Binjai, Sumut, 19/8 (Antara) - Harga daging ayam di pasar tradisional Tavip Kota Binjai, Sumatera Utara, mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp22.000 per kilogram menjadi Rp33.000 per kilogram sekarang ini.
"Ada kenaikan harga daging ayam," kata salah seorang pedagang daging ayam di pasar tradisional Tavip Binjai Sugiarti, di Binjai, Rabu.
Sugiarti menjelaskan kenaikan harga daging ayam ini sudah terjadi sejak tiga hari belakangan ini hingga mencapai Rp33.000 per kilogram, padahal sebelumnya Rp22.000 per kilogram.
Akibat dari kenaikan harga ini omzet pedagang terus menurun karena jumlah pembelian warga terus semakin berkurang, katanya.
"Pedagang terpaksa mengurangi jumlah penjualannya karena takut terus merugi, dikarenakaan kenaikan harga tersebut," sambungnya.
Berapa lagi untung yang bisa kami dapat bila harga teris meroket seperti ini, sehingga sudah ada beberapaa pedagang yang kini menutup lapak mereka.
"Beberapa pedagang sekarang ini sudah tidak lagi berjualan karena tingginya harga pengambilan ayam dari para peternak," ungkap Sugiarti.
Mereka mengancam akan menggelar aksi mogok berjualan jika harga ayam terus meroket, karena tidak ada lagi untung.
Diperkirakan kenaikan harga ayam ini akan terus terjadi, mereka juga berharap agar pemerintah Kota Binjai bisa menstabilkan harga ayam, agar omzet penjualan mereka bisa kembali stabil.
Sementara itu pedagang lainnya Nini mengatakan hingga sekarang ini mereka tidak mengetahui secara pasti apa penyebab mahalnya harga ayam sehingga membuat pedafang sekarang ini terancam untuk berjualan.
Nini mengungkapkan tidak mengetahui secara pasti padahal di sekitar Kota Binjai, banyak peternakan ayam yang bisa memasok ayam kepada para pedagang, tapi harga terus semakin tinggi.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
"Ada kenaikan harga daging ayam," kata salah seorang pedagang daging ayam di pasar tradisional Tavip Binjai Sugiarti, di Binjai, Rabu.
Sugiarti menjelaskan kenaikan harga daging ayam ini sudah terjadi sejak tiga hari belakangan ini hingga mencapai Rp33.000 per kilogram, padahal sebelumnya Rp22.000 per kilogram.
Akibat dari kenaikan harga ini omzet pedagang terus menurun karena jumlah pembelian warga terus semakin berkurang, katanya.
"Pedagang terpaksa mengurangi jumlah penjualannya karena takut terus merugi, dikarenakaan kenaikan harga tersebut," sambungnya.
Berapa lagi untung yang bisa kami dapat bila harga teris meroket seperti ini, sehingga sudah ada beberapaa pedagang yang kini menutup lapak mereka.
"Beberapa pedagang sekarang ini sudah tidak lagi berjualan karena tingginya harga pengambilan ayam dari para peternak," ungkap Sugiarti.
Mereka mengancam akan menggelar aksi mogok berjualan jika harga ayam terus meroket, karena tidak ada lagi untung.
Diperkirakan kenaikan harga ayam ini akan terus terjadi, mereka juga berharap agar pemerintah Kota Binjai bisa menstabilkan harga ayam, agar omzet penjualan mereka bisa kembali stabil.
Sementara itu pedagang lainnya Nini mengatakan hingga sekarang ini mereka tidak mengetahui secara pasti apa penyebab mahalnya harga ayam sehingga membuat pedafang sekarang ini terancam untuk berjualan.
Nini mengungkapkan tidak mengetahui secara pasti padahal di sekitar Kota Binjai, banyak peternakan ayam yang bisa memasok ayam kepada para pedagang, tapi harga terus semakin tinggi.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015