Tebing Tinggi,1/8(antarasumut)- Bakor Pakem dan para tokoh lintas agama serta MUI Tebing Tinggi lakukan pertemuan senin sore (1/8) di Aula Kemenag Tebing Tinggi dihadiri Kapolres AKBP.Ciceu Cahyati.
Petemuan yang dipimpin langsung Ketua Bakor Pakem Tebing Tinggi H.Fajar Rudi Manurung dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi berkembangnya kejadian di Tanah Karo dan Tanjung Balai dan sebagai pernyataan sikap para tokoh lintas agama di Tebing Tinggi.
Fajar Manurung menyatakan hormat dan salut terhadap para tokoh-tokoh lintas agama, MUI dan FKUP Tebing Tinggi yang begitu kompak membangun kebersamaan dan ini terbukti meskipun undangan ini baru 4 jam lalu disampaikan ternyata pada hadir semua disini.
Ini semua pertanda kita di Tebing Tinggi saling mengasihi dan menyayangi antara satu umat dengan umat yang lain meskipun mempunyai perbedaan keyakinan, karena pada dasarnya agama apapun tidak ada yang mengajarkan saling bentrok,tetapi mengajarkan saling melakukan perbuatan yang baik.ujarnya.
Dikatakannya apa yang terjadi di Tanjung Balai terpicu oleh kabar yang disampaikan oknum di Mensos, yang sungguh sangat memprihatinkan kita semua, saya berharap di Tebing Tinggi semua tokoh lintas agama dan umatnya jangan mudah terpancing oleh isu-isu yang memprovokasi perpecahan.
Kapolres Tebing Tinggi AKBP.Hj.Ciceu Cahyati berharap harmonisasi yang sudah terjalin dengan baik di Tebing Tinggi antar umat lintas agama dan suku, mari terus kita jaga bersama-sama, suasana kondusif tetap kita pelihara dan jaga.
Tebing Tinggi ini rumah kita, dan merupakan kewajiban kita untuk menjaganya bersama-sama, apa yang terjadi di Tanah Karo dan Tanjung Balai tidak perlu terjadi di Tebing Tinggi, yang rugi nanti kita semua, tidak saja keamanan terganggu, tetapi perekonomian juga berhenti,ujarnya.
H.Sabhana Hasibuan Kabag Kesra Pemko Tebing Tinggi, pertemuan dengan para tokoh lintas agama sejak beberapa hari lalu juga sudah dilakukan Walikota H.Umar Zunaidi Hasibuan dirumah dinas, meskipun tidak secara formal,namun beberapa pesan juga disampaikan saat itu.
Walikota berharap warga masyarakat Tebing Tinggi tetap kompak dan bersama, manfaatkanlah Kepala Lingkungan dan petugas Babinkamtibmas yang ada disetiap kelurahan jika menemukan hal-hal bisa menimbulkan permasalahan SARA, segera laporkan untuk menyelesaikannya sedini mungkin.
Dalam pertemuan tersebut Bakor Pakem juga menerima masukan dari Muhamadiyah Tebing Tinggi yang disampaikan Jupri yang menilai kejadian Tanjung Balai bukanlah persoalan agama, pemicunya diyakini persoalan kesenjangan sosial,
untuk itu diharapkan warga Etnis Tionghoa di Tebing Tinggi sebaiknya didepan khalayak umum tidak menggunakan bahasa sukunya, melainkan bahasa Indonesia, agar kita semua semakin akrab.
Dari Khong Hu Chu berharap mari kita saling memahami satu dengan lain, jangan sampai salah paham, untuk itu mari kita selalu berkomunikasi dan saling berinteraktif dengan baik, saling menghormati dan menghargai.
Ketua Alwasliyah Ustad Ghazali Saragih, berharap kepada Kemenag,MUI dan FKUB agar memanfaatkan para tokoh agamanya masing-masing memanfaatkan penyampaian khutbahnya di mesjid atau gereja dan kelenteng memberikan pencerahan kepada umatnya masing-masing, atas kasus yang terjadi di Tanah Karo dan Tanjung Balai.
Kajari H.Fajar Rudi manurung, mengakhiri pertemuan menerima baik masukan yang disampaikan para tokoh agama tersebut, dan berharapm Pers (wartawan) juga ikut berperan menyebar luaskan informasi yang benar dan baik, jangan ikut-ikut memicu persoalan, karena media sangat ampuh membentuk opini.ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016