Medan,  (Antara) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara masih terus menyiagakan alat berat dan petugas khususnya di kawasan rawan bencana longsor di lintasan barat dan tengah pada Natal dan tahun baru.

"Kesiagaan semakin ketat setelah ada terjadi bencana longsor di Jalan lintas Siantar-Parapat Km 39 yang menghubungkan Kota Pematang Siantar menuju lokasi wisata Danau Toba, Senin lalu (22/12)," kata Kabid Darat Dinas Perhubungan Sumut. Darwin Purba di Medan, Jumat.

Longsor yang terjadi sekitar pukul 19.30 WIB menyebabkan arus lalu lintas menuju Danau Toba menjadi terhambat sehingga menimbulkan kemacetan.

Dia menyebutkan sedikitnya ada 10 alat berat yang sudah disiagakan Balai Besar Jalan Pekerjaan Umum di kawasan-kawasan yang dianggap rawan bencana.

Dia menyebutkan, kawasan lintas tengah dan barat itu antara lain Karo, Dairi, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan.

"Pemprov Sumut berharap tidak ada hambatan pada lalu lintas di Natal dan tahun baru dimana diperkirakan ada lonjakan penumpang rata-rata naik lima persen pada setiap jenis angkutan yakni udara, laut, jalan dan kereta api,"katanya.

Apalagi hingga dewasa ini kenaikan jumlah penumpang itu juga sudah diantisipasi bahkan semua angkutan menyediakan di atas jumlah perkiraan lonjakan sehingga angkutan Natal dan tahun baru dipastikan aman.

Dia menegaskan selain di Simalungun, belum ada bencana longsor lain yang terjadi.

"Ada kekhawatiran, bencana longsor terjadi lagi di Sumut, melihat curah hujan yang terus tingggi,"katanya.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengakui,
Indonesia memang rawan banjir dan longsor.

Data menunjukkan ada sekitar 61 juta jiwa penduduk yang tinggal di 315 kabupaten/kota yang berada di daerah bahaya sedang dan tinggi dari banjir.

Sementara ada 124 juta jiwa penduduk yang tinggal di 274 kabupaten/kota yang bahaya sedang dan tinggi dari longsor.

Selama 1815-2014 terdapat 8.501 kejadian banjir dan longsor yang mengakibatkan 31.432 orang tewas, 20,7 juta mengungsi dan menderita dan ratusan ribu rumah rusak.

Untuk tahun 2014, data sementara ada 697 kejadian banjir dan longsor yang menyebabkan 339 orang tewas, 1,7 juta jiwa mengungsi dan menderita dan ribuan rumah rusak.

Menurut Sutopo, meski Sumut tidak masuk dalam prediksi BMKG sebagai daerah yang banyak terjadi longsor dan banjir seperti Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Namun, Sumut harus mengantisipasi dampak musim hujan selama Desember 2014 hingga Februari 2015 dengan puncaknya pada Januari 2015. ***3***

Nurul H

(T.E016/B/N. Hayat/N. Hayat)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014