Dairi, 17/6 (Antarasumut) - Puluhan warga menamakan dirinya Solidaritas Masyarakat Peduli RSU Sidikalang mendatangi gedung dewan yang diterima Ketua DPRD Sabam Sibarani, Rabu. Mereka melampiaskan kekecewaan menyusul buruknya pelayanan rumah sakit umum Sidikalang.
Seorang juru bicara Passiona Sihombing mengutarakan, setiap hari rata-rata 20 orang pasien dirujuk ke Kabanjahe dan Medan hanya untuk urusan persalinan. Kondisi itu dilihat sudah terjadi selama satu bulan bahkan diantaranya meninggal dalam perjalanan.
Masalah serius tersebut terkait erat kerusakan alat medis yang tidak ada tanda-tanda perbaikan dari manajemen. Seyogianya, direktur harus mengeluarkan kebijakan demi keselamatan masyarakat.
“Ini urusan nyawa. Selamatkan jiwa warga. Hari ini semua pelayaan harus normal,” tandas mantan calon Bupati ini.
Hal senada disampaikan Togar Togatorop pengurus Partai Gerindra.
Dikatakan, kondisi itu memprihatinkan. Mereka meminta direktur RSU harus dihadirkan guna mencari tahu apa penyebab sehingga kasus dibiarkan begitu lama.
"Rujukan ke luar kota menyerap banyak uang rakyat. Keluarga terpaksa mengeluarkan biaya tambahan diantaranya transportasi, makanan dan penginapan,” ujarnya.
Agus Ujung anggota Komisi C menerangkan, stigma RSU dimaksud memang kian buruk. Pemanfaatan ambulans dituding sudah seperti trayek angkot. “Kerjanya hanya antar pasien beberapa trip setiap hari,” kata Agus.
Anggota legislatif dari Partai Demokrat, Markus W Purba mengatakan, tidak logis kalau dokter masih mempergunakan barang hasil pengadaan tahun 2003. Ia mengamati pada tahun 2012 ada pengadaan alat berbiaya Rp2,4 milliar namun tak dipakai.
Kepala Tata Usaha RSU, Lilis Dian Prihatini SKM mengungkapkan, direktur sudah mengambil solusi yakni meminjam alat dari RSU Adam Malik. Dokter spesialis telah membuat kesepakatan akan mengoperasikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
Seorang juru bicara Passiona Sihombing mengutarakan, setiap hari rata-rata 20 orang pasien dirujuk ke Kabanjahe dan Medan hanya untuk urusan persalinan. Kondisi itu dilihat sudah terjadi selama satu bulan bahkan diantaranya meninggal dalam perjalanan.
Masalah serius tersebut terkait erat kerusakan alat medis yang tidak ada tanda-tanda perbaikan dari manajemen. Seyogianya, direktur harus mengeluarkan kebijakan demi keselamatan masyarakat.
“Ini urusan nyawa. Selamatkan jiwa warga. Hari ini semua pelayaan harus normal,” tandas mantan calon Bupati ini.
Hal senada disampaikan Togar Togatorop pengurus Partai Gerindra.
Dikatakan, kondisi itu memprihatinkan. Mereka meminta direktur RSU harus dihadirkan guna mencari tahu apa penyebab sehingga kasus dibiarkan begitu lama.
"Rujukan ke luar kota menyerap banyak uang rakyat. Keluarga terpaksa mengeluarkan biaya tambahan diantaranya transportasi, makanan dan penginapan,” ujarnya.
Agus Ujung anggota Komisi C menerangkan, stigma RSU dimaksud memang kian buruk. Pemanfaatan ambulans dituding sudah seperti trayek angkot. “Kerjanya hanya antar pasien beberapa trip setiap hari,” kata Agus.
Anggota legislatif dari Partai Demokrat, Markus W Purba mengatakan, tidak logis kalau dokter masih mempergunakan barang hasil pengadaan tahun 2003. Ia mengamati pada tahun 2012 ada pengadaan alat berbiaya Rp2,4 milliar namun tak dipakai.
Kepala Tata Usaha RSU, Lilis Dian Prihatini SKM mengungkapkan, direktur sudah mengambil solusi yakni meminjam alat dari RSU Adam Malik. Dokter spesialis telah membuat kesepakatan akan mengoperasikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015