Rantauprapat, Sumut, 29/4 (Antarasumut) - Belasan hektare lahan pertanian di Dusun III Desa Sei Tawar, Kecamatan Panai Hilir rusak terendam air asin akibat pasang laut di daerah pesisir pantai Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.

"Memang air laut sudah melewati benteng yang ada. Jadi, sekira 14 hektare lahan pertanian milik warga terendam air asin," kata Wartam (55), warga Dusun III Desa Sei Tawar ketika dihubungi, Sabtu.

Ia mengatakan, benteng beton penahan di daerah itu tidak dapat menahan ketinggian air laut.

Dampaknya saat terjadi pasang, air masuk melalui anak sungai dan melewati kawasan hutan mangrove (bakau) yang berhadapan langsung dengan pesisir Selat Malaka.

Bahkan hutan penyangga pesisir pantai dikhawatirkan tidak mampu menahan pasang air laut itu dikarenakan aktivitas ilegal yakni pengambilan kayu mau pun alih fungsi kawasan hutan untuk perluasan lahan perkebunan.

"Kalau tidak ada pohon bakau ini, mungkin Dusun III Desa Sei Tawar sudah diterjang angin puting beliung beberapa waktu yang lalu. Alhamdulillah, angin dari laut itu hanya menghantam pohon bakau dan merusak puluhan hektar bakau," ungkap Wartam.

Kordinator Perkumpulan Hijau Labuhanbatu Rudy MQ menilai, masuknya air laut kedaratan dikarenakan pasang laut.

Aktivitas alami itu dapat diatasi dengan aktivitas alami juga, yakni dengan merehabilitasi kawasan itu dengan menanam pohon bakau.

"Sejak tiga tahun terakhir kita pantau, di Dusun III Desa Sei Tawar memang terjadi pengikisan daratan hingga lima meter dari bibir pantai. Penyebabnya adalah pengerusakan hutan di kawasan ini untuk perluasan lahan perkebunan," katanya.

Aktivitas ilegal itu, memicu pengikisan daratan oleh gelombang air laut atau disebut abrasi karena terganggunya keseimbangan alam daerah pantai.

Dia mengajak masyarakat setempat untuk berperan dalam mengawasi kawasan hutan bakau di pesisir pantai yang berfungsi sebagai benteng pasang air laut dengan penanaman dan penyisipan bibit bakau di kawasan itu.

"Dengan melestarikan alam dan lingkungan, setidaknya dapat mencegah bencana alam," katanya.

Pewarta: Kurnia

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017