memiliki kapasitas hingga mencapai 20 juta TEUs yang dikembangkan secara bertahap hingga tahun 2023.
Untuk tahap I yang merupakan pengembangan Terminal Multipurpose Kualatanjung disiapkan dengan kapasitas 500 ribu TEUs.
Terminal itu akan dikelola oleh PT Prima Multi Terminal yang merupakan anak usaha gabungan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdiri dari: Pelindo 1, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya.
Adapun komposisi penyertaan saham masing - masing Pelindo 1 sebesar 55 persen, PT Pembangunan Perumahan 25 persen, dan PT Waskita Karya sebesar 20 persen.
Pengembangan Pelabuhan Kualatanjung tahap II yaitu Pengembangan Kawasan Industri 3.000 hektare pada tahun 2016 - 2018.
Sementara pada tahap III yakni pengembangan Dedicated/Hub Port pada 2017 - 2019, dan tahap IV pengembangan kawasan industri terintegrasi pada 2021 - 2023.
"Pelindo merancang konsep pelabuhan dan industri terintegrasi secara langsung yang dibuat berstandar internasional, " ujar Bambang Eka Cahyana.
Dengan kondisi itu, diharapkan dapat menurunkan biaya logistik serta berpeluang untuk menciptakan skala ekonomi.
"Dengan adanya Pelabuhan Kualatanjung, maka akan mampu meningkatkan kinerja logistik dan daya saing Indonesia sehingga bisa berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi,"ujar Bambang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan dengan akan beroperasinya Pelabuhan Kualatanjung, maka akan ada pelabuhan yang benar-benar menjadi "hub".
"Selama ini barang-barang yang ada di seluruh Indonesia tidak terkoordinasi dengan baik sehingga yang menjadi hub adalah negara-negara tetangga," katanya.
Dia menegaskan, Pelabuhan Kualatanjung memiliki dua fungsi yaitu fungsi transhipment dan fungsi sebagai port untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Dengan demikian, kata Menhub, hub yang dibangun lokasinya ideal berada di ujung Selat Malaka.
"Untuk mendukung beroperasinya Pelabuhan Kualatanjung akan dilengkapi dengan infrastruktur transportasi penunjang dan terintegrasi seperti jalan tol dan kereta api," katanya.
Menhub menegaskan, proyek pengembangan itu perlu didukung oleh semua pihak untuk mengkampanyekan bahwa Indonesia memiliki Kualatanjung yang menjadi "transhipment port".
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
Direktur Utama Pelindo 1, Bambang Eka Cahyana di Batubara, Jumat menyebutkan dengan sudah 94 persen rampung, maka Terminal Multipurpose Kualatanjung diharapkan bisa mulai beroperasi pada Maret 2018.
"Pelindo yakin pelabuhan yang menjadi hub internasional di kawasan barat Indonesia itu bisa dioperasikan Maret 2018 karena dari sisi darat, pembangunan juga sudah 74,5 persen," katanya.
Dia mengatakan itu pada saat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengunjungi Pelabuhan Kualatanjung itu.
Bambang Eka Cahyana, menjelaskan, Pelabuhan Kualatanjung diproyeksikan akan menjadi pelabuhan terbesar dan merupakan pintu masuk Pulau Sumatera.
Menurut dia, Pelabuhan Kualatanjung nantinya akan memiliki kapasitas hingga mencapai 20 juta TEUs yang dikembangkan secara bertahap hingga tahun 2023.
Untuk tahap I yang merupakan pengembangan Terminal Multipurpose Kualatanjung disiapkan dengan kapasitas 500 ribu TEUs.
Terminal itu akan dikelola oleh PT Prima Multi Terminal yang merupakan anak usaha gabungan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdiri dari: Pelindo 1, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya.
Adapun komposisi penyertaan saham masing - masing Pelindo 1 sebesar 55 persen, PT Pembangunan Perumahan 25 persen, dan PT Waskita Karya sebesar 20 persen.
Pengembangan Pelabuhan Kualatanjung tahap II yaitu Pengembangan Kawasan Industri 3.000 hektare pada tahun 2016 - 2018.
Sementara pada tahap III yakni pengembangan Dedicated/Hub Port pada 2017 - 2019, dan tahap IV pengembangan kawasan industri terintegrasi pada 2021 - 2023.
"Pelindo merancang konsep pelabuhan dan industri terintegrasi secara langsung yang dibuat berstandar internasional, " ujar Bambang Eka Cahyana.
Dengan kondisi itu, diharapkan dapat menurunkan biaya logistik serta berpeluang untuk menciptakan skala ekonomi.
"Dengan adanya Pelabuhan Kualatanjung, maka akan mampu meningkatkan kinerja logistik dan daya saing Indonesia sehingga bisa berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi,"ujar Bambang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan dengan akan beroperasinya Pelabuhan Kualatanjung, maka akan ada pelabuhan yang benar-benar menjadi "hub".
"Selama ini barang-barang yang ada di seluruh Indonesia tidak terkoordinasi dengan baik sehingga yang menjadi hub adalah negara-negara tetangga," katanya.
Dia menegaskan, Pelabuhan Kualatanjung memiliki dua fungsi yaitu fungsi transhipment dan fungsi sebagai port untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Dengan demikian, kata Menhub, hub yang dibangun lokasinya ideal berada di ujung Selat Malaka.
"Untuk mendukung beroperasinya Pelabuhan Kualatanjung akan dilengkapi dengan infrastruktur transportasi penunjang dan terintegrasi seperti jalan tol dan kereta api," katanya.
Menhub menegaskan, proyek pengembangan itu perlu didukung oleh semua pihak untuk mengkampanyekan bahwa Indonesia memiliki Kualatanjung yang menjadi "transhipment port".
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017