Medan, 4/11 (Antara) - Nilai ekspor sektor industri Sumatera Utara hingga triwulan III/2015 turun 18,32 persen dari periode yang sama 2014 menjadi 4,545 miliar dolar AS.
"Ekspor semua sektor memang mengalami tekanan, tetapi penurunan terbesar di sektor industri," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Wien Kusdiatmono di Medan, Rabu.
Menurut dia, penurunan sektor industri dipicu menurunnya ekspor antara lain dari golongan barang produk lemak dan minyak hewan/nabati, karet dan barang dari karet serta produk kimia.
Wien mengakui, secara keseluruhan-pun, nilai ekspor Sumut hingga triwulan III turun sebesar 18,31 persen.
Dari triwulan III tahun 2014 yang sebesar 7,099 miliar dolar AS menjadi 5,799 miliar dolar AS.
Penurunan devisa sudah terjadi sejak trwiulan I dimana tinggal 1,829 miliar dolar AS dari periode sama 2014 yang sudah 2,387 miliar dolar AS.
"Krisis global sangat berpengaruh besar pada devisa Sumut," katanya.
Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah mengatakan, pengusaha sangat merasakan dampak turunnya permintaan dan harga karet.
"Devisa dari karet terus turun, dimana tinggal 893,423 juta dolar AS hingga triwulan III 2015 atau menurun 22,59 persen dari periode sama tahun 2014," katanya.
Melihat masih melemahnya terus permintaan dan harga ekspor karet, diprediksi devisa dari karet semakin melemah hingga akhir tahun dan otomatis juga menekan nilai ekspor sektor industri karena produk sawit juga ikut tertekan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
"Ekspor semua sektor memang mengalami tekanan, tetapi penurunan terbesar di sektor industri," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Wien Kusdiatmono di Medan, Rabu.
Menurut dia, penurunan sektor industri dipicu menurunnya ekspor antara lain dari golongan barang produk lemak dan minyak hewan/nabati, karet dan barang dari karet serta produk kimia.
Wien mengakui, secara keseluruhan-pun, nilai ekspor Sumut hingga triwulan III turun sebesar 18,31 persen.
Dari triwulan III tahun 2014 yang sebesar 7,099 miliar dolar AS menjadi 5,799 miliar dolar AS.
Penurunan devisa sudah terjadi sejak trwiulan I dimana tinggal 1,829 miliar dolar AS dari periode sama 2014 yang sudah 2,387 miliar dolar AS.
"Krisis global sangat berpengaruh besar pada devisa Sumut," katanya.
Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah mengatakan, pengusaha sangat merasakan dampak turunnya permintaan dan harga karet.
"Devisa dari karet terus turun, dimana tinggal 893,423 juta dolar AS hingga triwulan III 2015 atau menurun 22,59 persen dari periode sama tahun 2014," katanya.
Melihat masih melemahnya terus permintaan dan harga ekspor karet, diprediksi devisa dari karet semakin melemah hingga akhir tahun dan otomatis juga menekan nilai ekspor sektor industri karena produk sawit juga ikut tertekan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015