Sidikalang,11/11 (Antarasumut) - Pemerintah Kabupaten Dairi dengan sigap mengerahkan dinas terkait untuk segera menangani bencana longsor yang terjadi.
Bupati Kabupaten Dairi, KRA Johnny Sitohang Adinegoro mengatakan pihaknya memerintahkan jajaran untuk segera menangani bencana longsor yang terjadi di beberapa lokasi.
Menurutnya, 2 alat berat telah dikerahkan. 1 sewaan bekerja di Jumabatu Desa Sukadame, menyusul banjir bandang dua pekan kemarin. Sedang alat berat milik pemerintah diarahkan menormalisasi di ruas lain. Dia siap mendukung apa kebutuhan tim.
"Banyaknya area bencana memaksa petugas memperhatikan skala prioritas dan tahapan kerja. Jarak antar desa kan lumayan jauh. Jadi, agaknya payah diselesaikan dalam tempo 2 jam atau satu hari," katanya.
Ia mengatakan selain mengisolasi penduduk, curah hujan tinggi mengakibatkan jalur Tigalingga-Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara terancam putus. Lapisan hotmix sudah amblas dan lokasi lain ditutup batu.
Untuk menyentuh, dia agak khawatir. Sebab, pengeluaran dana APBD atau tanggap darurat berpotensi melanggar hukum. Soalnya, itu kewenangan Kementerian PU. Hanya saja, kalau dibiarkan berlama-lama, masyarakat dipastikan protes kepada Bupati.
Pihaknya memilih membuat laporan kepada Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Sumut di Medan sesuai prosedur.
Irwansyah menambahkan, kondisi terparah menimpa penduduk Desa Sukadame. Puluhan rumah rusak berikut harta benda. Sehubungan itu, bantuan berupa bahan pangan, pakaian dan peralatan rumah tangga sudah disalurkan.
Sebagaimana diketahui, area terisolasi mencapai 7 desa. Yakni Pasir Tengah, Liang Jering, Alur Subur, Lau Njuhar, Mangan Molih, Lau Primbon dan Kutagambir.
Di Kutagambir, sekitar 3000 hektar lahan atau 24 ribu ton jagung terancam membusuk seiring musim panen saat ini. Listrik juga masih padam. Sebagian badan jalan putus tersapu aliran.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
Bupati Kabupaten Dairi, KRA Johnny Sitohang Adinegoro mengatakan pihaknya memerintahkan jajaran untuk segera menangani bencana longsor yang terjadi di beberapa lokasi.
Menurutnya, 2 alat berat telah dikerahkan. 1 sewaan bekerja di Jumabatu Desa Sukadame, menyusul banjir bandang dua pekan kemarin. Sedang alat berat milik pemerintah diarahkan menormalisasi di ruas lain. Dia siap mendukung apa kebutuhan tim.
"Banyaknya area bencana memaksa petugas memperhatikan skala prioritas dan tahapan kerja. Jarak antar desa kan lumayan jauh. Jadi, agaknya payah diselesaikan dalam tempo 2 jam atau satu hari," katanya.
Ia mengatakan selain mengisolasi penduduk, curah hujan tinggi mengakibatkan jalur Tigalingga-Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara terancam putus. Lapisan hotmix sudah amblas dan lokasi lain ditutup batu.
Untuk menyentuh, dia agak khawatir. Sebab, pengeluaran dana APBD atau tanggap darurat berpotensi melanggar hukum. Soalnya, itu kewenangan Kementerian PU. Hanya saja, kalau dibiarkan berlama-lama, masyarakat dipastikan protes kepada Bupati.
Pihaknya memilih membuat laporan kepada Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Sumut di Medan sesuai prosedur.
Irwansyah menambahkan, kondisi terparah menimpa penduduk Desa Sukadame. Puluhan rumah rusak berikut harta benda. Sehubungan itu, bantuan berupa bahan pangan, pakaian dan peralatan rumah tangga sudah disalurkan.
Sebagaimana diketahui, area terisolasi mencapai 7 desa. Yakni Pasir Tengah, Liang Jering, Alur Subur, Lau Njuhar, Mangan Molih, Lau Primbon dan Kutagambir.
Di Kutagambir, sekitar 3000 hektar lahan atau 24 ribu ton jagung terancam membusuk seiring musim panen saat ini. Listrik juga masih padam. Sebagian badan jalan putus tersapu aliran.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015