Tanjungbalai, 21/2 (antarasumut) - Cuaca extrem dan tingginya gelombang di perairan Selat Malaka membuat nelayan Tanjungbalai enggan melaut menangkap ikan karena hasilnya tidak sebanding dengan risiko dan biaya melaut.


"Dari pada dihantam badai dan digoyang ombak, lebih baik kami tidak ke laut," kata nelayan penjaring Zulham di Tanjungbalai, Selasa.


Pria paruh baya itu menuturkan, sepekan terakhir badai dan ombak datang tidak menentu sehingga sulit untuk diperkiran dan membuat nelayan khawatir terkena musibah.


"Semula cerah, namun tiba-tiba cuaca berubah gelap disertai angin kencang. Dari pada celaka lebih baik tidak melaut," kata Zulham warga Kecamatan Sei Tualang Raso, Kota Tanjungbalai itu.


Hal senada juga dikatakan Uncu (48), warga Lelurahan Perjuangan yang menyebutkan, angin kencang dan tingginya gelombang membuat hasil tangkapan ikan berkurang.


Dia mengaku heran karena cuaca mengalami perubahan musim dan tidak menentu, padahal jika menurut bulan dan pengalaman selama menjadi nelayan seharusnya bulan Gebruari keadaan laut tidak berangin dan tenang.


"Mungkin dunia ini sudah tua, biasanya bulan dua (Februari) angin tidak kencang. Namun keadaan saat ini musim sepertinya sudah berubah," ujarnya.


Kedua nelayan tradisional itu berharap cuaca extrem yang sedang terjadi cepat berlalu agar kalangan nelayan bisa kembali ke laut untuk mencari nafkah menghidupi keluarga masing-masing. 

Pewarta: Yan Aswika

Editor : Fai


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017