Balige, 5/2 (Antara) - Warga Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, mengeluhkan langkanya persediaan gas ukuran tiga kilogram di tingkat pengecer maupun pangkalan sejak beberapa pekan terakhir.
"Kelangkaan gas elpiji tiga kilogram sudah terjadi sejak beberapa minggu terakhir ini. Saya sudah capek berputar-putar mencarinya namun di setiap kios pengecer persediaannya selalu habis," kata Boru Pardede (42), warga Tobasa di Balige, Kamis.
Kalau pun ada dijual pada sejumlah kios pengecer, kata dia, harganya sudah naik hingga mencapai Rp24 ribu per tabung dan sangat berbeda jauh dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan Pemerintah yakni Rp16 ribu.
Menurut Ibu rumah tangga tersebut, terakhir kali dirinya mendapat gas ukuran tiga kilogram sekitar tiga pekan lalu, namun harga pembeliannya pun sudah naik cukup tinggi yakni sebesar Rp22 ribu.
Waktu itu, lanjut Boru Pardede, karena sangat dibutuhkan dengan terpaksa harus dibelinya di kios pengecer dengan harga Rp20 ribu, padahal sebelumnya harganya antara Rp17 ribu hingga Rp18 ribu.
"Pihak pemerintah perlu mengantisipasi kelangkaan gas elpiji yang mengakibatkan terjadinya harga bervariasi cukup tajam di kios pengecer, agar warga tidak menjadi kewalahan," harapnya.
Warga Tobasa lainnya, Rumondang (35) juga mengeluhkan terjadinya kelangkaan gas isi tiga kilogram di Kabupaten yang terletak di pinggir danau Toba tersebut.
Ia juga berharap, pihak pemerintah daerah setempat segera dapat mengatasi kelangkaan gas di wilayah itu, mengingat penggunaan elpiji merupakan kebutuhan cukup penting dalam berbagai keperluan.
"Kami tidak bisa memahami, kenapa gas elpiji tiga kilogram bisa sampai menghilang di Tobasa, sehingga para penjual di kios pengecer menjual dengan harga yang jauh di atas ketentuan yang ditetapkan Pemerintah," kata Rumondang.
Kasubbag Industri Perdagangan Tobasa, Tumpal Panjaitan menyebutkan, terjadinya kelangkaan gas elpiji tiga kilogram di daerah tersebut, diduga akibat semakin banyaknya konsumen yang berlalih dari penggunaan gas 12 kilogram ke tabung ukuran tiga kilogram.
Karena, menurutnya kuota gas LPG tiga kilogram di Kabupaten itu tidak mengalami perobahan, yakni sebanyak 76.168 tabung per bulan.
Tumpal menyebutkan, Pemerintah daerah setempat menetapkan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp16 ribu untuk elpiji tiga kilogram, mengacu kepada surat keputusan Bupati Tobasa nomor 59 tahun 2012 tanggal 27 Februari.
Untuk empat Kecamatan tertentu, yakni Habinsaran, Pintupohan, Borbor dan Kecamatan Nassau, (HET) LPG 3 kg ditetapkan sebesar Rp17 ribu per tabung.
"Dalam waktu dekat, bersama dengan instansi terkait akan digelar operasi pasar guna menertibkan harga gas LPG tiga kilogram di daerah ini," katanya.
Data dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Tobasa mencatat, ada tiga agen Gas LPG di daerah tersebut, yakni Toba Anugrah di Kecamatan Balige, Jaguas Hutapea di Laguboti dan CV Pantas di Kecamatan Porsea. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
"Kelangkaan gas elpiji tiga kilogram sudah terjadi sejak beberapa minggu terakhir ini. Saya sudah capek berputar-putar mencarinya namun di setiap kios pengecer persediaannya selalu habis," kata Boru Pardede (42), warga Tobasa di Balige, Kamis.
Kalau pun ada dijual pada sejumlah kios pengecer, kata dia, harganya sudah naik hingga mencapai Rp24 ribu per tabung dan sangat berbeda jauh dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan Pemerintah yakni Rp16 ribu.
Menurut Ibu rumah tangga tersebut, terakhir kali dirinya mendapat gas ukuran tiga kilogram sekitar tiga pekan lalu, namun harga pembeliannya pun sudah naik cukup tinggi yakni sebesar Rp22 ribu.
Waktu itu, lanjut Boru Pardede, karena sangat dibutuhkan dengan terpaksa harus dibelinya di kios pengecer dengan harga Rp20 ribu, padahal sebelumnya harganya antara Rp17 ribu hingga Rp18 ribu.
"Pihak pemerintah perlu mengantisipasi kelangkaan gas elpiji yang mengakibatkan terjadinya harga bervariasi cukup tajam di kios pengecer, agar warga tidak menjadi kewalahan," harapnya.
Warga Tobasa lainnya, Rumondang (35) juga mengeluhkan terjadinya kelangkaan gas isi tiga kilogram di Kabupaten yang terletak di pinggir danau Toba tersebut.
Ia juga berharap, pihak pemerintah daerah setempat segera dapat mengatasi kelangkaan gas di wilayah itu, mengingat penggunaan elpiji merupakan kebutuhan cukup penting dalam berbagai keperluan.
"Kami tidak bisa memahami, kenapa gas elpiji tiga kilogram bisa sampai menghilang di Tobasa, sehingga para penjual di kios pengecer menjual dengan harga yang jauh di atas ketentuan yang ditetapkan Pemerintah," kata Rumondang.
Kasubbag Industri Perdagangan Tobasa, Tumpal Panjaitan menyebutkan, terjadinya kelangkaan gas elpiji tiga kilogram di daerah tersebut, diduga akibat semakin banyaknya konsumen yang berlalih dari penggunaan gas 12 kilogram ke tabung ukuran tiga kilogram.
Karena, menurutnya kuota gas LPG tiga kilogram di Kabupaten itu tidak mengalami perobahan, yakni sebanyak 76.168 tabung per bulan.
Tumpal menyebutkan, Pemerintah daerah setempat menetapkan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp16 ribu untuk elpiji tiga kilogram, mengacu kepada surat keputusan Bupati Tobasa nomor 59 tahun 2012 tanggal 27 Februari.
Untuk empat Kecamatan tertentu, yakni Habinsaran, Pintupohan, Borbor dan Kecamatan Nassau, (HET) LPG 3 kg ditetapkan sebesar Rp17 ribu per tabung.
"Dalam waktu dekat, bersama dengan instansi terkait akan digelar operasi pasar guna menertibkan harga gas LPG tiga kilogram di daerah ini," katanya.
Data dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Tobasa mencatat, ada tiga agen Gas LPG di daerah tersebut, yakni Toba Anugrah di Kecamatan Balige, Jaguas Hutapea di Laguboti dan CV Pantas di Kecamatan Porsea. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015