Aek Kanopan, 8/7 (Antarasumut) - Warga Dusun IV Suka Jadi, Desa Pangkalan, Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara dihebohkan dengan penemuan bunga bangkai di bawah pohon durian wakaf milik Haji Muhammad.
Kanit Reskrim Polsek Aek Natas Iptu M Pasaribu, Sabtu dilokasi penemuan tumbuhan langka itu mengatakan, mendapat informasi dari warga setempat tentang keberadaan bunga setinggi 1 meter tersebut.
Selanjut, dia bersama dua orang personil diperintahkan untuk mengawasi tumbuhan itu, sehingga tidak tersentuh tangan manusia agar dapat hidup lebih lama dengan cara memagari mengunakan tali plastik dan bambu.
"Jumat (7/7), saya dapat informasi dari warga, lalu Kapolsek perintahkan untuk mengawasi bunga itu dan selanjutnya berkoordinasi dengan BKSDA untuk melakukan tindakan selanjutnya," kata Pasaribu.
Dari hasil amatan wartawan, kondisi tumbuhan dengan nama latin 'amorphophallus titanum' itu dalam keadaan rusak. Kelopak daun berwarna hijau memar, ada bekas tusukan dibeberapa titik bahkan diperparah pucuk bunga terdapat sempalan sekira 3 centimeter dan batang pucuk terbelah menjadi dua bagian.
Sementara, Kapala Dusun IV Suka Jadi, Dahnial Hasibuan mengatakan, tumbuhan tersebut baru pertama ini melihat dan tumbuh di dusun yang mayoritas pengahasilannya dari hasil pertanian kelapa sawit.
Menurutnya, tumbuhan itu di temukan Rahmad Sipahutar di halaman rumahnya tiga hari yang lalu. Warga dusun yang terdiri 98 KK itu sempat terkecoh bunga tersebut adalah tumbuhan sejenis pano-panoan (turbung) yang sering tumbuh diantara semak belukar di lahan perkebunan sawit mereka.
Dia berharap, warga sekitar dapat menjaga bunga langka itu dan untuk dapat menemukan bunga bangkai di dusun tersebut, warga masuk di seberang jalan Polsek Aek Natas dengan jarak sekira 3 kilometer kelokasi.
Fauna Labura Diteliti WNA
Selain tumbuhan langka, kawasan hutan Kabupaten Labuhanbatu Utara masih memiliki hewan yang dilindungi diantaranya burung rangkong, beruang madu hingga harimau sumatera asli Indonesia.
Bahkan beberapa waktu yang lalu sejumlah warga negara asing (WNA) dari Amerika Serikat, Jerman dan India datang untuk meneliti secara khusus fauna di kabupaten yang terkenal dengan semboyan 'Bumi Basimpul Kuat Babontuk Elok' ini.
"Ya, benar beberapa hari yang lalu, WNA dari NGO Habitat Internasional meneliti keberadaan fauna di Labura," kata Kadis Infokom Labura, Sugeng, ketika dihubungi.
Sugeng berharap, kawasan hutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara dapat dijadikan tempat penelitian maupun sebagai sumber daya alam yang mumpuni, sehingga dapat melestarikan flora dan fauna di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
Kanit Reskrim Polsek Aek Natas Iptu M Pasaribu, Sabtu dilokasi penemuan tumbuhan langka itu mengatakan, mendapat informasi dari warga setempat tentang keberadaan bunga setinggi 1 meter tersebut.
Selanjut, dia bersama dua orang personil diperintahkan untuk mengawasi tumbuhan itu, sehingga tidak tersentuh tangan manusia agar dapat hidup lebih lama dengan cara memagari mengunakan tali plastik dan bambu.
"Jumat (7/7), saya dapat informasi dari warga, lalu Kapolsek perintahkan untuk mengawasi bunga itu dan selanjutnya berkoordinasi dengan BKSDA untuk melakukan tindakan selanjutnya," kata Pasaribu.
Dari hasil amatan wartawan, kondisi tumbuhan dengan nama latin 'amorphophallus titanum' itu dalam keadaan rusak. Kelopak daun berwarna hijau memar, ada bekas tusukan dibeberapa titik bahkan diperparah pucuk bunga terdapat sempalan sekira 3 centimeter dan batang pucuk terbelah menjadi dua bagian.
Sementara, Kapala Dusun IV Suka Jadi, Dahnial Hasibuan mengatakan, tumbuhan tersebut baru pertama ini melihat dan tumbuh di dusun yang mayoritas pengahasilannya dari hasil pertanian kelapa sawit.
Menurutnya, tumbuhan itu di temukan Rahmad Sipahutar di halaman rumahnya tiga hari yang lalu. Warga dusun yang terdiri 98 KK itu sempat terkecoh bunga tersebut adalah tumbuhan sejenis pano-panoan (turbung) yang sering tumbuh diantara semak belukar di lahan perkebunan sawit mereka.
Dia berharap, warga sekitar dapat menjaga bunga langka itu dan untuk dapat menemukan bunga bangkai di dusun tersebut, warga masuk di seberang jalan Polsek Aek Natas dengan jarak sekira 3 kilometer kelokasi.
Fauna Labura Diteliti WNA
Selain tumbuhan langka, kawasan hutan Kabupaten Labuhanbatu Utara masih memiliki hewan yang dilindungi diantaranya burung rangkong, beruang madu hingga harimau sumatera asli Indonesia.
Bahkan beberapa waktu yang lalu sejumlah warga negara asing (WNA) dari Amerika Serikat, Jerman dan India datang untuk meneliti secara khusus fauna di kabupaten yang terkenal dengan semboyan 'Bumi Basimpul Kuat Babontuk Elok' ini.
"Ya, benar beberapa hari yang lalu, WNA dari NGO Habitat Internasional meneliti keberadaan fauna di Labura," kata Kadis Infokom Labura, Sugeng, ketika dihubungi.
Sugeng berharap, kawasan hutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara dapat dijadikan tempat penelitian maupun sebagai sumber daya alam yang mumpuni, sehingga dapat melestarikan flora dan fauna di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017