Sipirok,20/8(Antarasumut)-Usaha Kecil Menengah Tabo Kopi Sipirok, Sumuran, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan kini butuh perhatian dari pemerintah.





Pengusaha UKM Kopi Tabo Sipirok, Siti Muslihah, Minggu, mengatakan, kehadiran rumah kemasan dapat meningkatkan nilai jual produk komoditi unggulan daerah seperti kopi, gula semut dan makanan ringan lainnya.





"Meningkatnya nilai jual otomatis akan menambah inkam keuntungan bagi masyarakat pelaku ekonomi itu sendiri," katanya.





Menurut dia pendapatan ekonomi bisa bertambah apabila produk atau dagangan juga digemari konsumen (laris manis). Nah, untuk meningkatkan daya beli konsumen kwalitas produk perlu terjaga.





Dia sudah sejak lama mengimpikan rumah kemasan. Disamping untuk membutuhi produknya sendiri juga membutuhi produk pelaku ekonomi lainnya si daerah itu.





Kemasan (packaging) penting dan sibutuhkan untuk menarik dan meningkatkan daya beli produk seperti kopi, gula semut makanan ringan lainnya, sekaligus bisa menyaingi pasar.





Tabo kopi sebenarnya punya peralatan mesin untuk kemasan, namun produksinya terbatas. Bayangkan saja Tabo Kopi butuh sekitar 5 ribu lembar kemasan (packaging) untuk kemasan kopi dan gula semutnya, itu diluar menutupi permintaan Simalungun dan Karo.





Untuk dapat menutupi target kemasan, Tabo Kopi kini sudah berhasil membina tenaga kerja 3 rumah tangga di Desa Saba Tolang dan Desa Garoga, Sipirok.





"Sekarang rata rata rumah tangga itu sudah mendapatkan inkam Rp.100 ribu (Rp.500/lembar) hanya dari melipat dan menggunting kertas yang dibalut alluminium foil sebagai bahan untuk kemasan produk kopi dan gula semutnya,"terangnya.





Tapi isteri tercinta Bambang Heri Santoso itu yakin pendapatan masyarakat baik pelaku ekonomi atau UKM maupun tenaga kerja akan bertambah apabila rumah kemasan itu hadir.





Tabo Kopi Sipirok yang memiliki cita rasa dan aroma khas sendiri tidak saja diminati dalam negeri dan permintaan pasarnya datang dari berbagai negara uni eropa, Singgapore, Malaysia, Thailand, Filipina, Swiss, Belanda, Australia dan Afrika.





Malah sekarang rata rata setiap bulannya bulek bulek menyempatkan diri ngopi langsung ke Sumuran menikmati cita rasa dan aroma khas Tabo Kopi yang dirintis sejak lebih 5 tahun dari 2017.





"Narasindo Travel juga sudah tawarkan Tabo Kopi untuk bisa menjadikan Lingkungan Sumuran sebagai kampung kopi tetapi minta dibangun fasilitas mulai kamar mandi umum, perbaikan jalan, open stage,"terangnya.





Narasindo menilai lingkungan Sumuran sangat cocok dijadikan sebagai eko wisata sambil menikmati kopi di tengah kesejukan alamnya.





"Itu tergantung kita (masyarakat dan pemerintah) apa mau menangkap potensi peluang untuk pendapatan daerah dan peningkatan ekonomi yang didepan mata itu,"ujarnya.





Malah untuk menghidupkan UKM masyarakat Sipirok, Siti sudah mulai buka pembicaraan dan bekerjasama dengan Bumdes Sipirok, baik perekrutan tenaga kerja maupun sejumlah produk unggulan daerah kedepan.





"Kita ingin produk daerah ini bisa menjadi ikon agar Sipirok selaku Ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan lebih terkenal lagi melalui produk unggulannya,"kata wanita yang dikenal ramah itu.





Tabo kopi termasuk UKM dengan kriteria "Fast moving enterprise" usaha yang memiliki kewirausahawan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017