Medan, 17/5 (Antara) - Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumut Syamsul Hilal mengatakan kriminalitas di Medan saat ini semakin mengkhawatirkan karena aparat pun bisa menjadi korban dari aksi kejahatan tersebut.
"Namun sekarang, aparat pun sudah menjadi korban," kata politisi PDI Perjuangan itu kepada Antara di Medan, Jumat.
Sebelumnya, terjadi pengeroyokan yang dialami salah seorang prajurit TNI AD di kawasan Jalan Puskesmas pada Minggu (12/5) dan penganiayaan yang menewaskan personel Satuan Brimob Polda Sumut di Jalan Sei Serayu pada Jumat (10/5).
Kemudian, terjadi juga perampokan yang disertai pembunuhan terhadap sebuah keluarga di kawasan Namurambe, Kabupaten Deli Serdang serta perampokan yang juga disertai pembunuhan terhadap penjaga rumah di Jalan Jermal VII pada Minggu (12/5)
Memang, kata Syamsul, tingkat kriminalitas tersebut belum sampai membuat
masyarakat takut ke luar rumah atau mengganggu dunia investasi di Sumut.
Namun, jika tidak diambil langkah-langkah antisipasi dengan cepat, dikhawatirkan kriminalitas tersebut akan terus terjadi sehingga menimbulkan kesan Kota Medan tidak aman.
"Nanti orang luar takut datang ke Medan ini," katanya.
Menanggapi hal itu, Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro mengatakan, semua pihak diperbolehkan untuk mengomentari kondisi yang berkembang, termasuk situasi di Kota Medan.
"Namun di Indonesia ini, siapa bisa mendeklarasikan suatu kota aman 100 persen," katanya.
Menurut Kapolda, kota besar seperti Medan penuh dengan dinamika, seperti keberadaan orang datang dari kampung yang tidak memiliki pekerjaan tetapi berupaya
untuk bertahan hidup.
Langkah utama untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan adalah dengan membuka peluang lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat.
Meski demikian, sebagai institusi yang mendapatkan amanat di bidang keamanan, pihaknya tetap membuat berbagai langkah dan kebijakan terkait kamtibmas.
Ia mencontohkan dengan rutinnya pelaksanaan razia, pemberantasan aksi premanisme, hingga tindakan kepolisian lainnya.
Masyarakat juga diimbau untuk mampu menjaga diri, termasuk dengan tidak
melakukan kebiasaan yang dapat mengundang aksi kejahatan. ***2***
Riza Fahriza
(T.I023/B/R. Fahriza/R. Fahriza)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Namun sekarang, aparat pun sudah menjadi korban," kata politisi PDI Perjuangan itu kepada Antara di Medan, Jumat.
Sebelumnya, terjadi pengeroyokan yang dialami salah seorang prajurit TNI AD di kawasan Jalan Puskesmas pada Minggu (12/5) dan penganiayaan yang menewaskan personel Satuan Brimob Polda Sumut di Jalan Sei Serayu pada Jumat (10/5).
Kemudian, terjadi juga perampokan yang disertai pembunuhan terhadap sebuah keluarga di kawasan Namurambe, Kabupaten Deli Serdang serta perampokan yang juga disertai pembunuhan terhadap penjaga rumah di Jalan Jermal VII pada Minggu (12/5)
Memang, kata Syamsul, tingkat kriminalitas tersebut belum sampai membuat
masyarakat takut ke luar rumah atau mengganggu dunia investasi di Sumut.
Namun, jika tidak diambil langkah-langkah antisipasi dengan cepat, dikhawatirkan kriminalitas tersebut akan terus terjadi sehingga menimbulkan kesan Kota Medan tidak aman.
"Nanti orang luar takut datang ke Medan ini," katanya.
Menanggapi hal itu, Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro mengatakan, semua pihak diperbolehkan untuk mengomentari kondisi yang berkembang, termasuk situasi di Kota Medan.
"Namun di Indonesia ini, siapa bisa mendeklarasikan suatu kota aman 100 persen," katanya.
Menurut Kapolda, kota besar seperti Medan penuh dengan dinamika, seperti keberadaan orang datang dari kampung yang tidak memiliki pekerjaan tetapi berupaya
untuk bertahan hidup.
Langkah utama untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan adalah dengan membuka peluang lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat.
Meski demikian, sebagai institusi yang mendapatkan amanat di bidang keamanan, pihaknya tetap membuat berbagai langkah dan kebijakan terkait kamtibmas.
Ia mencontohkan dengan rutinnya pelaksanaan razia, pemberantasan aksi premanisme, hingga tindakan kepolisian lainnya.
Masyarakat juga diimbau untuk mampu menjaga diri, termasuk dengan tidak
melakukan kebiasaan yang dapat mengundang aksi kejahatan. ***2***
Riza Fahriza
(T.I023/B/R. Fahriza/R. Fahriza)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013