"Walaupun saat program pelatda berjalan belum ada arahan khusus mengenai akomodasi dan konsumsi, tapi kami sudah mewajibkan atlet tinggal di padepokan WI. Selanjutnya selama tiga hingga empat bulan kami melakukan promosi dan degradasi, kami ingin atlet yang benar-benar berkualitas," katanya.
Pada PON mendatang, WI Sumut tak hanya mengandalkan nomor taolu dan sanda namun ada penambahan nomor tradisional yakni wingchun.
"Ada penambahan satu yakni wingchun (tradisional) yang memperebutkan satu medali emas untuk putra dan putri. Di nomor itu kita menurunkan Charles yang pernah menjadi juara dunia untuk taolu. Kita juga mengandalkan sanda sejak PON Jawa Barat dan Papua. Sementara taolu selalu kita andalkan sejak dulu mendulang medali," katanya.
Ia menambahkan, persaingan di cabang wushu pada PON 2024 diperkirakan ketat karena beberapa daerah juga memiliki atlet nasional.
"Jawa Timur dan DKI Jakarta menjadi ancaman serius untuk taolu, sementara untuk sanda, kemajuan pesat ditunjukkan Jawa Tengah. Di PON mendatang kita akan mengikuti 22 nomor. Saat ini pelatda dihuni 21 atlet plus satu atlet PPLP Sumut," katanya.
Wushu Sumut bertekad jaga tradisi emas di PON
Selasa, 18 Juli 2023 13:28 WIB 1166