Oleh Evalisa Siregar

Medan, 13/2 (Antara)- Sumatera Utara masih terus mengimpor hortikultura meski daerah itu sejak dulu dikenal sebagai salah satu sentra produksi dan bahkan pengekspor sayur dan buah-buahan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono, di Medan, Selasa mengakui impor hortikultura Sumut tren naik setiap tahun.

Impor sayur di triwulan I 2014, misalnya, naik 84,80 persen menjadi 36,130 ton dengan nilai 22,99 juta dolar AS dari sebelumnya hanya 19,255 ton senilai 12,4 juta dolar AS.

Adapun impor buah-buahan ada 8,40 ton senilai 8,6 juta dolar AS.

Negara pemasok sayur dan buah-buahan Sumut antara lain Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Thailand, Vietnam, New Zeland dan bahkan India.

Adapun sayur dan buah yang diimpor berupa bawang putih, bawang merah, umbi-umbian, buncis, jamur, kacang tanah, buah pir, anggur, kiwi, mangga dan jeruk.

"Sumut memang produksi sayur mayur dan buah bahkan ada yang di ekspor, tetapi impor banyak juga,"katanya.

Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo, mengatakan, impor yang naik itu harus ditekan dengan melakukan peningkatan produksi dan kualitas buah dan sayur dalam negeri.

Pada era tahun 1990an, ekspor sayur kubis dan bahkan buah manggis dan hasil Sumut lainnya masih cukup bagus.

"Kalau sekarang justru semakin banyak impor dan sebaliknya ekspor turun tentunya ada yang salah,"katanya.

Menurut dia, petani diduga malas bertanam karena harga jual di dalam negeri tidak bisa terjamin khususnya saat barang impor
Untuk itu, harusnya Pemerintah bisa menjaga harga sekaligus membantu penguatan pemasaran produk petani itu baik di dalam maupun luar negeri.***2***
(T.E016/B/M. Yusuf/M. Yusuf)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014