Medan, 1/9 (Antara) - Inflasi di Sumatera Utara mulai melemah atau tinggal 0,42 persen pada posisi Agustus 2015 dari di Juli yang sempat menembus angka 0,78 persen.
Kepala Bidang Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Bismark S Pardamean di Medan, Selasa, mengatakan, provinsi itu memang sudah mengalami inflasi sejak April setelah Januari hingga Maret masih deflasi.
"Meski masih inflasi, tetapi inflasi Sumut mulai turun sejak Juni dan bahkan sudah jauh lebih rendah di Agustus yang tinggal 0,42 persen," katanya.
Inflasi di Sumut sempat mencapai 1.02 persen, lalu di Juni dan Juli semakin melemah atau masing-masing sebesar 0,84 persen dan 0.78 persen.
Dengan melemahnya inflasi di Agustus, maka inflasi Sumut secara kumulatif posisi Agustus mencapai 0,22 persen.
"Dengan kondisi dewasa ini, maka BPS memperkirakan inflasi Sumut pada 2015 akan di bawah angka 2014 yang sebesar 8,17 persen," katanya.
Bismark menjelaskan, terjadinya inflasi di Sumut pada Agustus dampak satu dari tiga empat kota indeks harga konsumen (IHK) di provinsi itu yakni Kota Medan, masih mengalami inflasi 0,59 persen.
Tiga kota lainnya, yakni Sibolga, Pematangsiantar dan Padangsidempuan mengalami deflasi masing-masing 0,73 persen, 0,20 persen dan 0,33 persen.
Inflasi di Medan pada Agustus itu sendiri dipicu kenaikan harga barang dan jasa.
Kenaikan harga barang terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0.07 persen.
Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan makanan naik sebesar 0,18 persen.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo mengatakan, pemerintah harus tetap mewaspadai kemungkinan naiknya lagi inflasi.
Selain masih terjadi gejolak nilai tukar dolar AS atas Rupiah juga akan ada hari besar keagamaan dan akhir tahun yang akan mendorong kenaikan harga tiket penerbangan, hotel dan harga bahan pokok.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
Kepala Bidang Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Bismark S Pardamean di Medan, Selasa, mengatakan, provinsi itu memang sudah mengalami inflasi sejak April setelah Januari hingga Maret masih deflasi.
"Meski masih inflasi, tetapi inflasi Sumut mulai turun sejak Juni dan bahkan sudah jauh lebih rendah di Agustus yang tinggal 0,42 persen," katanya.
Inflasi di Sumut sempat mencapai 1.02 persen, lalu di Juni dan Juli semakin melemah atau masing-masing sebesar 0,84 persen dan 0.78 persen.
Dengan melemahnya inflasi di Agustus, maka inflasi Sumut secara kumulatif posisi Agustus mencapai 0,22 persen.
"Dengan kondisi dewasa ini, maka BPS memperkirakan inflasi Sumut pada 2015 akan di bawah angka 2014 yang sebesar 8,17 persen," katanya.
Bismark menjelaskan, terjadinya inflasi di Sumut pada Agustus dampak satu dari tiga empat kota indeks harga konsumen (IHK) di provinsi itu yakni Kota Medan, masih mengalami inflasi 0,59 persen.
Tiga kota lainnya, yakni Sibolga, Pematangsiantar dan Padangsidempuan mengalami deflasi masing-masing 0,73 persen, 0,20 persen dan 0,33 persen.
Inflasi di Medan pada Agustus itu sendiri dipicu kenaikan harga barang dan jasa.
Kenaikan harga barang terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0.07 persen.
Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan makanan naik sebesar 0,18 persen.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo mengatakan, pemerintah harus tetap mewaspadai kemungkinan naiknya lagi inflasi.
Selain masih terjadi gejolak nilai tukar dolar AS atas Rupiah juga akan ada hari besar keagamaan dan akhir tahun yang akan mendorong kenaikan harga tiket penerbangan, hotel dan harga bahan pokok.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015