SANY Group Tercantum dalam Daftar 10 Studi Kasus ESG Terbaik versi "Forbes China", Buktikan Komitmen pada Keberlanjutan

SANY Group Tercantum dalam Daftar 10 Studi Kasus ESG Terbaik versi

SANY logo

Changsha, Tiongkok, (ANTARA/PRNewswire)- Forbes China telah meluncurkan daftar "China ESG 50" 2024 dan studi kasus ESG yang inspiratif. Dalam daftar ini, Forbes China mencantumkan fasilitas "Lighthouse Factory" SANY di Indonesia yang telah menjalankan praktik ESG terbaik. Pengakuan ini membuktikan status SANY sebagai pemimpin industri yang menyatukan digitalisasi dan aktivitas manufaktur rendah karbon dengan skala dunia. Maka, pengakuan ini menjadi perkembangan penting SANY Group yang selalu mengedepankan aspek keberlanjutan di sektor manufaktur, khususnya di pasar global.

Pengakuan ini mencerminkan integrasi strategi perusahaan dengan prinsip-prinsip tanggung jawab lingkungan hidup, serta menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat membuat perubahan industri. Dengan tercantum dalam daftar ini, SANY tak hanya membuktikan komitmen ESG sebagai strategi bisnis utama, namun juga mencerminkan pendekatan proaktif SANY dalam memimpin berbagai inisiatif transformatif di industri.

Pengakuan Global atas Inovasi Berkelanjutan
Riset Forbes China menyoroti integrasi prinsip ESG dengan kegiatan bisnis inti, strategi, dan model bisnis. Dari sekitar 5.000 studi kasus yang diterima, Forbes China hanya memilih 10 studi kasus dalam daftar tersebut. Menurut Forbes, perusahaan yang sukses kini tidak lagi menganggap ESG sebagai beban usaha, melainkan unsur integral dalam kegiatan bisnis. SANY Group juga berhasil mentransformasi strategi bisnis dengan memasukkan ESG sebagai unsur utama dalam kegiatan operasional, alih-alih biaya.

Fasilitas "Lighthouse Factory" SANY: Tolok Ukur di Sektor Manufaktur Global
Pada 2023, SANY Group meresmikan fasilitas "Lighthouse Factory" pertama di pasar luar negeri yang berlokasi di Indonesia. Fasilitas ini dilengkapi konektivitas jaringan lengkap dan kapabilitas produksi otomatis. Sebagai fasilitas produksi pertama di luar Tiongkok, pabrik tersebut menerapkan arsitektur sistem pintar, termasuk sistem operasional produksi dan sistem pengiriman material otomatis.

Mulai dari manufaktur pintar hingga pabrik pintar, produsen modern ini telah menerapkan prinsip-prinsip ESG dalam proses transformasi. Maka, fasilitas "Lighthouse Factory" yang didirikan SANY di Indonesia telah menjadi tolok ukur di industri. Tak hanya meningkatkan efisiensi operasional dan pengendalian biaya, fasilitas ini juga mengoptimalkan utilisasi sarana sekaligus memangkas konsumsi energi dan limbah.

Mendorong Transformasi Digital Menuju Pembangunan Hijau
Di tengah perkembangan ekonomi digital, SANY gencar mempercepat reformasi digital untuk mendukung metode transformasi hijau. Pada Oktober 2024, SANY Heavy Industry selesai membangun 33 pabrik digital yang kini telah beroperasi. Platform IoT internet industri SANY tersebut kini mendukung konektivitas daring secara seketika (real-time) untuk 18.000 perangkat dan 51.000 kamera--menyatukan pengumpulan, agregasi, analisis data lewat pembuatan model untuk menghasilkan digital twin yang meningkatkan kualitas produk dan memangkas biaya. Sepanjang 2023, proyek penghematan energi dalam kegiatan operasional SANY sukses memangkas biaya energi hingga di atas RMB 100 juta.

"Kami mengintegrasikan berbagai teknologi produksi canggih sehingga SANY tak hanya memimpin inovasi industri, namun juga memperkuat komitmen terhadap praktik berkelanjutan," ujar Xiang Wenbo, Chairman, SANY Group. "Pengakuan Forbes ini membuktikan kerja keras dan komitmen karyawan SANY dalam menjalankan kegiatan manufaktur yang bertanggung jawab."
Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024