Tarutung, Sumut 10/2 (Antara) – Sebagai konsekuensi penerapan konsep pemerataan guru pendidik sekolah di Kabupaten Tapanuli Utara, pengurangan jumah guru berstatus honorer yang saat ini sebanyak 2185 orang akan ditempuh oleh pemerintah daerah setempat.

“Sebuah konsekuensi pemerataan guru yang akan kita terapkan akan berdampak pada kemungkinan adanya pengurangan guru honorer. Saat ini ada sebanyak 2185 guru honorer, nantinya ini akan dikurangi,” tegas Kepala Dinas Pendidikan Taput Jamel Panjaitan,  di Tarutung, Senin.

Atas dampak yang pemerataan yang akan timbul tersebut, Jamel mengharapkan seluruh masyarakat Taput, khususnya yang selama ini berprofesi sebagi guru honor, tidak berkecil hati.

"Makanya, sebagai strategi pemerataan guru yang akan dilaksanakan mulai bulan Juni 2015 ini. Kita sudah menerapkan pemberian insentif bagi guru yang mau mengabdikan dirinya untuk mendidik anak sekolah di daerah pelosok desa. Dan, syukur saja, sudah banyak yang mendaftarkan diri, baik itu mereka yang selama ini mengajar di desa ataupun yang sebelumnya mengabdi di daerah perkotaan,” terangnya.

Disebutkan Jamel, fenomena banyaknya guru yang berlomba menjalankan tugas di daerah perkotaan telah menjadi penyebab terjadinya kesenjangan jumlah guru di desa dan di kota, khususnya untuk jumlah pendidik di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Sehingga, sebagai pondasi dasar bagi daerah ini untuk mewujudkan impiannya menjadi lumbung SDM, pemerataan guru tersebut sangat perlu untuk dilakukan. Hal tersebut akan dilakukan dengan menerapkan sebuah asas yang akan memperhatikan segala dampak yang bakal timbul dari pemerataan ini,” sebutnya.

Asas yang dijadikan pedoman tersebut, menurut Jamel, adalah keputusan untuk melakukan mutasi guru dengan memperhatikan keberadaan tempat tinggal guru tidak akan berjarak jauh dari lokasi sekolah tempatnya bertugas.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015