Langkat, Sumut, 13/5 (Antara) - Sebanyak 26.651 keluarga dengan kriteria keluarga sangat miskin yang berasal dari 23 kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, menerima bantuan melalui Program Keluarga Harapan.
"Bantuan buat para keluarga tersebut sudah diterima oleh mereka hingga sekarang ini memasuki tahap kedua," kata Kordinator Program Keluarga Harapan (PKH) Langkat Ahmad Fian di Stabat, Jumat.
Menurut Ahmad Fian, dari 26.651 keluarga yang menerima PKH tersebut, yang terbesar berada di Kecamatan Secanggang sebanyak 2.627 keluarga, Kecamatan Tanjungpura 2.426 keluarga, Kecamatan Gebang 1.943 keluarga, Kecamatan Babalan 1.783 keluarga, Kecamatan Hinai 1.722 keluarga, dan Kecamatan Stabat 1.708 kelua
"Mereka yang menerima PKH ini harus benar-benar dari keluarga sangat miskin, itu yang diutamakan dengan kriteria penerima ibu hamil, nifas, menyusui, balita, anak pra sekolah, siswa SD miskin, siswa SMP miskin, dan siswa SMA miskin.
Bagi yang memenuhi kriteria sangat miskin akan menerima bantuan dari program keseluruhannya berjumlah Rp3,9 juta, yaitu Rp1,2 juta untuk kriteria penerima ibu hamil dan nifas, SD miskin Rp450 ribu, SMP Rp750 ribu, dan SMA Rp1 juta ditambah bantuan tetap Rp500 ribu.
"Untuk pemutahiran data validasi sekarang ini juga petugas sudah melakukannya di lapangan, diharapkan validasi ini akan bisa melihat secara jelas siapa yang layak menerima bantuan yang akan dilaporkan ke Kementerian Sosial," katanya.
Kepala Desa Pantai Cermin Tanjungpura Komeri Edi berharap agar pemerintah pusat dapat meninjau kembali penyalutan PKH itu karena ada yang tidak tepat sasaran.
Ia mencontohkan adanya keluarga yang tergolong mampu secara ekonomi dan warga yang telah meninggal dunia yang menerima bantuan.
Selain itu, tidak ada pendataan yang dilakukan oleh petugas pendamping di lapangan sehingga penerima PKH sehingga ada yang menerima bantuan lebih dari satu kali.
"Kami hanya berharap PKH ini harus tepat sasaran sehingga uang negara tidak habis percuma, karena tidak jelas para penerimanya," katanya.
Ia mencontohkan kondisi di Desa Pantai Cermin, penerima PKH ada 238 keluarga, sedangkan penerima bantuan Kelompok Keluarga Sejahtera (KKS) ada 578 keluarga.
Dari kelompok penerima bantuan tersebut, banyak yang tergolong mampu, bahkan ada yang merupakan pengusaha kebun yang memiliki penghasilan mencapai Rp7 juta per bulan.
"Jelas PKH ini tidak tepat sasaran karena datanya tidak melalui pendataan yang benar-benar akurat. Jadi, para penerima itu mohon ditinjau ulang," kata Komeri Edi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
"Bantuan buat para keluarga tersebut sudah diterima oleh mereka hingga sekarang ini memasuki tahap kedua," kata Kordinator Program Keluarga Harapan (PKH) Langkat Ahmad Fian di Stabat, Jumat.
Menurut Ahmad Fian, dari 26.651 keluarga yang menerima PKH tersebut, yang terbesar berada di Kecamatan Secanggang sebanyak 2.627 keluarga, Kecamatan Tanjungpura 2.426 keluarga, Kecamatan Gebang 1.943 keluarga, Kecamatan Babalan 1.783 keluarga, Kecamatan Hinai 1.722 keluarga, dan Kecamatan Stabat 1.708 kelua
"Mereka yang menerima PKH ini harus benar-benar dari keluarga sangat miskin, itu yang diutamakan dengan kriteria penerima ibu hamil, nifas, menyusui, balita, anak pra sekolah, siswa SD miskin, siswa SMP miskin, dan siswa SMA miskin.
Bagi yang memenuhi kriteria sangat miskin akan menerima bantuan dari program keseluruhannya berjumlah Rp3,9 juta, yaitu Rp1,2 juta untuk kriteria penerima ibu hamil dan nifas, SD miskin Rp450 ribu, SMP Rp750 ribu, dan SMA Rp1 juta ditambah bantuan tetap Rp500 ribu.
"Untuk pemutahiran data validasi sekarang ini juga petugas sudah melakukannya di lapangan, diharapkan validasi ini akan bisa melihat secara jelas siapa yang layak menerima bantuan yang akan dilaporkan ke Kementerian Sosial," katanya.
Kepala Desa Pantai Cermin Tanjungpura Komeri Edi berharap agar pemerintah pusat dapat meninjau kembali penyalutan PKH itu karena ada yang tidak tepat sasaran.
Ia mencontohkan adanya keluarga yang tergolong mampu secara ekonomi dan warga yang telah meninggal dunia yang menerima bantuan.
Selain itu, tidak ada pendataan yang dilakukan oleh petugas pendamping di lapangan sehingga penerima PKH sehingga ada yang menerima bantuan lebih dari satu kali.
"Kami hanya berharap PKH ini harus tepat sasaran sehingga uang negara tidak habis percuma, karena tidak jelas para penerimanya," katanya.
Ia mencontohkan kondisi di Desa Pantai Cermin, penerima PKH ada 238 keluarga, sedangkan penerima bantuan Kelompok Keluarga Sejahtera (KKS) ada 578 keluarga.
Dari kelompok penerima bantuan tersebut, banyak yang tergolong mampu, bahkan ada yang merupakan pengusaha kebun yang memiliki penghasilan mencapai Rp7 juta per bulan.
"Jelas PKH ini tidak tepat sasaran karena datanya tidak melalui pendataan yang benar-benar akurat. Jadi, para penerima itu mohon ditinjau ulang," kata Komeri Edi.
Editor : Ribut Priadi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016