Medan, 5/5 (antarasumut)-Mahasiswa Jurusan pendidikan Sejarah Unimed bekerjasama dengan Museum Uang Sumatra dan DHD 45 Sumut, akan menggelar seminar dengan tema, " Dinamika Uang Era Revolusi di Sumut, Dari Artefak Terlupakan, Sampai Barang Berinvestasi Tinggi", Sabtu (6/5).

Seminar ini akan diselenggarakan di Gedung Juang 45 Jalan Pemuda No. 17  Medan yang akanberlangsung pada pukul 09.30 WIB.

Hadir sebagai narasumber adalah  Rudi Barus (Kepala Museum Uang Sumatra) yang akan memaparkan "Pendirian Museum Uang Sumatra Sebagai Penyelamat Artefak Sejarah Bangsa". Wahyuddin Kolektor Uang yang akan memaparkan "Nilai Uang Lama Masa Revolusi Sebagai Investasi/Bisnis". Irwan Fahmi Saksi Sejarah yang akan memaparkan "Gerilya Pencetakan Uang Revolusi Sumut di Aceh Timur"

Ketua panitia sekaligus Kepala Pussis Unimed Dr. Ichwan  Azhari, Jumat (5/5) menjelaskan seminar ini diselenggarakan gratis oleh Mahasiswa Jurusan pendidikan Sejarah Unimed bekerjasama dengan Museum Uang Sumatra dan DHD 45 Sumut. Namun mengingat tempat terbatas kata Ichwan, diharapkan calon peserta dapat lebih awal berkominikasi dengan panitia ke no HP 082387576932/082283683139 dengan Sdri Cinta.

Selain seminar kata Dr. Ichwan Azhari juga dapat disaksikan Mesin Pencetak Uang Revolusi di Tapanuli (1945-1949) dan pameran lebih 100 jenis uang masa revokusi di Sumatera Utara. "Museum Uang Sumatera sudah berhasil menyelamatkan mesin cetak uang masa revolusi untuk daerah Tapanuli yang berasal dari Sibolga", ujarnya.

Percetakan uang zaman revolusi ini telah berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia di Sumatera Utara 1945-1949. Uang yang dicetak dengan mesin ini telah berhasil menembus blokade moneter Belanda yang memaksa bangsa Indonesia memakai uang Belanda dan uang NICA. 

Katanya lagi, mesin yang dipakai untuk mencetak uang Tapanuli dan berlokasi di Sibolga ini , pernah dicari Belanda untuk disita dan dihancurkan karena dianggap mengganggu penaklukkan ekonomi penjajahan. Berkali kali mesin ini disembunyikan dan pernah dibawa ke hutan untuk menghindari siataan dari Belanda.

Dengan demikian mesin ini bukan hanya telah berfungsi sebagai alat pencetak ujar sejarawan ini lagi sembari menambahkan,  uang tetapi sebagai senjata ekonomi untuk melawan Belanda.  "Mesin cetak uang revolusi yang merupakan memori penting bangsa ini tanpa menunggu pemerintah yang biasanya lamban memperhatikannya , telah diselamatkan atas usaha pribadi dari  Bapak Rudi Barus untuk dipakai oleh  Yayasan Museum Uang Sumatera", tambah guru besar Unimed ini lagi.

Mesin bersejarah yang selama 70 tahun nyaris terlupakan ini akan dipamerkan bersamaan dengan Pameran Uang Perjuangan Sumatra Utara di Gedung Juang 45 Jalan Pemuda Medan. Pameran Uang yang akan memamerkan lebih 100 jenis uang era revolusi 1945-1949 ini merupakan kerjasama antara Dewan Harian Daerah 45 Sumatra Utara, Museum Uang Sumatra dan  Pussis Unimed, kata Ichwan Azhari mengkhiri penjelasannya.

Pewarta: Rilis

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017