Tebing Tinggi 2/8 (antarasumut)- Harga garam di pasar-pasar tradiosinal Tebing Tinggi terjadi kenaikan mencapai 150 persen, akibatnya menjadi keluhan para pengusaha rumah dan ibu-ibu rumah tangga di Tebing Tinggi dan terpaksa menambah anggaran biaya.

Kasmiaty (49) pengusaha rumah makan Minang di Jalan KL Yos Sudarso Kota Tebing Tinggi sangat mengeluhkan kenaikan harga garam sejak seminggu belakang ini, dia mengungkapkan garam yang berada di sejumlah toko berbentuk serbuk putih seperti tepung, tetapi memang asin.

Meskipun garam tidak langka di Tebing Tinggi namun harga garam tetap mahal untuk ukuran kecil yang biasa dijual eceran Rp 500 per bungkus, kini menjadi Rp 1.500./ bungkus ujarnya

"Untuk penyedap rasa, biasanya kita murah membeli garam harganya murah, kini mahal, kita harus mengeluarkan biaya tambahan untuk bumbu dapur ini," keluh Kasmiaty.

Salah seorang ibu rumah tangga, Saedah yang ditemui di Pasar Impres Kota Tebing Tinggi mengatakan masalah kenaikan harga garam ini hendaknya bisa menjadi pengalaman bagi pemerintah, karena selama ini tidak pernah terjadi kenaikan harga garam yang mencapai 150 persen.

"Bila harga garam terus naik, maka yang paling terimbas ibu rumah tangga, apalagi kita tidak mengkonsumsi garam, maka anak kita bisa kena penyakit gondokan," Pemerintah sebaiknya mencari tahu apa penyebabkan dan dicarikan solusi yang terbaik ujarnya..

 Agen penjualan garam di Kota Tebing Tinggi, Amin (45) di Jalan Gurami mengatakan harga garam yang dipasok agen dari Kota Medan jumlahnya terpaksa dikurangi karena mengalami kenaikan harga, 

untuk bungkus kecil sebanyak 10 bungkus, biasa dijual Rp 7.000, kini dijual kepada pengecer  (toko) seharga Rp 12.000, sementara untuk harga penjualan di pasaran kepada konsumen mencapai Rp 1.500 per bungkus kecil.

Amin mengatakan penyebap kenaikan harga garam ini tidak diketahui, tetapi menurut cerita yang beredar, kenaikan harga garam karena tidak ada panen raya dari penghasil sentra produksi garam karena isentintas curah hujan cukup tinggi. Untuk kelangkaan garam di wilayah Kota Tebing Tinggi tidak ada walaupun pasokan dari agen sedikit berkurang.

"Saat ini kami menjual garam impor dari Negara India, garamnya sedikit berbeda, tidak kasar dan seperti tepung berwarna putih dan halus, tetapi memang kandungan yodiumnya tinggi. Kami berharap pemerintah bisa kembali menormalkan harga garam kembali ke harga semula,"jelasnya. 

Pewarta: dhani elison

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017