Kotapinang, 21/2 (Antarasumut) - Ruas Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) jurusan Medan-Pekanbaru di Kab. Labusel terancam mengalami kerusakan parah, akibat truk sarat muatan kayu gelondongan jenis eucalyptus (akasia) sering melintas.
Informasi yang diperoleh, kendaraan truk bermuatan kayu gelondongan tersebut sudah beroperasi selama tiga minggu. Kayu-kayu tersebut dibawa dari kawasan Desa Torganda, Kec. Torgamba, Kab. Labusel menuju Kab. Toba Samosir.
Truk bermuatan besar itu, sering melintas beriringan, sehingga mengganggu pengguna jalan lain dan pengendara terpaksa mengalah agar tidak terjadi kecelakaan.
Beberapa tahun lalu truk pengangkut kayu juga sempat melintas dari kawasan Kec. Sungaikanan, Kab. Labusel menuju Provinsi Riau. Namun, jalur pengangkutan terpaksa dialihkan, karena diprotes warga.
"Sudah hampir tiga minggu truk-truk tersebut beroperasi. Setiap hari rata-rata 20 hingga 30 unit," kata warga Kel. Kotapinang, Ade Dermawan dan Suwito, 47 warga Dusun Blok IX, Desa Sisumut, Selasa.
Mereka khawatir badan jalan rusak akibat kendaraan yang melintas melebihi tonase semestinya, seperti yang terjadi di Jalinsum di Provinsi Riau dan berharap truk-truk tersebut tidak melintasi jalan ini. Apalagi kawasan tanjakan, kalaupun memang harus melintas muatannya tidak boleh berlebihan.
Terpisah, Kepala UPPKB Wilayah III Labuhanbatu, Dinas Perhubungan Provsu di Pinangawan, Ivansyah Lubis mengakui beroperasinya kembali truk-truk pengangkut kayu gelondongan itu.
Namun dia tidak mengetahui apakah muatan truk tersebut melebihi kapasitas atau tidak, karena sekarang kendaraan sudah jarang masuk jembatan timbang.
"Kurang tahu saya mengenai muatannya. Karena mereka juga tidak masuk jembatan timbang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
Informasi yang diperoleh, kendaraan truk bermuatan kayu gelondongan tersebut sudah beroperasi selama tiga minggu. Kayu-kayu tersebut dibawa dari kawasan Desa Torganda, Kec. Torgamba, Kab. Labusel menuju Kab. Toba Samosir.
Truk bermuatan besar itu, sering melintas beriringan, sehingga mengganggu pengguna jalan lain dan pengendara terpaksa mengalah agar tidak terjadi kecelakaan.
Beberapa tahun lalu truk pengangkut kayu juga sempat melintas dari kawasan Kec. Sungaikanan, Kab. Labusel menuju Provinsi Riau. Namun, jalur pengangkutan terpaksa dialihkan, karena diprotes warga.
"Sudah hampir tiga minggu truk-truk tersebut beroperasi. Setiap hari rata-rata 20 hingga 30 unit," kata warga Kel. Kotapinang, Ade Dermawan dan Suwito, 47 warga Dusun Blok IX, Desa Sisumut, Selasa.
Mereka khawatir badan jalan rusak akibat kendaraan yang melintas melebihi tonase semestinya, seperti yang terjadi di Jalinsum di Provinsi Riau dan berharap truk-truk tersebut tidak melintasi jalan ini. Apalagi kawasan tanjakan, kalaupun memang harus melintas muatannya tidak boleh berlebihan.
Terpisah, Kepala UPPKB Wilayah III Labuhanbatu, Dinas Perhubungan Provsu di Pinangawan, Ivansyah Lubis mengakui beroperasinya kembali truk-truk pengangkut kayu gelondongan itu.
Namun dia tidak mengetahui apakah muatan truk tersebut melebihi kapasitas atau tidak, karena sekarang kendaraan sudah jarang masuk jembatan timbang.
"Kurang tahu saya mengenai muatannya. Karena mereka juga tidak masuk jembatan timbang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017