Jakarta (ANTARA) -
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menuturkan capaian tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,6 persen (yoy).
"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 5,6 persen (yoy)," kata Erwin di Jakarta, Senin.
Perkembangan M2 pada Agustus 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. Penyaluran kredit pada Agustus 2024 tumbuh sebesar 10,9 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 11,7 perse(yoy).
Tagihan bersih kepada pemerintah pusat tumbuh sebesar 12,5 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2024 sebesar 15,9 persen (yoy).
Sementara itu, aktiva luar negeri bersih terkontraksi sebesar 1,1 persen (yoy), setelah terkontraksi sebesar 0,1 persen (yoy) pada Juli 2024.
Kredit yang diberikan hanya dalam bentuk pinjaman (loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker's acceptances), dan tagihan repo.
Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI: Uang beredar tumbuh capai Rp8.973,7 triliun pada Agustus 2024