YKI Sumut gelar sosialisasi penyakit thalasemia dan leukemia
Jumat, 23 Juni 2023 13:41 WIB 2412
Untuk itu Nawal mengajak para peserta sosialisasi pahami penyakit tersebut dan menyebarluaskan kepada keluarga, kerabat, tetangga, dan sesama anggota organisasi.
"Mengapa kegiatan sosialisasi ini penting kita lakukan, karena berdasarkan laporan dari pusat riset biologi Molekuler Eijkman, Indonesia masuk dalam kawasan sabuk thalasemia atau berisiko tinggi, dimana sebagian besar penduduknya sebagai pembawa sifat thalasemia dan penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun," ucap Nawal.
Sementara Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) Prof Ratna Akbari Ganie menjelaskan thalasemia dibagi berdasarkan derajat yang berbeda dari pembentukan sel darah merah yang tidak efektif dan peningkatan penghancuran sel darah merah.
Hal tersebut, kata dia, bisa dilihat dari beberapa ciri fisik, seperti pucat, pembesaran hati/limpa, dan perubahan wajah.
"Adapun tanda dan gejala thalasemia antara lain perubahan tulang/perawakan pendek, pubertas terlambat, ditambah lagi mungkin riwayat keluarga,” ujar Ratna.
Ratna menuturkan untuk pencegahan kedua penyakit tersebut bisa dilakukan dengan memeriksa status (carrier) pembawa sebelum menikah. "Lakukan skrining bagi pasangan baru sebelum mempunyai keturunan, tidak dianjurkan menikah sesama pembawa thalassemia dan jika terlanjur, agar melakukan diagnosis prenatal," ucapnya.