Medan, 23/8 (Antara) - Pengusaha Sumatera Utara (Sumut) meminta pemerintah mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah untuk tidak menyulitkan melakukan kontrak dagang tahun 2014.
"Kalau nilai tukar dolar AS terhadap Rupiah tidak stabil, maka akan menyulitkan eksportir-importir nasional melakukan kontrak dagang dengan pembeli/penjual asing untuk bisnis 2014 yang tidak lama lagi akan ditandatangani," kata Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut, Andryanus Simarmata, di Medan, Jumat.
Sejauh ini, menurut dia, pengusaha khususnya eksportir masih aman-aman saja dengan kenaikan nilai dolar AS itu.
Khusus untuk eksportir, kata dia, malah memberikan keuntungan tersendiri karena hitungan harga jual menjadi lebih mahal meski nilai ekspor relatif stabil dengan tren melemah.
Namun, kata dia, pengusaha lebih memilih nilai tukar dolar AS terhadap Rupiah itu bisa stabil guna membuat kepastian berhitung atau menetapkan harga beli dan jual (ekspor).
"Kestabilan itu juga diperlukan untuk menghindari aksi spekulasi yang dilakukan 'trader" atau spekulan di pasar internasional,"katanya.
Menurut dia, harga jual komoditas yang naik-turun dengan tren melemah dampak krisis global memerlukan nilai tukar mata uang yang stabil untuk menghindari fluktuasi harga yang lebih besar dan sering.
Pejabat Sementara Ketua Kadin Sumut Tohar Suhartono menyebutkan, pengusaha memang membutuhkan kestabilan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar AS.
"Dampak negatif ketidakstabilan nilai tukar sangat banyak dan besar khususnya bisa menimbulkan spekulasi dagang,"katanya.
Padahal di tengah krisis ekonomi dengan tren harga ekspor melemah, aksi spekulasi perlu dihindari. ***3***
Biqwanto
(T.E016/B/B. Situmorang/B. Situmorang)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Kalau nilai tukar dolar AS terhadap Rupiah tidak stabil, maka akan menyulitkan eksportir-importir nasional melakukan kontrak dagang dengan pembeli/penjual asing untuk bisnis 2014 yang tidak lama lagi akan ditandatangani," kata Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut, Andryanus Simarmata, di Medan, Jumat.
Sejauh ini, menurut dia, pengusaha khususnya eksportir masih aman-aman saja dengan kenaikan nilai dolar AS itu.
Khusus untuk eksportir, kata dia, malah memberikan keuntungan tersendiri karena hitungan harga jual menjadi lebih mahal meski nilai ekspor relatif stabil dengan tren melemah.
Namun, kata dia, pengusaha lebih memilih nilai tukar dolar AS terhadap Rupiah itu bisa stabil guna membuat kepastian berhitung atau menetapkan harga beli dan jual (ekspor).
"Kestabilan itu juga diperlukan untuk menghindari aksi spekulasi yang dilakukan 'trader" atau spekulan di pasar internasional,"katanya.
Menurut dia, harga jual komoditas yang naik-turun dengan tren melemah dampak krisis global memerlukan nilai tukar mata uang yang stabil untuk menghindari fluktuasi harga yang lebih besar dan sering.
Pejabat Sementara Ketua Kadin Sumut Tohar Suhartono menyebutkan, pengusaha memang membutuhkan kestabilan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar AS.
"Dampak negatif ketidakstabilan nilai tukar sangat banyak dan besar khususnya bisa menimbulkan spekulasi dagang,"katanya.
Padahal di tengah krisis ekonomi dengan tren harga ekspor melemah, aksi spekulasi perlu dihindari. ***3***
Biqwanto
(T.E016/B/B. Situmorang/B. Situmorang)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013