Medan, 1/8 (Antara) - Sumatera Utara pada Juli 2016 masih tetap mengalami inflasi sebesar 0,18 persen, menyusul semua atau empat kota yang dijadikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di provinsi itu juga mengalami inflasi seperti pada Juni.


"Inflasi yang terjadi di empat kota IHK yakni Medan, Sibolga, Pematangsiantar dan Padangsidempuan menyebabkan Sumut masih tetap mengalami inflasi meski lebih rendah dari Juni atau sebesar 0,18 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Senin.


Pada Juni, inflasi Sumut sudah sebesar 0,77 persen. Pada Juli, inflasi di Medan sebesar 0,07 persen, Sibolga 0, 91 persen, Pematangsiantar 0,17 persen dan Padangsidempuan 1.57 persen.


Inflasi di Sumut disebabkan kenaikan harga berbagai barang khususnya bahan pokok.


Inflasi di Medan misalnya disebabkan kenaikan harga gula pasir yang naik 6.49 persen, daging ayam ras 4,10 persen dan angkutan udara 14,44 persen serta emas perhiasan yang naik 2,67 persen.


Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut, Difi A Johansyah mengatakan, meski terjadi inflasi, namun besarannya sudah bisa ditekan.


Inflasi bisa ditekan antara lain karena harga beberapa bahan pokok seperti cabai dan bawang merah bisa dikendalikan, termasuk stabilnya harga beras.


"Inflasi Juli yang tren menurun sedikit melegakan karena memang pemerintah melalui TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) berupaya melakukan penurunan harga berbagai barang untuk menekan laju inflasi," tuturnya.


Laju inflasi terus diupayakan ditekan mengingat akan ada lagi masa yang kemungkinan harga berbagai barang melonjak yakni mendekati Natal dan Tahun Baru.


Untuk menekan inflasi secara terus menerus, kata dia, Bulog masih terus melakukan operasi pasar gula pasir dan direncanakan termasuk melanjutkan pada daging sapi yang berupa daging beku seperti yang diarahkan Presiden Joko Widodo untuk mencapai angka Rp80.000 per kg.
 

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Ribut Priadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016