Oleh Evalisa Siregar Medan, 1/8 (Antara) - Inflasi di Sumatera Utara pada Juli mencapai 2,72 persen dan menjadi angka tertinggi di sepanjang tahun ini.

"Sebelum Juli inflasi tertinggi masih di kisaran 1,39 persen pada Januari dan dan Juni 1,28 persen. Inflasi yang tinggi itu dipicu kenaikan harga berbagai barang seperti bawang merah, daging ayam ras, telur dan tarif angkutan kota dan udara," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Suharno di Medan, Kamis.

Harga bawang merah di Medan misalnya naik sebesar 62,80 persen, daging ayam 11,32 persen, telur 10,67 persen dan tarif angkutan kota dan udara masing-masing naik 17,28 persen dan 6,12 persen.

Akibat inflasi yang tinggi di Juli, maka besaran inflasi secara kumulatif di Sumut semakin besar atau mencapai 7.72 persen.

"Pada Juli, semua kota yang dijadikan IHK (indeks harga konsumen) di Sumut mengalami inflasi,"katanya.

Infasi tertinggi terjadi di Padangsidempuan 3,70 persen dsusul Medan, 2,74 persen, Pematangsiantar 2,52 persen serta Sibolga 1,71 persen.

Dia mengakui, tingginya inflasi di Sumut itu merupakan dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan diprediksi pada Agustus nflasi masih tinggii karena ada Bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

"Mudah-mudahan angka inflasi di Agustus bisa ditekan, karena Pemerintah Provinsi dewasa ini sedang dan terus melakukan berbagai upaya agar harga berbagai barang tidak naik lagi menjelang Lebaran," katanya.

Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, inflasi diduga masih berlangsung hingga akhir tahun mengingat banyak faktor yang bisa menjadi pemicu.

Setelah Lebaran, ada momentum Natal dan tahun baru 2013 yang bisa memicu kenaikan harga.

"Pemerintah tampaknya harus masih bekerja keras terus untuk menekan lonjakan inflasi yang sulit dihindari,"katanya.***3*** (T.E016/B/Subagyo/C/Subagyo) 01-08-2013 21:10:52

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013