Madina (ANTARA) - Sejak tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Pemkab Madina) melalui Dinas Pendidikan telah membangun Sarana dan Prasarana (Sarpras) pendidikan berupa ratusan gedung baru di sekolah-sekolah yang ada di kabupaten ini. Termasuk gedung laboratorium komputer, UKS, ruang kelas inklusif, dan jamban.
"Disdik lewat DAK dan DAU telah membangun ratusan gedung baru, termasuk RKB (ruang kelas baru), dan sarana penunjang," ujar Plt Kepala Dinas Pendidikan Madina, Rahmad Hidayat, Senin (11/11).
Pembangunan prasarana ini, kata Rahmad, merupakan bentuk komitmen Pemkab Madina dalam meningkatkan mutu pendidikan serta menyediakan tempat belajar yang nyaman.
Dia menambahkan, pembangunan UKS dan jamban adalah bagian dari penciptaan lingkungan sekolah yang sehat.
Meski demikian, Rahmad tak menampik masih ada sekolah-sekolah yang butuh perhatian berupa pembangunan atau rehab ruang kelas. Hal itu terjadi karena anggaran yang terbatas dan pengajuan yang harus menunggu persetujuan Kemendikbud.
Dia mengungkapkan, untuk mendapatkan bangunan ruang kelas baru harus ada pengajuan terlebih dahulu dari satuan pendidikan yang bisa dilakukan dengan tiga cara.
Pertama, proposal ke Disdikbud kabupaten setelah terlebih dahulu diunggah di data pokok pendidikan (Dapodik) sarpras. Data dalam aplikasi ini berguna bagi Kemendikdasmen sebagai bahan penilaian kelayakan mendapat bangunan baru.
"Kedua, bisa dilakukan dengan mengajukan proposal lewat musrenbang dengan Bapperida. Ketiga, melalu proposal yang diajukan lewat anggota DPRD atau yang dikenal dengan Pokir Legislatif," lanjutnya.
Rahmad menuturkan, untuk pembangunan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dibagi dalam beberapa program seperti pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya, pembangunan ruang laboratorium komputer, pembangunan ruang UKS, dan pembangunan gedung perspustakaan.
"Termasuk juga pengadaan buku pendukung perpustakaan, alat peraga TIK, dan pengadaan peralatan TIK berupa chrome book," tambah Kadisdik.
Setelah proposal diajukan, lanjut Rahmad, Dinas Pendidikan akan mengevaluasi dan memetakan kebutuhan berdasarkan permohonan untuk dimasukkan dalam daftar prioritas penyaluran dana bersama Bapperida. "Kami mendata ke masing-masing sekolah untuk mengetahui secara riil kondisi sarpras yang dibutuhkan, termasuk analisa kerusakan," sebutnya.
Setelah semua data sinkron, Disdik Madina kemudian menganggarkan dan mengalokasikan dana yang dibutuhkan.
"Jadi, langkah awal dan utama adalah pengajuan dari sekolah di dapodik secara riil. Kalau ini tidak ada, kami tidak tahu kebutuhan sekolah," pungkasnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data yang diperoleh dari Disdik Madina, pada tahun 2021 ada 118 item kegiatan, baik itu pembangunan gedung maupun pengadaan perabot ruang kelas, ruang guru, dan perpustakaan.
Tahun 2022, ada 77 item kegiatan bersumber dari DAK yang didominasi pembangunan fisik berupa laboratorium komputer, UKS, perpustakaan, ruang bermain, dan jamban. Sementara, 22 item kegiatan bersumber dari DAU yang fokus pada pembangunan ruang kelas baru.
Tahun 2023, sebanyak 158 item kegiatan bersumber dari DAK dan 40 item kegiatan dari DAU. Untuk tahun ini, Disdik Madina menyalurkan DAK untuk 84 item yang semuanya adalah pembangunan gedung, termasuk di sekolah swasta.
Disdik Madina juga menganggarkan Rp1,49 miliar DAU untuk pembagunan empat pagar sekolah dan rehabilitasi ruang kelas di sembilan sekolah berbeda.