Rantauprapat, 27/5 (Antara) - Persediaan gas elpiji kemasan tiga kilogram (kg) di Kota Rantauprapat, Kabupaten Labuhan Batu dan sekitarnya sejak beberapa hari terakhir mulai mengalami kelangkaan.

"Kelangkaan elpiji menyebabkan harganya merangkak naik," kata Ibad (42), seorang warga Kelurahan Kartini, Kecamatan Rantau Utara, di Rantauprapat, Selasa.

Ia mengaku hampir sepekan terakhir kesulitan memperoleh gas elpiji kemasan tiga kg dengan harga normal.

"Beberapa minggu lalu juga sempat kosong dan susah nyarinya, dan sekarang kembali langka. Ada dua SPBU yang didatangi, tetapi stoknya juga kosong. Sementara, kalau mencari minyak tanah agak susah," katanya.

Pengakuan yang sama diutarakan Sarti, seorang ibu rumah tangga berdomisili di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Rantau Utara.

Ia mengaku selama ini membeli gas elpiji kemasan tiga kilogram seharga Rp15.000, tetapi kini dijual oleh agen pengecer kios menjadi Rp19.000 per tabung.

"Saya baru beli empat hari lalu sudah Rp18.000, kalau sebulan lalu masih Rp15.000. Kata penjualnya jatah sudah dikurangi," ujarnya.

Kepala Bagian Perkonomian Setdakab Labuhan Batu, Adlin Tanjung mengaku, kondisi itu disinyalir akibat semakin bertambahnya permintaan pemakai gas elpiji kemasan tiga kilogram.

Sementara volume pasokan yang dialoaksikan ke kabupaten tersebut masih tetap mengacu pada data kebutuhan beberapa bulan lalu.

Padahal, menurut dia, dengan bertambahnya pengguna elpiji berarti kepercayaan masyarakat di daerah itu untuk menggunakan bahan bakar gas elpiji semakin meningkat.

"Kita melihat adanya pengguna elpiji tiga kg semakin banyak, sementara jatah tidak bertambah. Kalau dua tahun lalu warga takut menggunakan tabungnya, tapi sekarang ini hampir semua masyarakat telah menggunakan gas elpiji," ujar Adlin.

Diakuinya, hingga kini belum ada regulasi tentang kriteria konsumen yang berhak membeli gas elpiji bersubsidi.

Ia mencontohkan untuk penerima beras miskin (Raskin) dan pupuk bersubsidi, di sana memang jelas ada pelarangan jika pengguna tidak sesuai kriteria yang telah ditentukan.

"Kami menilai kelangkaan bukan disebabkan adanya oplosan, tetapi permintaan bertambah. Bayangkan saja, warga yang tinggal di perumahan dan pelaku usaha makro juga memakai elpiji ukuran tiga kg. Namun demikian, kami tetap mengawasi peredarannya dan terus berupaya mengatasi kondisi ini," katanya. (KR-JKG)

Pewarta: Joko Gunawan

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014