Medan, 17/2 (antarasumut)- Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga akan ancaman erupsi Gunung Sinabung.
"Meskipun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG) telah memperbolehkan warga yang tinggal di radius 7 kilometer pulang ke rumah masing-masing, namun harus tetap waspada," katanya usai melepas truck pengangkut bantuan sembako sumbangan masyarakat Indonesia Thionghoa (INTI) dari halaman Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA), di Komplek Perumahan PLN, Glugur Medan, Senin.
Dalam kesempatan tersebut, Erry menyatakan, untuk sementara BNPB dan BVMBG belum memperbolehkan warga yang tingggal di radius 5 kilometer dari kaki Gunung Sinabung kembali ke rumah, karena erupsi bisa terjadi kapan saja, meski geliat Gunung Sinabung relatif menurun dalam sepekan terakhir.
“Mari indahkan imbauan BNPB dan BVMBG demi keselamatan. Saya juga berharap warga yang kini masih tinggal di pengungsian untuk tetap bersabar,” ujar Erry.
Erry menyadari, warga yang tinggal di sedikitnya 42 titik pengungsian, kini telah dihinggapi kejenuhan karena telah berada di lokasi penampungan dalam 5 bulan terakhir. Selain itu, psikologis pengungsi tertekan karena kehilangan tempat tinggal, harta benda dan penghasilan, terutama mereka yang tinggal di radius 3 kilometer dari kaki Gunung Sinabung.
“Saya sudah beberapa kali meninjau sejumlah lokasi yang memungkinkan menjadi lahan relokasi. Salah satunya di Bukit 2000 sekitar 14 kilometer dari Kota Kabanjahe. Lahan itu rencananya akan dihibahkan untuk lokasi perumahan mementara warga korban Sinabung, khusu yang tinggal di radius 3 kilometer,” papar Erry.
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Karo terus mencari lokasi strategis lain, karena Bukit 2000 dinilai tidak mencukupi menampung warga dari 3 desa di radius 3 kilometer dari kaki Gunung Sinabung.
“Lahan yang akan dihibahkan seluas 20 hektar. Lahan ini belum mencukupi. Pemerintah Provinsi dan Pemkan Karo terus mencari lokasi lain, agar seluruh warga di zona berbahaya bisa segera dipindahkan,” tambah Erry.
Sementara pengurus INTI Sumut, Juswan mengatakan, bantuan yang diserahkan berupa bahan sembako, kebutuhan bayi senilai Rp 400 juta ditambah biaya pendidikan bagi anak korban Sinabung sebesar Rp 200 juta.
“Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat Indonesia Thionghoa kepada suadara-saudara kita di lokasi penampungan. Semoga bantuan itu bermanfaat nantinya,” sebut Juswan.
Juswan berharap, pendistribusian bantuan sembako tepat sasaran agar dapat berguna bagi korban erupsi Gunung Sinabung yang membutuhkannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
"Meskipun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG) telah memperbolehkan warga yang tinggal di radius 7 kilometer pulang ke rumah masing-masing, namun harus tetap waspada," katanya usai melepas truck pengangkut bantuan sembako sumbangan masyarakat Indonesia Thionghoa (INTI) dari halaman Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA), di Komplek Perumahan PLN, Glugur Medan, Senin.
Dalam kesempatan tersebut, Erry menyatakan, untuk sementara BNPB dan BVMBG belum memperbolehkan warga yang tingggal di radius 5 kilometer dari kaki Gunung Sinabung kembali ke rumah, karena erupsi bisa terjadi kapan saja, meski geliat Gunung Sinabung relatif menurun dalam sepekan terakhir.
“Mari indahkan imbauan BNPB dan BVMBG demi keselamatan. Saya juga berharap warga yang kini masih tinggal di pengungsian untuk tetap bersabar,” ujar Erry.
Erry menyadari, warga yang tinggal di sedikitnya 42 titik pengungsian, kini telah dihinggapi kejenuhan karena telah berada di lokasi penampungan dalam 5 bulan terakhir. Selain itu, psikologis pengungsi tertekan karena kehilangan tempat tinggal, harta benda dan penghasilan, terutama mereka yang tinggal di radius 3 kilometer dari kaki Gunung Sinabung.
“Saya sudah beberapa kali meninjau sejumlah lokasi yang memungkinkan menjadi lahan relokasi. Salah satunya di Bukit 2000 sekitar 14 kilometer dari Kota Kabanjahe. Lahan itu rencananya akan dihibahkan untuk lokasi perumahan mementara warga korban Sinabung, khusu yang tinggal di radius 3 kilometer,” papar Erry.
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Karo terus mencari lokasi strategis lain, karena Bukit 2000 dinilai tidak mencukupi menampung warga dari 3 desa di radius 3 kilometer dari kaki Gunung Sinabung.
“Lahan yang akan dihibahkan seluas 20 hektar. Lahan ini belum mencukupi. Pemerintah Provinsi dan Pemkan Karo terus mencari lokasi lain, agar seluruh warga di zona berbahaya bisa segera dipindahkan,” tambah Erry.
Sementara pengurus INTI Sumut, Juswan mengatakan, bantuan yang diserahkan berupa bahan sembako, kebutuhan bayi senilai Rp 400 juta ditambah biaya pendidikan bagi anak korban Sinabung sebesar Rp 200 juta.
“Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat Indonesia Thionghoa kepada suadara-saudara kita di lokasi penampungan. Semoga bantuan itu bermanfaat nantinya,” sebut Juswan.
Juswan berharap, pendistribusian bantuan sembako tepat sasaran agar dapat berguna bagi korban erupsi Gunung Sinabung yang membutuhkannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014