Medan, 11/10 (Antara) - Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) per Agustus 2017 meraih laba bersih sebesar Rp478 miliar.

"Laba bersih itu naik tajam 130 persen dibandingkan periode sama pada 2016 yang masih mengalami kerugian senilai Rp1,57 triliun," ujar Direktur Utama Perkebunan Holding Nusantara Dasuki Amsir. dalam keterangan yang diterima di Medan, Rabu.

Menurut dia, keuntungan bersumber dari peningkatan penjualan, kenaikan produktivitas komoditas tanaman serta keberhasilan program efisiensi di segala lini usaha.

Dasuki Amsir menjelaskan penjualan Holding Perkebunan Nusantara selama Januari-Agustus 2017 meningkat sebesar 9 persen menjadi Rp21,16 triliun dibanding periode yang sama tahun 2016 yang masih Rp19,5 triliun.

Adapun produktivitas komoditas kelapa sawit mengalami peningkatan sebesar 18 persen dibandingkan periode sama 2016.

"Sepanjang 2016, program transformasi yang dieksekusi Holding Perkebunan Nusantara sudah berjalan sesuai jalur. Manajemen yakin peningkatan kinerja akan berlanjut hingga akhir 2017,"katanya.

Keyakinan semakin kuat karena tren perbaikan laba dari awal tahun terus berlanjut.


Dasuki menambahkan, peningkatan kinerja di anak usaha Holding Perkebunan Nusantara juga mengalami perbaikan dari bulan ke bulan dan itu membuktikan program transformasi membawa pengaruh positif dan sudah berjalan merata di seluruh PTPN.


Dengan meilihat pencapaian kinerja yang positif selama periode Januari-Agustus 2017, Dasuki optimistis manajemen Holding Perkebunan Nusantara mampu memenuhi target yang telah dituangkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2017.


"Dengan tetap menerapkan strategi `corporate turnaround` dan menjaga kinerja di sisa tahun 2017, maka target RKAP 2017 optimistis dapat direalisasikan,"katanya.


Dia mengakui, manajemen masih terus fokus pada peningkatan produktivitas dan melakukan efisiensi di semua lini agar tercapai harga produksi yang efisien dan konsisten.


Dengan langkah itu, maka apabila terjadi penurunan harga komoditas, kondisi itu tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.


Dasuki mengatakan, Holding Perkebunan menerapkan efisiensi di berbagai lini dengan memperhatikan struktur biaya perusahaan.


Salah satu bentuk efisiensi antara lain adalah pengadaan pupuk oleh Holding yang diyakini bisa menekan harga menjadi lebih murah dan mencegah pemborosan.


Sementara untuk meningkatkan produktivitas dalam menjalankan operasional, manajemen memastikan pengelolaan dan prosesnya berjalan baik sesuai SOP mulai dari teknis penanaman, perawatan, pemupukan, panen hingga pengangkutan ke pabrik pengolahan.


"Diakui untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan pengembangan TI dalam menyediakan data yang lebih akurat guna mengontrol produktivitas, efisiensi serta membuat keputusan yang lebih baik,"ujar Dasuki.


Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) merupakan induk usaha dari PTPN I sampai PTPN XIV yang dibentuk berdasarkan PP No.72/2014.


Sebanyak 90 persen saham PTPN I sampai PTPN XIV dimiliki oleh Holding Perkebunan Nusantara dan sisanya 10 persen dimiliki Pemerintah.


Holding Perkebunan Nusantara memiliki cakupan usaha berupa budi daya tanaman, produksi, perdagangan, pengembangan usaha bidang perkebunan, Agro Wisata, Agro Bisnis, Agro Industri, Agro Forestry, dan usaha lainnya dengan total aset hingga April 2017 sekitar Rp113 triliun.


Komoditas yang dikelola di atas lahan 1,18 juta hektare adalah kelapa sawit, karet, gula, teh, kopi, kakao, tembakau, aneka kayuan, buah-buahan, dan aneka tanaman lainnya.


Sejak bulan Mei 2016, Holding Perkebunan Nusantara terus melakukan pembenahan dengan menerapkan dan melakukan akselerasi program Turnaround untuk menyehatkan dan meningkatkan kinerja anak usaha PTPN I - PTPN XIV dengan kultur jujur, tulus, ikhlas.***3***




















Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017