Balige, Sumut, 12/2 (Antara) - Warga Toba Samosir, Sumatera Utara, berharap pihak pemerintah setempat dan PT.Pertamina segera menggelar operasi pasar (OP) elpiji untuk mengatasi kesulitan mendapatkan bahan bakar gas di daerah tersebut.
"Operasi pasar perlu segera dilakukan instansi berwenang untuk menekan kenaikan harga elpiji yang melambung tinggi dan sulit diperoleh dalam sebulan terakhir ini," kata Pardamean Simangunsong, salah seorang warga di Balige, Kamis.
Operasi pasar, khususnya untuk elpiji tiga kilogram, kata dia perlu digelar Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi (Peindagkop) Toba Samosir (Tobasa), baik di tingkat kabupaten, kecamatan hingga kelurahan maupun tingkat desa.
Menurutnya, adanya kebijakan maupun program operasi pasar dalam mengantisipasi terjadinya kelangkaan elpiji di kabupaten yang terletak di pinggir danau Toba itu tentu akan sangat bermanfaat dan membantu warga memperoleh elpiji tiga kilogram sesuai harga eceran.
"Keluhan dan permintaan warga agar instansi terkait menggelar operasi pasar di daerah ini perlu dipertimbangkan pemerintah serta menertibkan agen elpiji yang menjual di luar HET yang ditentukan," ujar Pardamean.
Boru Harahap, warga Kota Balige lainnya mengatakan, pihak pemerintah setempat hendaknya segera dapat mengatasi persoalan yang banyak dikeluhkan masyarakat tentang langkanya elpiji tiga kilogram saat ini.
Menurutnya, kelangkaan gas elpiji tiga kilogram sudah cukup lama dan sering terjadi di Kabupaten Tobasa, hingga membuat masyarakat kesulitan untuk memperoleh gas tersebut.
Paling menyedihkan, kata Boru Harahap, karena sangat dibutuhkan dengan terpaksa dirinya harus membeli elpiji tiga kilogram di kios pengecer dengan harga Rp24 ribu, padahal sebelumnya harganya antara Rp18 ribu hingga Rp19 ribu.
"Keluhan masyarakat tentang sulitnya mendapatkan elpiji tiga kilogram serta harga yang melambung tak terkendali, jauh lebih tinggi dibanding harga yang ditetapkan itu harus jadi persoalan yang mendapat perhatian serius dari pemerintah," katanya.
Sementara itu, Kasubbag Industri Perdagangan Tobasa, Tumpal Panjaitan menyebutkan, terjadinya kelangkaan gas elpiji tiga kilogram di daerah tersebut, diduga akibat semakin banyaknya konsumen yang beralih dari penggunaan gas 12 kilogram ke tabung ukuran tiga kilogram.
Sementara kuota gas LPG tiga kilogram di kabupaten itu tidak mengalami perobahan, yakni sebanyak 76.168 tabung per bulan.
"Pemerintah daerah setempat menetapkan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp16 ribu untuk elpiji tiga kilogram, mengacu kepada surat keputusan Bupati Tobasa nomor 59 tahun 2012 tanggal 27 Februari," katanya. ***3***
(KR-HIN)
(T.KR-HIN/B/Suparmono/Suparmono) 12-02-2015
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
"Operasi pasar perlu segera dilakukan instansi berwenang untuk menekan kenaikan harga elpiji yang melambung tinggi dan sulit diperoleh dalam sebulan terakhir ini," kata Pardamean Simangunsong, salah seorang warga di Balige, Kamis.
Operasi pasar, khususnya untuk elpiji tiga kilogram, kata dia perlu digelar Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi (Peindagkop) Toba Samosir (Tobasa), baik di tingkat kabupaten, kecamatan hingga kelurahan maupun tingkat desa.
Menurutnya, adanya kebijakan maupun program operasi pasar dalam mengantisipasi terjadinya kelangkaan elpiji di kabupaten yang terletak di pinggir danau Toba itu tentu akan sangat bermanfaat dan membantu warga memperoleh elpiji tiga kilogram sesuai harga eceran.
"Keluhan dan permintaan warga agar instansi terkait menggelar operasi pasar di daerah ini perlu dipertimbangkan pemerintah serta menertibkan agen elpiji yang menjual di luar HET yang ditentukan," ujar Pardamean.
Boru Harahap, warga Kota Balige lainnya mengatakan, pihak pemerintah setempat hendaknya segera dapat mengatasi persoalan yang banyak dikeluhkan masyarakat tentang langkanya elpiji tiga kilogram saat ini.
Menurutnya, kelangkaan gas elpiji tiga kilogram sudah cukup lama dan sering terjadi di Kabupaten Tobasa, hingga membuat masyarakat kesulitan untuk memperoleh gas tersebut.
Paling menyedihkan, kata Boru Harahap, karena sangat dibutuhkan dengan terpaksa dirinya harus membeli elpiji tiga kilogram di kios pengecer dengan harga Rp24 ribu, padahal sebelumnya harganya antara Rp18 ribu hingga Rp19 ribu.
"Keluhan masyarakat tentang sulitnya mendapatkan elpiji tiga kilogram serta harga yang melambung tak terkendali, jauh lebih tinggi dibanding harga yang ditetapkan itu harus jadi persoalan yang mendapat perhatian serius dari pemerintah," katanya.
Sementara itu, Kasubbag Industri Perdagangan Tobasa, Tumpal Panjaitan menyebutkan, terjadinya kelangkaan gas elpiji tiga kilogram di daerah tersebut, diduga akibat semakin banyaknya konsumen yang beralih dari penggunaan gas 12 kilogram ke tabung ukuran tiga kilogram.
Sementara kuota gas LPG tiga kilogram di kabupaten itu tidak mengalami perobahan, yakni sebanyak 76.168 tabung per bulan.
"Pemerintah daerah setempat menetapkan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp16 ribu untuk elpiji tiga kilogram, mengacu kepada surat keputusan Bupati Tobasa nomor 59 tahun 2012 tanggal 27 Februari," katanya. ***3***
(KR-HIN)
(T.KR-HIN/B/Suparmono/Suparmono) 12-02-2015
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015