Tapanuli Selatan,22/2(Antarasumut)-Laporan akhir analisis LPEM-FEBUI, sepanjang 2010-2015 kontribusi PT.Agincourt Resources (AR)terhadap penciptaan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tapanuli Selatan mencapai Rp.1,24 triliun.

Demikian nara sumber LPEM-FEBUI (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia) Widyono Soetjipto dan M.Halley Yudhistira dalam seminar Analisis dampak ekonomi dan fiskal PT.AR yang dibuka Wakil Bupati Tapanuli Selatan Aswin Efendi Siregar di Mega Permata, Padangsidimpuan, Selasa (21/2).

Diperiode yang sama juga kata mereka PT.AR pengelola Tambang Emas Martabe berkontribusi untuk tingkat Provinsi Sumut Rp.4,7 triliun terhadap PDRB Provsu.

Diperiode sama juga PT.AR berkontribusi terhadap pendapatan rumah tangga di Tapsel Rp.400 milyar atau Rp.66 miliar pertahun.

Demikian keberhasilan PT.AR menciptakan peluang pekerjaan 13.267 orang kurun waktu lima tahun (2010-2015) atau sekitar 2.211 orang per-tahun.

Sementara kontribusi fiskal PT.AR bagi Tapanuli Selatan periode 2012-2015 mencapai Rp.61 milyar, atau mencapai Rp.65,1 milyar periode 2008-2015.

Seminar itu mengikutsertakan pesertanya dari pejabat dan masyarakat Tapsel, BPKM tingkat nasional, akademika, perwakilan perhimpinan pertambangan-Indonesia, Ormas, dan media.

Dikatakan Soetjipto mereka mereka mendapatkan itu setelah melakukan studi penelitian itu bersama FEB-USU (Fakultas ekonomi dan bisnis- Universitas Sumatera Utara) Wahyu Ario Pratomo yang juga tampil narasumber sesi pertama.

Survei lapangan mereka laksanakan di 10 desa lingkar tambang sebelumnya di Batangtoru terkait dampak kehadiran PT.AR. Penelitian menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif (I/O).

Selain kontribusi di bidang ekonomi dan fiskal, masa operasional penuh tambang emas Martabe berkontribusi positif terhadap peningkatan kualitas layanan kesehatan, pendidikan, pelatihan dan pengembangan kapasitas petani, pembangunan infrastruktur 15 desa lingkar tambang dan lainnya.

Presiden Direktur PT.AR, Tim Duffy dalam siaran persnya mengatakan hasil studi tersebut memberikan data-data terukur yang menunjukkan tambang memberi kontribusi substansial terhadap laju perekonomian di Batangtoru, Tapsel dan Sumut.

Ditandaskannya PT.AR terus mengimplementasikan komitmen berkelanjutan seperti operasi yang aman dan efisien, dampak lingkungan, dan memberi manfaat sosial positif jangka panjang bagi pemangku kepentingan kedepan.

Direktur wilayah I BKPM Agus Joko Saptomo dalam seminar mempresentasi "investasi Tapsel", yang menunjukkan bahwa realisasi investasi di Sumut 2016 mencapai Rp.18,8 triliun atau 3,1% dari investasi nasional.

Sektor pertambangan sebutnya berkontribusi Rp.2,2 triliun atau 11,7% dari total realisasi investasi Sumut, sedang realisasi investasi Tapsel 2016 sebesar Rp.1,7 triliun atau 9% dari realisasi investasi Provinsi Sumut.

Sektor pertambangan di Tapsel katanya, menyumbang 0,9 atau 52,9 persen dari realisasi investasi.

Wahyu Ario Pratomo FEB-USU judul presentasinya "dampak pertambangan emas terhadap perekonomian Tapsel".

PT.AR kata Wahyu telah berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Tapsel, baik pada masa konstruksi maupun produksi yang memicu lonjakan ekonomi.

PT.AR tambahnya telah menunaikan tanggungjawab finansial dalam bentuk pajak, iuaran dan retribusi.

Ia menyarankan kepada pihak kabupaten untuk berjuang berpartisipasi aktif dalam merevisi Undang-undang Nomor 3 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah yang sudah masuk Prolegnas, apabila belum mendapatkan pembagian optimal.

Stevi Thomas-Deputi general manager general affair PT.AR judul  presentasi "tanggung jawab sosial PT.AR", dimana program Corporate Sosial Responcibility (CSR) berjalan baik dan maksimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017