Medan, 5/8 (Antara) - Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada semester I 2014 melambat atau hanya 5,54 persen dibandingkan periode sama 2013 yang mencapai 6,13 persen.

"Namun meski melambat, pencapaian pertumbuhan ekonomi Sumut itu masih di atas angka nasional yang sebesar 5,17 persen," kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Ateng Hartono di Medan, Selasa.

Pertumbuhan yang melambat dampak krisis ekonomi yang masih dirasakan dimana antara lain membuat ekspor turun.

Dia menjelaskan, pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi dengan tertinggi atau 8,16 persen di sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Kemudian disusul sektor jasa-jasa 7,90 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 6,42 persen serta sektor listrik, gas dan air bersih 6,17 persen.

Adapun Industri pengolahan 5,67 persen, sektor bangunan 5,38 persen, pengangkutan dan komunikasi 4,72 persen dan pertambangan dan penggalian 4,08 persen.

"Pertumbuhan terendah terjadi pada sektor pertanian yaitu 3,14 persen," katanya.

Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan menilai, perlambatan pertumbuhan ekonomi Sumut dipengaruhi banyak faktor mulai ekspor yang menurun, tingginya BI Rate, penyerapan belanja yang belum maksimal hingga sebagai dampak tingginya inflasi di 2013.

"Melihat angka semester I ini yang rendah, saya kurang yakin pertumbuhan ekonomi tahun ini yang diprediksi pemerintah bisa 6 persen tercapai," katanya.

Pemerintah Sumut, kata dia, harus terus menekan angka inflasi walau diakui sudah jauh lebih rendah dari angka tahun lalu.

Dia menegaskan pertumbuhan ekonomi yang masih di bawah 6 persen akan menyulitkan Sumut mengentaskan kemiskinan.

Apalagi kalau harga BBM dinaikkan seperti rencana Pemerintah. ***2*** (T.E016/B/R. Chaidir/R. Chaidir) 05-08-2014 18:54:19

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014