leh Evalisa Siregar

Medan, 2/6 (Antara) - Inflasi di Sumatera Utara (Sumut) semakin tinggi atau sudah 0,43 persen di bulan Mei, naik dari April yang sebesar 0,23 persen, dipicu kenaikan harga berbagai barang khususnya sayur-mayur.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono, di Medan, Senin menyebutkan, inflasi sudah naik berturut-turut sejak April setelah Maret masih deflasi sebesar 0,24 persen.

Inflasi Sumut di Mei dipicu terjadinya inflasi di tiga dari empat kota indeks harga konsumen (IHK) masing-masing Sibolga 0,96 persen, Pematang Siantar 1,61 persen dan Medan 0,30 persen.

Hanya Padangsidempuan yang deflasi 0,14 persen.

Bahkan inflasi di Pematangsiantar yang 1,61 persen tercatat tertinggi dI kota IHK di Pulau Sumatera.

Didampingi Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Bismark S Pardamean, Wien Kusdiatmo menjelaskan, Inflasi di Sumut pada Mei itu sendiri dipicu kenaikan harga berbagai barang kebutuhan pokok.

Di Medan misalnya harga wortel naik 80.03 persen, bawang merah naik 29,76 persen, cabai merah dan tomat masing-masing naik 26,95 persen dan 60,44 persen.

Dengan inlasinya Sumut di Mei, maka laju inflasi kumulatif (Mei 2014 terhadap Desember 2013) Sumut mencapai 0,82 persen dan year on year (Mei 2014 terhadap Mei 2013) sebesar 7.06 persen.

Ketua Harian Tim Penanganan Inflasi Daerah (TPID) Sumut, Mikael Budisatrio mengakui kenaikan harga itu khususnya pada bawang merah dan cabai merah.

Padahal dewasa ini produksi cabai merah sedang banyak.

"Makanya TPID segera melakukan rapat agar kenaikan bisa ditekan khususnya menjelang Ramadhan yang dipastikan berdampak psikologis kenaikan harga," katanya.

Sesuai rapat koordinasi nasional TPID di Jakarta, penguatan koordinasi antardaerah harus dilakukan sehingga kekurangan produksi atau pasokan dan kenaikan harga berbagai barang bisa diatasi bersama sesegera mungkin. ***2***
Biqwanto
(T.E016/B/B. Situmorang/B. Situmorang)

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014