Wali Kota Medan Bobby Nasution mengharapkan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemerintah kota setempat agar menjadi sosok yang lebih kreatif dan peduli dalam menjawab setiap permasalahan di daerah ini.
"Selain kreatif dan inovatif, kita juga dituntut lebih kompetitif memperbaharui dan memperbaiki kinerja," ucap Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kota Medan Ferri Ichsan membacakan pesan Wali Kota Medan pada kegiatan pelatihan manajemen strategi pengembangan inovasi daerah berbasis sektor unggulan, di Medan, Rabu.
Beberapa saat sebelum membuka kegiatan pelatihan tersebut, Ferry meminta para ASN Pemkot Medan untuk memperbaiki kinerja mulai pelayanan publik, pemberdayaan dan peran masyarakat serta peningkatan daya saing.
"Pelatihan ini sebagai upaya dalam peningkatan pelayanan publik dan pembaharuan yang saat ini dilakukan menghadirkan inovasi pelayanan publik berbasis teknologi," ujarnya.
Dia mencontohkan aplikasi Medan Smart City sebagai pusat informasi dan media untuk memberikan pelayanan kepada warga, dan juga Layanan Sibisa yang mempermudah pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil.
"Pemkot Medan juga berinovasi memberikan pembinaan kepada pelaku UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) mulai dari modal hingga pemasaran. Inovasi yang kita lakukan dengan e-katalog memfasilitasi UMKM memasarkan produknya," jelasnya. Selain itu, kata dia, pihaknya juga memberdayakan pelaku UMKM sebagai salah satu penopang perekonomian dalam pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19.
"Kita harapkan pertumbuhan ekonomi Kota Medan 4,71 persen pada 2022, bisa ditingkatkan lagi tahun ini. Oleh sebab itu, pelatihan ini guna mendukung pertumbuhan perekonomian Kota Medan," papar Ferry.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Medan Sutan Tolang Lubis melaporkan tujuan pelatihan ini untuk memberikan pemahaman pentingnya inovasi pelayanan publik.
"Artinya ASN yang mengikuti pelatihan ini nanti miliki kemampuan pentingnya inovasi daerah dan dapat mengidentifikasi permasalahan pelayanan publik maupun kebutuhan inovasi," katanya.
Sutan menambahkan pelatihan selama dua hari ini peserta memperoleh sejumlah materi, di antaranya potret kinerja pelayanan publik, identifikasi permasalahan dan kebutuhan pelayanan publik.
"Kita hadirkan fasilitator dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah), dan Universitas Sumatera Utara," tutur Sutan.
"Selain kreatif dan inovatif, kita juga dituntut lebih kompetitif memperbaharui dan memperbaiki kinerja," ucap Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kota Medan Ferri Ichsan membacakan pesan Wali Kota Medan pada kegiatan pelatihan manajemen strategi pengembangan inovasi daerah berbasis sektor unggulan, di Medan, Rabu.
Beberapa saat sebelum membuka kegiatan pelatihan tersebut, Ferry meminta para ASN Pemkot Medan untuk memperbaiki kinerja mulai pelayanan publik, pemberdayaan dan peran masyarakat serta peningkatan daya saing.
"Pelatihan ini sebagai upaya dalam peningkatan pelayanan publik dan pembaharuan yang saat ini dilakukan menghadirkan inovasi pelayanan publik berbasis teknologi," ujarnya.
Dia mencontohkan aplikasi Medan Smart City sebagai pusat informasi dan media untuk memberikan pelayanan kepada warga, dan juga Layanan Sibisa yang mempermudah pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil.
"Pemkot Medan juga berinovasi memberikan pembinaan kepada pelaku UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) mulai dari modal hingga pemasaran. Inovasi yang kita lakukan dengan e-katalog memfasilitasi UMKM memasarkan produknya," jelasnya. Selain itu, kata dia, pihaknya juga memberdayakan pelaku UMKM sebagai salah satu penopang perekonomian dalam pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19.
"Kita harapkan pertumbuhan ekonomi Kota Medan 4,71 persen pada 2022, bisa ditingkatkan lagi tahun ini. Oleh sebab itu, pelatihan ini guna mendukung pertumbuhan perekonomian Kota Medan," papar Ferry.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Medan Sutan Tolang Lubis melaporkan tujuan pelatihan ini untuk memberikan pemahaman pentingnya inovasi pelayanan publik.
"Artinya ASN yang mengikuti pelatihan ini nanti miliki kemampuan pentingnya inovasi daerah dan dapat mengidentifikasi permasalahan pelayanan publik maupun kebutuhan inovasi," katanya.
Sutan menambahkan pelatihan selama dua hari ini peserta memperoleh sejumlah materi, di antaranya potret kinerja pelayanan publik, identifikasi permasalahan dan kebutuhan pelayanan publik.
"Kita hadirkan fasilitator dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah), dan Universitas Sumatera Utara," tutur Sutan.