KPU Tapteng Gelar Debat Kandidat

Pandan, 24/1 (Antarasumut)- KPU Kabupaten Tapanuli Tengah melaksanakan Debat Kandidat Pelak calon bupapti Tapteng periode 2017-2022  yang dilangsungkan di Gedung Serbaguna Pandan, Senin malam. 

Acara yang dimoderatori Prof. Dr. Erhamdani Harahap ini berakhir sekira pukul 23.30WIB.

Debat termin pertama ini khusus untuk calon bupati Tapteng untuk memaparkan visi misinya dan dikaitkan dengan tema yang diusung,  yaitu menyelesaikan persoalan daerah dan upaya memperkokoh NKRI.

Sebanyak 3 orang panelis yaitu, Prof Dr. Monang Sitorus, Dr. Edi Ihsan dan Dr. Syarmadan Siregar memberikan pertanyaan kepada para calon dan menganalisis jawaban dan pemaparan masing-masing calon.

Debat termin pertama ini dibagi tujuh sesi, yakni sesi pertama pemaparan visi dan misi, penjelasan visi dan misi melalui pertanyaan panelis.

Pertanyaan dari panelis terkait dengan isu-isu faktual daerah sesuai konteks tema yang diangkat, debat masing-masing calon, dan clossing statement.

Adapun keempat calon bupati Tapteng yang diadu programnya yaitu, Amin Pardomuan Napitupulu dengan Ramses Hutagalung (AMIRA) dengan nomor urut 1. Pasangan nomor urut 2, Pastor Rantinus Manalu dan Ustaz Solihin Lubis, (PAUS).

Nomor urut 3, Bakhtiar Ahmad Sibarani dengan Darwin Sitompul (BADAR), dan pasangan nomor urut 4, Buyung Sitompul dan Binsar Saruksuk (BESAR).

Secara keseluruhan keempat calon bupati itu mengusung visi misi bagaimana mensejahterahkan masyarakat Tapteng, dengan meningkatkan penghasilan daerah melalui pendekatan dengan pemerintah pusat. Demikian juga peningkatan sektor pendidikan dan kesehatan menjadi poin utama keempat calon bupati.

Sedangkan terkait pertanyaan panelis tentang  keutuhan NKRI, keempat calon sepakat NKRI adalah harga mati. 

Khusus sesi debat antar sesama calon, para kandidat masih cenderung mempertanyakan hal-hal yang menyimpang dari tema, bahkan sampai kearah mempermalukan calon. 

Padahal sesi debat antar sesama kandidat menjadi peluang untuk saling mengkritisi visi - misi masing-masing calon, bukan untuk saling mempermalukan.