Sibolga, 21/7 (Antarasumut)- Kepala Kejaksaan Negeri Sibolga, Timbul Pasaribu mengatakan, bahwa saat ini Kejaksaan memiliki pola baru didalam penanganan kasus di kejaksaan, yaitu mengutamakan pencegahan dari pada penindakan. 

Demikian ditegaskannya dalam acara sykuran Hari Ulang Tahun Adyiaksa ke 57 Kejaksaan, Jumat, (21/7), yang dilaksanakan di pelataran kantor Kejari Sibolga.

Menurut Kejari, sejak dirinya bertugas di Kejaksaan Sibolga komunikasi yang baik dan metode pencegahan sudah dilakukan kepada kedua daerah. Hal itu diyakininya mampu untuk memberikan rambu-rambu bagi kedua daerah dan juga SKPD nya untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan.

“Tidak kami pungkiri ada SKPD yang kami panggil dari kedua daerah untuk klarifikasi terkait adanya laporan dan juga pengaduan. Jadi tidak perlu takut untuk melaksanakan tugas asalkan sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Apalagi dengan adanya Tim Pengawalan Pengamanan Pemerintah Daerah (TP4D), bahwa kami dari Kejaksaan tidak serta-merta lagi bisa masuk menangani kasus sebelum Inspektorat, BPKP melakukan audit. 

Kalau dulu masih bisa, bahkan masih Unit Layanan Pengaduan (ULP) sudah bisa dikejar,”kata Timbul.

Sementara itu Bupati Tapteng, Bakhtiar Ahmad Sibarani yang turut hadir dalam acara itu mengatakan dalam sambutannya, bahwa dirinya menitipkan SKPD nya kepada Kejaksaan Negeri Sibolga. Dengan harapan, diberikan penjelasan dan penegasan tentang aturan hukum didalam melaksanakan tugas para SKPD yang berkaitan dengan penggunaan anggaran.

“Saya siap memerintahkan SKPD saya pak Kajari untuk berkoordinasi dengan penyidik-penyidik bapak, sehingga SKPD saya ini tidak salah langkah didalam merancang dan menganggarkan biaya yang berkaitan dengan penggunaan anggaran. Saya yakin dengan koordinasi yang baik, maka pencegahan tindakan korupsi bisa diatasi,”harap Bupati.

Politisi muda Hanura ini juga mencontohkan bedanya orang yang pintar dan orang bijak didalam mengambil keputusan. Ia memberikan sebuah ilustrasi tentang seorang panglima perang yang menantang juara catur. 

Dalam pertarungan itu panglima berhasil mengalahkan juara catur sebanyak 5 plat. Pangilma perang itupun meminta agar gelar juara catur itu tidak dipakai lagi, karena sudah behasil dikalahkan. 

Beberapa saat kemudian, sang juara catur itu mengajak Panglima perang itu untuk bertanding kembali. Dalam hitungan singkat, Panglima perang kalah dibuatnya. Akhirnya Panglima Perang itu bertanya, kenapa waktu itu dia bisa dikalahkannya. Maka sang juara catur itu menjawab, bahwa ia tahu Panglima Perang akan berangkat berperang saat itu, sehingga ia sengaja mengalah supaya jangan kalah semangat dalam berperang.

“Dari ilustrasi tadi dapat kita simpulkan perbedaan antara orang yang pintar dan orang yang bijak. Saya berharap kita bisa bertindak sebagai orang-orang yang bijak. Pintar buka untuk menggurui, cepat bukan untuk mendahului,”tegas Bupati Bahktiar.

Sebelumnya juga Kejaksaan Negeri Sibolga sudah menggelar berbagai kegiatan sosial Anjang Sana ke Panti Asuhan, olahraga bersama dan juga kegiatan lainnya untuk menyambut HUT Adyiaksa ke 57 tahun

Pewarta: Jason

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017