Medan, 18/10 (Antarasumut) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan mendorong perusahaan di daerah itu khususnya Badan Usaha Milik Daerah untuk masuk ke pasar bursa.
"Jumlah perusahaan di Sumut yang sudah melantai di pasar bursa sebanyak enam perusahaan dinilai masih sangat kecil dibandingkan potensi besar dunia usaha di provinsi. Jadi perlu terus didorong pertumbuhannya," kata Gubernur Sumut HT Erry Nuradi di Medan, Selasa.
Potensi yang besar tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang terus membaik, jumlah penduduk Sumut yang tercatat terbesar keempat di Indonesia, serta kinerja perdagangan dalam dan luar negeri yang cukup bagus.
"Pemprov Sumut siap mendukung khususnya kepada perusahaan BUMD agar bisa melantai di pasar bursa," katanya.
Pemprov Sumut juga berharap pihak terkait seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) juga tetap terus memberi dorongan kuat agar semakin banyak perusahaan di Sumut yang "go public".
"Saya kira sosialisasi yang terus dilakukan dan dukungan kuat akan membuat pengusaha lebih siap untuk `go public` karena pengusaha sebenanya diuntungkan dengan menjadi perusahaan terbuka," katanya.
Dia menegaskan, dengan akan semakin banyaknya perusahaan yang "go public", maka Pemprov Sumut diuntungkan karena perusahaan tersebut akan mendukung Pemprov Sumut dalam membangun infrastruktur yang sedang gencar dilakukan di daerah itu.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, kegiatan sosialisasi pasar modal memang bertujuan untuk lebih menyebarkan informasi terkait pasar modal kepada pelaku usaha di daerah.
Diharapkan, pasar modal bisa menjadi sumber pendanaan untuk mendorong pengembangan usaha di Provinsi Sumut.
"Dengan semakin banyak perusahaan di daerah yang melakukan `initial public offering` (IPO) tentunya akan meningkatkan perekonomian daerah dan mendorong munculnya sentra-sentra ekonomi yang lebih menyebar atau tidak hanya terkonsentrasi di daerah tertentu," kata Nurhaida.
Menurut dia, pendanaan melalui pasar modal memiliki nilai tambah tersendiri bagi dunia usaha khususnya mau pun masyarakat secara umum.
Pasar modal mempertemukan langsung kelebihan dana pada masyarakat dengan kebutuhan dana perusahaan sehingga diharapkan biaya modal (cost of fund) pendanaan dari pasar modal akan lebih rendah.
Dia menambahkan, hingga kini masih hanya enam perusahaan di Sumut yang telah memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan, baik dari penerbitan saham mau pun obligasi.
Keenam perusahaan itu PT Toba Pulp Lestari Tbk, PT Bank Sumut, PT Bank Mestika Dharma Tbk, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk, dan PT Atmindo Tbk.
Selain melakukan sosialisasi sejenis di berbagai daerah, OJK secara konsisten terus melakukan pendalaman pasar dan penguatan infrastruktur Pasar Modal dengan cara lebih menyederhanakan lagi proses IPO, dan pengembangan infrastruktur bagi UMKM untuk "go public".
Temasuk peluncuran sistem registrasi IPO secara elektronik serta meningkatkan jumlah investor lokal.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
"Jumlah perusahaan di Sumut yang sudah melantai di pasar bursa sebanyak enam perusahaan dinilai masih sangat kecil dibandingkan potensi besar dunia usaha di provinsi. Jadi perlu terus didorong pertumbuhannya," kata Gubernur Sumut HT Erry Nuradi di Medan, Selasa.
Potensi yang besar tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang terus membaik, jumlah penduduk Sumut yang tercatat terbesar keempat di Indonesia, serta kinerja perdagangan dalam dan luar negeri yang cukup bagus.
"Pemprov Sumut siap mendukung khususnya kepada perusahaan BUMD agar bisa melantai di pasar bursa," katanya.
Pemprov Sumut juga berharap pihak terkait seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) juga tetap terus memberi dorongan kuat agar semakin banyak perusahaan di Sumut yang "go public".
"Saya kira sosialisasi yang terus dilakukan dan dukungan kuat akan membuat pengusaha lebih siap untuk `go public` karena pengusaha sebenanya diuntungkan dengan menjadi perusahaan terbuka," katanya.
Dia menegaskan, dengan akan semakin banyaknya perusahaan yang "go public", maka Pemprov Sumut diuntungkan karena perusahaan tersebut akan mendukung Pemprov Sumut dalam membangun infrastruktur yang sedang gencar dilakukan di daerah itu.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, kegiatan sosialisasi pasar modal memang bertujuan untuk lebih menyebarkan informasi terkait pasar modal kepada pelaku usaha di daerah.
Diharapkan, pasar modal bisa menjadi sumber pendanaan untuk mendorong pengembangan usaha di Provinsi Sumut.
"Dengan semakin banyak perusahaan di daerah yang melakukan `initial public offering` (IPO) tentunya akan meningkatkan perekonomian daerah dan mendorong munculnya sentra-sentra ekonomi yang lebih menyebar atau tidak hanya terkonsentrasi di daerah tertentu," kata Nurhaida.
Menurut dia, pendanaan melalui pasar modal memiliki nilai tambah tersendiri bagi dunia usaha khususnya mau pun masyarakat secara umum.
Pasar modal mempertemukan langsung kelebihan dana pada masyarakat dengan kebutuhan dana perusahaan sehingga diharapkan biaya modal (cost of fund) pendanaan dari pasar modal akan lebih rendah.
Dia menambahkan, hingga kini masih hanya enam perusahaan di Sumut yang telah memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan, baik dari penerbitan saham mau pun obligasi.
Keenam perusahaan itu PT Toba Pulp Lestari Tbk, PT Bank Sumut, PT Bank Mestika Dharma Tbk, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk, dan PT Atmindo Tbk.
Selain melakukan sosialisasi sejenis di berbagai daerah, OJK secara konsisten terus melakukan pendalaman pasar dan penguatan infrastruktur Pasar Modal dengan cara lebih menyederhanakan lagi proses IPO, dan pengembangan infrastruktur bagi UMKM untuk "go public".
Temasuk peluncuran sistem registrasi IPO secara elektronik serta meningkatkan jumlah investor lokal.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016