Medan, 1/12 (Antara) - Sumatera Utara mulai mengalami inlfasi pada bulan November sebesar 0,51 persen dari posisi Okober yang masih bisa deflasi 0,23 persen.

"Inflasi di November terjadi pada semua daerah yang dijadikan IHK (Indeks Harga Konsumen) yakni Medan, Sibolga, Pematangsiantar, dan Padangsidimpuan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Wien Kusdiatmono di Medan, Selasa.

Inflasi di Sumut antara lain dipicu kenaikan harga bahan makanan seperti beras, cabai merah, disusul harga rokok dan angkutan udara.

Di Medan, misalnya inflasi dipicu kenaikan harga beras sebesar 2,73 persen, rokok kretek naik 11,76 persen, cabai merah 6,36 persen, dan angkutan udara 6.06 persen.

Dengan terjadinya inflasi pada November, maka inflasi Sumut secara kumulatif posisi November mencapai 1,79 persen atau naik dari posisi Oktober yang masih 1,27 persen.

Adapun inflasi secara "year on year" mencapai 4,34 persen. Dengan angka-angka itu, maka BPS memperkirakan inflasi Sumut pada 2015 akan di bawah angka 2014 yang sebesar 8,17 persen.

"Mudah-mudahan inflasi di Desember tidak besar meski diperkirakan terjadi lonjakan permintaan untuk Natal dan tahun baru," kata Wien.

Pengamat ekonomi Sumut Wahyu Ario Pratomo mengatakan, inflasi diperkirakan akan terus terjadi pda Desember karena ada perayaan Natal dan tahun baru.

Ia menyebutkan, inflasi di Desember akan dipicu oleh kenaikan bahan pangan, sandang, dan jasa, khususnya bidang transportasi serta hotel.

"Angka inflasi di Desember diperkirakan di atas angka November, tetapi besarannya tidak terlalu melonjak," katanya.

Inflasi bahkan diperkirakan terjadi hingga awal tahun 2016 minimal sampai Februari.

Untuk menekan agar inflasi tidak terlalu tinggi, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) menyarankan Pemprov Sumut untuk berjaga-jaga dalam memenuhi pasar dengan kebutuhan pokok dan langkah pengamanan lainnya. ***3***


Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Ribut Priadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015