Medan, 8/5 (Antara) - Bahan baku penolong masih mendominasi impor Sumatera Utara atau mencapai 60,79 persen dari total impor yang sebesar 983,507 juta dolar AS hingga triwulan I 2015.

"Nilai impor bahan baku penolong Sumut triwulan I 2015 mencapai 597,868 juta dolar AS. Itu menunjukkan impor bahan baku masih tinggi," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Bismark S Pardamean di Medan, Jumat.

Meski masih mendominasi, tetapi nilai impor bahan baku penolong tersebut berkurang atau turun 23,57 persen dari periode sama tahun lalu yang mencapai 782,253 juta dolar AS.

"Walau turun, mendominasinya bahan baku penolong dalam impor Sumut itu menggembirakan karena mengindikasikan masih berjalannya industri," katanya.

Setelah bahan baku penolong, impor Sumut terbesar kedua diisi kelompok barang konsumsi yang mencapai 242,038 juta dolar AS, dan disusul barang modal 143,601 juta dolar AS.

Secara keseluruhan, impor Sumut hingga triwulan I tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 18,02 persen dari 1,199 miliar dolar AS pada triwulan I 2014. Sedangkan pencapaian pada triwulan I tahun ini tinggal 983,507 juta dolar AS.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumut, Ivan Iskandar Batubara, menyebutkan, geliat industri Sumut sebenarnya masih terganggu dengan melemahnya permintaan dan harga jual berbagai barang di pasar internasional.

Faktor lain yang mempengaruhi adalah fluktuasi nilai dolar AS yang keseluruhannya menimbulkan ketergangguan industri yang tercermin dari penurunan ekspor dan impor.

Selain impor yang turun 18,02 persen, ekspor Sumut juga melemah sebesar 23,39 persen atau tinggal 1,829 miliar dolar AS.

Kondisi yang masih menguntungkan hanya disebabkan produk yang dihasillkan Sumut masih merupakan barang yang dibutuhkan seperti minyak mentah (crude palm oil/CPO) sehingga masih tetap jalan.

Perdagangan Sumut yang masih aktif tersebut juga dampak kegigihan pengusaha di daerah itu yang terus aktif melobi dan mengembangkan pasar produknya di luar negeri.

"Untuk itu, kita terus memerlukan dukungan yang kuat dari pemerintah ke pengusaha,"katanya.***3***
(T.E016/B/I. Arfa/I. Arfa) 08-05-2015 11:49:52

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015