Medan, 10/11 (Antarasumut) - Penghimpunan dana pihak ketiga perbankan Sumatera Utara tahun 2016 posisi September naik 3,68 persen dari posisi sama 2015 menyusul menurunnya dana dari giro sebesar 5,82 persen dan rendahnya dana tabungan dan deposito.
"DPK (dana pihak ketiga) di posisi September 2016 hanya mencapai Rp197,73 triliun dari posisi sama 2015 yang Rp190,72 triliun," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Difi A Johansyah di Medan, Kamis.
Kecilnya kenaikan DPK perbankan Sumut itu karena rendahnya pertumbuhan pada penghimpunan dana dari tabungan dan deposito serta giro yang bahkan menurun.
Dana deposito, misalnya, hanya naik 1,55 persen atau menjadi Rp87,28 triliun dari Rp85,95 triliun di September 2015.
Sementara tabungan naik 11,56 persen dari sebesar Rp67,74 triliun pada September 2015 menjadi Rp75,57 triliun pada posisi sama tahun ini.
"Dana giro sendiri turun 5,82 persen menjadi Rp34,88 triliun dari Rp37,30 triliun di tahun 2015," kata Difi.
Sama dengan penyebab rendahnya kenaikan kredit, menurut Difi, rendahnya pertumbuhan DPK perbankan Sumut akibat krisis global.
Krisis global membuat kinerja dunia usaha menurun dan ikut juga menurunkan kemampuan masyarakat menabung.
Dia mengakui rendahnya pertumbuhan deposito juga dampak turunnya suku bunga deposito tersebut.
Pengamat ekonomi Sumut Wahyu Ario Pratomo menyebutkan rendahnya DPK juga akibat inflasi yang sedang terjadi.
"Harga barang khususnya kebutuhan pokok yang naik terus membuat masyarakat kesulitan. Bagaimana mau menabung, kalau biaya hidup membengkak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
"DPK (dana pihak ketiga) di posisi September 2016 hanya mencapai Rp197,73 triliun dari posisi sama 2015 yang Rp190,72 triliun," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Difi A Johansyah di Medan, Kamis.
Kecilnya kenaikan DPK perbankan Sumut itu karena rendahnya pertumbuhan pada penghimpunan dana dari tabungan dan deposito serta giro yang bahkan menurun.
Dana deposito, misalnya, hanya naik 1,55 persen atau menjadi Rp87,28 triliun dari Rp85,95 triliun di September 2015.
Sementara tabungan naik 11,56 persen dari sebesar Rp67,74 triliun pada September 2015 menjadi Rp75,57 triliun pada posisi sama tahun ini.
"Dana giro sendiri turun 5,82 persen menjadi Rp34,88 triliun dari Rp37,30 triliun di tahun 2015," kata Difi.
Sama dengan penyebab rendahnya kenaikan kredit, menurut Difi, rendahnya pertumbuhan DPK perbankan Sumut akibat krisis global.
Krisis global membuat kinerja dunia usaha menurun dan ikut juga menurunkan kemampuan masyarakat menabung.
Dia mengakui rendahnya pertumbuhan deposito juga dampak turunnya suku bunga deposito tersebut.
Pengamat ekonomi Sumut Wahyu Ario Pratomo menyebutkan rendahnya DPK juga akibat inflasi yang sedang terjadi.
"Harga barang khususnya kebutuhan pokok yang naik terus membuat masyarakat kesulitan. Bagaimana mau menabung, kalau biaya hidup membengkak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016