Oleh Evalisa Siregar

Medan, 1/4 (Antara) - Sumatera Utara pada Maret 2014 mengalami deflasi sebesar 0,24 persen, meski satu kota yakni Pematangsiantar mengalami inflasi.

"Deflasi yang terjadi pada Februari dan Maret 2014 menggembirakan karena pada Januari Sumut masih mengalami inflasi cukup tinggi atau 1,10 persen," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Bismark Saor Pardamean di Medan, Selasa.

Semakin menggembirakan karena deflasi terjadi di saat secara nasional terjadi inflasi 0,08 persen.

Dia mengakui, dari empat kota yang dijadikan indeks harga konsumen (IHK), satu di antaranya yakni Pematangsiantar mengalami inflasi 0,59 persen.

Adapun Medan, deflasi sebesar 0,34 persen, Sibolga 0,57 persen dan Padangsidempuan 0,05 persen.

Secara keseluruhan, terjadinya deflasi di Sumut dampak positif turunnya harga beberapa komoditas seperti cabai dan bawang merah.

Dia memberi contoh, di Medan, deflasinya yang sebesar 0,34 persen dampak penurunan harga cabai merah hingga 30,09 persen dan bawang merah menurun 29,59 persen.

Dengan deflasinya Sumut di Maret, maka inflasi year on year (YoY) 7,69 persen.

Asisten II Ekonomi Pembangunan Sumut, Sabrina menyebutkan, Pemprov Sumut terus melakukan berbagai langkah untuk menekan inflasi.

Keberhasilan pengembangan bawang yang dilakukan bekerja sama dengan Bank Indonesia misalnya sudah terlihat memberi andil besar dengan adanya penambahan produksi dan membantu menekan harga jual.

"Pemprov Sumut juga terus berupaya menjaga kelancaran distribusi berbagai barang,"katanya.

Pemerintah berharap inflasi Sumut 2014 jauh di bawah 2013 yang mencapai 10,18 persen atau berada di kisaran 4,5 persen plus minus satu persen.

Walaupun diyakini inflasi Sumut tahun ini sulit mencapai angka seperti tahun 2011 dan 2012 yang masih 3,67 persen dan 3,86 persen. ***2*** (T.E016/B/I.K. Sutika/I.K. Sutika) 01-04-2014 15:44:36

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014