Pematangsiantar, Sumut, 13/5 (Antarasumut) - Harga gula merah di pasaran pusat perbelanjaan tradisional Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, terus beranjak naik menjelang masuknya bulan puasa tahun 2017.
Pengumpul hasil bumi merangkap pedagang di Pasar Horas, Edi Sahrul Damanik, Sabtu, mengatakan, kenaikan itu lumrah terjadi pada saat dua minggu menjelang puasa sampai dua minggu sebelum lebaran.
"Kebutuhan akan gula merah semakin meningkat, sementara pasokan dari petani berkurang, sehingga berdampak pada harga," kata warga Kelurahan Tanjung Tengah, Kecamatan Siantar Martoba itu.
Pada kurun waktu itu (dua minggu menjelang puasa sampai dua minggu sebelum lebaran), para petani pemilik pohon Nira lebih memilih memanen buah untuk dijadikan kolang kaling dari pada menampung air bahan gula merah.
Proses pengolahan buah pohon Nira menjadi kolang kaling lebih cepat dengan biaya lebih murah dari membuat gula merah, dan kolang kaling lebih diminati warga, khususnya umat Islam pada kurun waktu itu.
"Apalagi saat ini musim hujan, petani juga kesulitan mencari kayu sebagai bahan bakar proses pengolahan gula merah," kata Edi.
Pemanenen buah untuk kolang kaling juga berdampak pada menurunnya air/getah bahan baku gula merah, sehingga menjadi sulit didapat dari Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara sebagai daerah pemasok ke Pematangsiantar.
Dalam kondisi normal, harga gula merah Rp18.000-Rp20.000 per kilogram, kini mencapai Rp28.000 dan diperkirakan terus naik sampai menjelang dua minggu sebelum lebaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
Pengumpul hasil bumi merangkap pedagang di Pasar Horas, Edi Sahrul Damanik, Sabtu, mengatakan, kenaikan itu lumrah terjadi pada saat dua minggu menjelang puasa sampai dua minggu sebelum lebaran.
"Kebutuhan akan gula merah semakin meningkat, sementara pasokan dari petani berkurang, sehingga berdampak pada harga," kata warga Kelurahan Tanjung Tengah, Kecamatan Siantar Martoba itu.
Pada kurun waktu itu (dua minggu menjelang puasa sampai dua minggu sebelum lebaran), para petani pemilik pohon Nira lebih memilih memanen buah untuk dijadikan kolang kaling dari pada menampung air bahan gula merah.
Proses pengolahan buah pohon Nira menjadi kolang kaling lebih cepat dengan biaya lebih murah dari membuat gula merah, dan kolang kaling lebih diminati warga, khususnya umat Islam pada kurun waktu itu.
"Apalagi saat ini musim hujan, petani juga kesulitan mencari kayu sebagai bahan bakar proses pengolahan gula merah," kata Edi.
Pemanenen buah untuk kolang kaling juga berdampak pada menurunnya air/getah bahan baku gula merah, sehingga menjadi sulit didapat dari Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara sebagai daerah pemasok ke Pematangsiantar.
Dalam kondisi normal, harga gula merah Rp18.000-Rp20.000 per kilogram, kini mencapai Rp28.000 dan diperkirakan terus naik sampai menjelang dua minggu sebelum lebaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017